Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2021, 07:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bronkiektasis adalah kondisi paru-paru yang menyebabkan batuk berlendir karena jaringan parut di bronkus, saluran yang membiarkan udara masuk ke paru-paru.

Kondisi ini cukup umum di antara orang berusia 75 tahun ke atas, tetapi juga bisa terjadi pada orang yang lebih muda.

Ketika itu terjadi, infeksi dapat lebih mudah terjadi dan pernapasan menjadi sulit.

Baca juga: Gagal Napas

Saat pernapasan atau batuk memburuk, kondisi ini disebut eksaserbasi.

Penyebab

Bronkiektasis sering disebabkan oleh peradangan atau infeksi saluran udara yang terus datang kembali.

Kondisi ini kadang-kadang dimulai pada masa kanak-kanak setelah mengalami infeksi paru-paru yang parah atau menghirup benda asing.

Menghirup partikel makanan juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Penyebab lain dari bronkiektasis dapat meliputi:

  • Fibrosis kistik, penyakit yang menyebabkan lendir kental dan lengket menumpuk di paru-paru
  • Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau sindrom Sjögren
  • Penyakit paru-paru alergi
  • Leukemia dan kanker terkait
  • Sindrom defisiensi imun
  • Diskinesia silia primer (penyakit kongenital lain)
  • Infeksi mikobakteri non-TB.

Gejala

Gejala bronkiektasis dapat berkembang dari waktu ke waktu. 

Gejala mungkin terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah kejadian yang menyebabkan bronkiektasis.

Baca juga: 17 Penyebab Batuk Berkepanjangan yang Perlu Diwaspadai

Batuk jangka panjang (kronis) dengan banyak dahak berbau busuk adalah gejala utama bronkiektasis.

Gejala lain yang mungkin terjadi antara lain:

  • Bau napas
  • Batuk darah (lebih jarang pada anak-anak)
  • Kelelahan
  • Kepucatan
  • Sesak napas yang semakin parah jika berolahraga
  • Penurunan berat badan
  • Mengi
  • Demam ringan dan keringat malam
  • Jari clubbing (jarang, tergantung penyebabnya).

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika:

  • Nyeri dada atau sesak napas semakin parah
  • Ada perubahan warna atau jumlah dahak ketika batuk atau disertai berdarah
  • Gejala memburuk atau tidak membaik dengan pengobatan

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik.

Saat mendengarkan denyut di dada dengan stetoskop, dokter mungkin mendengar bunyi klik kecil, menggelegak, mengi, berderak, atau suara lainnya, biasanya di paru-paru bagian bawah.

Tes yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis adalah:

Baca juga: 24 Penyebab Batuk Kronis yang Perlu Diwaspadai

  • Tes presipitin aspergillosis (untuk memeriksa tanda-tanda reaksi alergi terhadap jamur)
  • Tes darah antitripsin alfa-1
  • Rontgen dada
  • CT dada
  • Kultur dahak
  • Hitung darah lengkap (CBC)
  • Tes genetik, termasuk tes keringat untuk cystic fibrosis dan tes untuk penyakit lain (seperti diskinesia silia primer)
  • Tes kulit PPD untuk memeriksa infeksi tuberkulosis di masa lalu
  • Elektroforesis imunoglobulin serum untuk mengukur protein yang disebut imunoglobulin dalam darah
  • Tes fungsi paru-paru untuk mengukur pernapasan dan seberapa baik paru-paru berfungsi
  • Pemeriksaan defisiensi imun.

Perawatan

Pengobatan bronkiektasis ditujukan untuk:

  • Mengontrol infeksi dan dahak
  • Menghilangkan sumbatan jalan napas
  • Mencegah masalah menjadi lebih buruk.

Drainase harian untuk mengeluarkan dahak adalah bagian dari pengobatan.

Seorang terapis pernapasan dapat menunjukkan kepada pasien latihan batuk yang akan membantu.

Selain itu, obat-obatan juga sering diresepkan, seperti:

Baca juga: Batuk Kronis

  • Antibiotik untuk mengobati infeksi
  • Bronkodilator untuk membuka saluran udara
  • Ekspektoran untuk membantu melonggarkan dan mengeluarkan dahak yang kental.

Pembedahan untuk mengangkat (reseksi) paru-paru mungkin diperlukan jika obat tidak bekerja dan penyakitnya berada di area yang kecil atau jika orang tersebut mengalami banyak pendarahan di paru-paru.

Komplikasi

Komplikasi bronkiektasis yang mungkin terjadi ialah:

  • Kor pulmonal
  • Batuk berdarah
  • Tingkat oksigen rendah (dalam kasus yang parah)
  • Pneumonia berulang
  • Depresi (dalam kasus yang jarang terjadi).

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah bronkiektasis kongenital (jenis yang dimiliki sejak lahir).

Namun, ada beberapa cara untuk membantu menghindari kerusakan paru-paru yang menyebabkan bronkiektasis, seperti:

  • Pastikan memvaksinasi anak terhadap penyakit seperti campak dan batuk rejan
  • Jika mengalami infeksi paru-paru jenis apa pun, dapatkan segera perawatan medis
  • Waspadai risiko menghirup benda apa pun, hubungi dokter jika terlanjur menghirup
  • Jauhi zat di udara yang dapat melukai paru-paru seperti asap dan gas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com