KOMPAS.com - Kista pilonidal adalah kantong abnormal di kulit yang biasanya berisi rambut dan serpihan kulit.
Kista pilonidal hampir selalu terletak di dekat tulang ekor di bagian atas celah bokong.
Kista pilonidal biasanya terjadi ketika rambut menusuk kulit dan kemudian menjadi tertanam.
Baca juga: Kista
Jika kista pilonidal terinfeksi, abses yang dihasilkan seringkali sangat menyakitkan.
Kista dapat dikeringkan melalui sayatan kecil atau diangkat melalui pembedahan.
Para ahli belum mengetahui semua penyebab kista pilonidal.
Namun, mereka tahu bahwa rambut yang tumbuh ke dalam yang ditemukan di lipatan bokong menyebabkan infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya kista pilonidal.
Jika tidak diobati, kista pilonidal dapat menyebabkan abses atau rongga sinus.
Keduanya merupakan tanda bahwa infeksi kulit semakin parah.
Siapa pun bisa terkena kista pilonidal, tetapi paling sering terjadi pada pria muda.
Seseorang dapat lebih mungkin mengembangkan kista pilonidal jika:
Ketika terinfeksi, kista pilonidal menjadi massa yang membengkak (abses).
Tanda dan gejala kista pilonidal yang terinfeksi meliputi:
Baca juga: Kenali Apa itu Kista, Jenis, sampai Penyebabnya
Dokter biasanya mendiagnosis kista pilonidal berdasarkan letak dan bagaimana tampilan serta keparahannya.
Sangat jarang, dokter mungkin melakukan pemindaian CT atau MRI untuk mencari rongga sinus (lubang kecil) yang mungkin terbentuk di bawah permukaan kulit.
Tergantung pada tingkat keparahan gejala, pasien mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat kista pilonidal.
Selain itu, ada beberapa metode pengobatan lain yang tersedia selain operasi, antara lain:
Sambil menunggu perawatan, pasien dapat mencoba mengatasi rasa sakit dengan menggunakan kompres hangat di area yang terkena untuk menenangkan kulit.
Apabila kista pilonidal yang terinfeksi menjadi kronis dan tidak diobati dengan benar, pasien berisiko lebih tinggi terkena jenis kanker kulit karsinoma sel skuamosa.
Baca juga: Kista: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Untuk membantu mencegah kista pilonidal, cobalah untuk:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.