Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2022, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelvic organ prolapse atau prolaps organ panggul merupakan masalah kesehatan ketika organ di panggul tergelincir dari posisi normalnya dan menonjol ke dalam vagina.

Bagian yang terkena bisa berupa rahim (uterus), usus, kandung kemih atau bagian atas vagina.

Prolaps tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Baca juga: 15 Penyebab Nyeri Panggul pada Wanita yang Perlu Diketahui

Gejala biasanya dapat diringankan dengan latihan dasar panggul dan perubahan gaya hidup, tetapi terkadang perawatan medis diperlukan.

Penyebab

Pelvic organ prolaps adalah salah satu jenis kelainan dasar panggul.

Gangguan dasar panggul yang paling umum adalah:

  • Inkontinensia urine (kebocoran urine)
  • Inkontinensia tinja (feses bocor)
  • Prolaps organ panggul (melemahnya otot dan jaringan penyangga organ di panggul).

Prolaps organ panggul terjadi ketika otot atau jaringan ikat panggul tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Faktor risiko yang paling umum adalah:

  • Persalinan pervaginam
  • Tekanan jangka panjang pada perut, seperti termasuk tekanan dari obesitas, batuk kronis, atau sering mengejan saat buang air besar
  • Melahirkan
  • Penuaan
  • Perubahan hormonal selama menopause
  • Riwayat keluarga dengan penyakit sama.

Gejala

Tekanan dari prolaps dapat menyebabkan tonjolan pada vagina yang terkadang dapat dirasakan atau terlihat.

Baca juga: Pelvic Organ Prolapse: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Wanita dengan pelvic organ prolaps biasanya merasakan tekanan yang tidak nyaman selama aktivitas fisik atau seks.

Gejala lain dari pelvic organ prolaps meliputi:

  • Melihat atau merasakan tonjolan dari vagina
  • Perasaan tertekan, tidak nyaman, sakit, atau penuh di panggul
  • Tekanan panggul yang memburuk ketika berdiri atau batuk
  • Kencing bocor (inkontinensia) atau masalah buang air besar.

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul.

Pasien biasanya diminta untuk mengejan atau batuk selama pemeriksaan sehingga dokter dapat melihat kemungkinan prolaps atau kebocoran urine.

Perawatan

Perawatan untuk pelvic organ prolaps tergantung pada jenis prolaps yang dialami, gejala, usia, masalah kesehatan lainnya, dan aktivitas seksual.

Pilihan perawatan dapat meliputi:

  • Alat pencegah kehamilan (pessary)
  • Terapi otot dasar panggul
  • Mengubah kebiasaan makan
  • Pembedahan untuk menopang rahim atau vaginaOperasi untuk menutup vagina.

Baca juga: Nyeri Panggul

Temui dokter umum jika mengalami salah satu gejala prolaps.

Hubungi dokter juga jika melihat benjolan di dalam atau di sekitar vagina.

Komplikasi

Pelvic organ prolaps jarang mengancam nyawa.

Tetapi kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Masalah kontrol kandung kemih (inkontinensia urin)
  • Ketegaran di uretra, yang membuat sulit buang air kecil.
  • Masalah kontrol usus (inkontinensia tinja), dengan tinja cair atau padat keluar
  • Masalah buang air besar saat tinja terjebak
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Infeksi saluran kemih
  • Kerusakan ginjal jika menghalangi buang air kecil.

Pencegahan

Para peneliti sedang mempelajari cara untuk mencegah prolaps organ panggul.

Langkah-langkah berikut dapat mengurangi risiko terkena masalah dasar panggul:

  • Pertahankan berat badan yang sehat atau turunkan berat badan
  • Pilih makanan yang mengandung serat
  • Jangan merokok.

Baca juga: Radang Panggul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau