KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, susu segar lebih nikmat dikonsumsi secara langsung daripada susu kemasan.
Namun, susu segar yang diminum secara langsung dapat menyebabkan tubuh terserang penyakit karena belum melalui proses pasteurisasi.
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan susu dalam suhu dan durasi tertentu untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang dapat mengontaminasi susu.
Baca juga: Hobi Konsumsi Daging Mentah, Waspadai Brucellosis
Salah satu bakteri yang kerap ditemukan pada susu tanpa pasteurisasi adalah Brucella, yaitu bakteri penyebab penyakit brucellosis.
Brucellosis merupakan infeksi bakteri yang disebarkan dari hewan ke manusia dan umumnya terjadi pada hewan ternak, seperti sapi, domba, dan kambing.
Manusia terinfeksi bakteri Brucella ketika melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Selain itu, mengonsumsi produk yang tidak terpasteurisasi atau daging mentah dari hewan yang terpapar bakteri Brucella juga dapat menyebabkan brucellosis.
Merangkum Mayo Clinic dan Medline Plus, gejala brucellosis hampir menyerupai gejala flu, seperti:
Gejala brucellosis dapat hilang dalam beberapa minggu atau bulan lalu kembali kambuh.
Baca juga: Alergi Susu
Pada sebagian orang mengalami brucellosis kronis dan merasakan gejala yang berlangsung selama bertahun-tahun meski telah diobati.
Brucellosis kronis ditandai dengan gejala demam yang hilang-muncul, peradangan sendi, dan infeksi pada lapisan dalam jantung atau endokarditis.
Merangkum Mayo Clinic dan WebMD, brucellosis terjadi ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi bakteri Brucella.
Meskipun umumnya brucellosis tidak menyebar antar-manusia, tetapi ibu hamil dan ibu menyusui yang terkena brucellosis dapat menularkan ke bayi mereka.
Selain itu, brucellosis juga dapat menular melalui hubungan seksual dan transfusi darah atau sumsum tulang yang terkontaminasi bakteri Brucella.
Berikut beberapa cara penularan bakteri Brucella, yaitu:
Menurut WebMD, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terpapar bakteri Brucella yang menyebabkan brucellosis, yaitu:
Baca juga: Benarkah Minum Susu Murni Lebih Sehat daripada Susu Pasteurisasi?
Dikutip dari Mayo Clinic, brucellosis biasanya dapat didiagnosis dengan mengambil sampel darah atau sampel sumsum tulang penderita.
Pemeriksaan sampel darah atau tulang di laboratorium bertujuan untuk memeriksa adanya antibodi terhadap brucellosis.
Dokter mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi komplikasi akibat brucellosis, seperti:
Melansir WebMD, brucellosis dapat diobati dengan pemberian antibiotik, seperti:
Baca juga: 5 Susu Alternatif Pengganti Susu Sapi
Dokter biasanya akan meresepkan kombinasi antibiotik jenis doksisiklin dengan rifampisin selama 6 sampai 8 minggu.
Meski telah diobati, tingkat kekambuhan brucellosis sebesar 5 sampai 15 persen dan biasanya infeksi kembali terjadi enam bulan setelah pengobatan.
Pemulihan brucellosis memerlukan waktu selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Merangkum Mayo Clinic dan WebMD, brucellosis dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah brucellosis, yaitu:
Baca juga: 4 Bahaya Susu Sapi Jika Dikonsumsi Berlebihan
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.