KOMPAS.com - Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan.
Delirium biasanya dikaitkan dengan kondisi lain, seperti penyakit parah atau kronis, perubahan keseimbangan metabolik (seperti natrium rendah), obat-obatan, infeksi, pembedahan, atau alkohol.
Karena gejala delirium dan demensia bisa serupa, penjelasan dari anggota keluarga atau orang terdekat penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat.
Baca juga: Penyakit Delirium: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Dalam beberapa kasus, dokter tidak dapat menemukan penyebab delirium.
Namun, beberapa penyebab umum delirium yang diketahui meliputi:
Delirium terbagi menjadi dua jenis, yakni:
Dua jenis delirium menghasilkan gejala yang berbeda.
Gejala cenderung mulai tiba-tiba dan memburuk selama beberapa jam atau hari berikutnya.
Baca juga: Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?
Pasien delirium dapat bertindak seperti mereka mabuk.
Gejala delirium hiperaktif meliputi:
Gejala delirium hipoaktif meliputi:
Dokter dapat mendiagnosis delirium jika pasien:
Setelah menanyakan tentang gejala orang tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Baca juga: Halusinasi
Dokter juga dapat menggunakan tes lain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya, seperti:
Perawatan untuk delirium tergantung pada penyebabnya.
Pilihan pengobatannya meliputi:
Dokter mungkin akan meresepkan obat antipsikotik untuk mengobati agitasi, halusinasi, dan memperbaiki masalah sensorik. Obat antipsikotik meliputi:
Jika kerabat, teman atau seseorang yang sedang dalam perawatan menunjukkan tanda-tanda atau gejala delirium, segera hubungi dokter.
Masukan tentang gejala orang tersebut akan menjadi penting untuk diagnosis yang tepat dan untuk menemukan penyebab yang mendasarinya.
Baca juga: Bagaimana Kelebihan Dopamin Bikin Halusinasi dan Berkaitan dengan Skizofrenia?
Delirium dapat berlangsung hanya beberapa jam atau selama beberapa minggu atau bulan.
Jika masalah yang berkontribusi terhadap delirium ditangani, waktu pemulihan seringkali lebih pendek.
Orang dengan penyakit serius atau kronis mungkin tidak kembali pada tingkat keterampilan berpikir atau fungsi yang mereka miliki sebelum timbulnya delirium.
Delirium pada orang yang sakit parah juga lebih mungkin menyebabkan:
Pendekatan yang paling efektif untuk mencegah delirium adalah dengan menghindari faktor risiko yang dapat memicu suatu episode delirium.
Bukti menunjukkan bahwa strategi tertentu, yakni kebiasaan tidur yang baik, tetap tenang dan berorientasi baik, serta mencegah masalah medis atau komplikasi lain dapat membantu mencegah atau mengurangi keparahan delirium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.