Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2021, 22:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fimosis merupakan suatu kondisi ketika kulup terlalu kencang untuk ditarik ke belakang melewati kepala atau kepala penis.

Sebagian besar bayi dan balita yang tidak disunat akan mengalami fimosis karena kelenjar dan kulup tetap terhubung selama beberapa tahun pertama kehidupan.

Sedangkan, terdapat sejumlah faktor risiko fimosis pada orang dewasa yang akan menjadi masalah jika menimbulkan gejala.

Baca juga: Parafimosis

Faktor risiko

Melansir Healthgrades, pada dasarnya penyebab fimosis tidak diketahui.

Namun, terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami fimosis, yaitu:

  • Usia muda
  • Bayi, balita, atau pria yang tidak disunat
  • Menderita diabetes
  • Kebersihan penis yang buruk
  • Ruam popok pada bayi.

Gejala

Menurut Medical News Today, gejala fimosis akan berbeda-beda tergantung dengan tingkat keparahannya, seperti:

Gejala umum

  • Penonjolan kulup, terutama saat buang air kecil
  • Kesulitan buang air kecil
  • Ketidakmampuan untuk menarik kembali kulup
  • Kemerahan
  • Nyeri
  • Pembengkakan pada ujung penis

Gejala kronis

  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya
  • Terjadi peradangan pada penis Gejala yang mungkin mengindikasikan kondisi serius.

Baca juga: Ini Usia Terbaik untuk Anak Laki-laki Sunat

Diagnosis

Berdasarkan Medical News Today, diagnosis fimosis dapat dilakukan dengan cara:

  • Diskusi mengenai gejala yang berdampak pada aktivitas seksual
  • Pemeriksaan riwayat medis termasuk infeksi penis atau cedera yang mungkin Anda alami
  • Pemeriksaan fisik termasuk penis dan kulup
  • Tes urine, mendeteksi infeksi urine atau bakteri di area kulup
  • Tes darah, memeriksa kadar gula darah untuk mendeteksi diabetes.

Perawatan

Menurut Healthgrades, fimosis dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

  • Resep obat atau krim steroid topikal untuk melonggarkan kulup atau mengatasi iritasi
  • Melakukan sunat jika terjadi pembengkakan yang mengganggu buang air kecil
  • Resep krim antijamur atau antibiotik jika terdapat infeksi
  • Operasi untuk melepaskan kulup yang menempel pada kepala penis.

Pencegahan

Menurut Medical News Today, pencegahan fimosis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan penis dengan baik, seperti:

  • Membersihkan penis setiap hari dengan air hangat dan keringkan dengan lembut untuk meningkatkan kebersihan
  • Hindari penggunaan sabun atau sampo pada penis
  • Pastikan untuk mengeringkan area bawah kulup setelah buang air kecil.

Baca juga: Mengenal Manfaat dan Risiko Sunat pada Bayi

Komplikasi

Menurut Medical News Today, fimosis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi seperti:

  • Kesulitan ejakulasi
  • Kesulitan buang air kecil
  • Infertilitas
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Posthitis
  • Infeksi berulang
  • Bekas luka pada lubang penis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau