Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2021, 16:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Dokter Hardja Widjaja
Divalidasi oleh:
Dokter Hardja Widjaja

Dokter di Medical Center Kompas Gramedia

KOMPAS.com - Kebanyakan orang pasti pernah merasakan, rasa membakar dan tidak nyaman di tenggorokan serta sulitnya untuk menelan.

Terlebih, jika cuaca sedang dingin atau tidak teratur. Penyakit ini termasuk ke dalam sakit tenggorokan, yaitu radang tenggorokan atau faringitis.

Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari saat Radang Tenggorokan

Sakit tenggorokan sendiri dapat dibagi berdasarkan bagian tenggorokan yang terinfeksi:

  • Faringitis: radang yang memengaruhi daerah di area belakang mulut (tenggorokan).
  • Tonsillitis: pembengkakan dan kemerahan pada amandel
  • Laringitis: pembengkakan dan kemerahan pada daerah pita suara atau laring

Biasanya, faringitis merupakan tanda pertama seseorang sedang terkena infeksi tenggorokan, baik karena virus atau bakteri.

Jika disebabkan oleh virus, radang tenggorokan dapat sembuh dengan sendirinya.

Di Indonesia, faringitis juga awam dikenal dengan istilah panas dalam.

Faringitis dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga usia lanjut.

Gejala

Beberapa gejala yang timbul saat mengalami faringitis adalah di bawah ini.

  • Sakit tenggorokan
  • Tenggorokan kering dan gatal
  • Sakit saat menelan
  • Sakit saat bicara

Baca juga: 4 Obat Radang Tenggorokan

Infeksi yang menyebabkan faringitis juga dapat menimbulkan gejala berikut.

  • Demam
  • Batuk
  • Pilek dan bersin
  • Nyeri
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah

Diagnosis

Jika anak kesulitan bernapas, menelan, dan mengeluarkan liur (menandakan sulitnya menelan), segera bawa ke dokter.

Sementara itu, jika mengalami permasalahan di bawah ini, segera menghubungi dokter.

  • Sakit tenggorokan lebih dari seminggu
  • Sulit membuka mulut
  • Sulit bernapas
  • Sulit menelan
  • Nyeri sendi
  • Sakit telinga
  • Benjolan di leher
  • Terdapat darah di liur atau ingus
  • Pembengkakan wajah dan leher
  • Demam lebih tinggi dari 38,3 derajat Celcius
  • Ruam

Baca juga: 7 Makanan untuk Penderita Radang Tenggorokan

Penyebab

Terdapat agen virus dan bakteri yang dapat menjadi penyebab faringitis. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Campak
  • Adenovirus, penyebab flu biasa
  • Cacar air croup
  • Batuk rejan
  • Streptokokus Grup A
  • COVID-19

Selain itu, faringitis juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut.

  • Alergi. Alergi terhadap debu, bulu hewan, atau serbuk bunga dapat menimbulkan sakit tenggorokan.
  • Udara kering. Tenggorokan akan terasa gatal dan kasar.
  • Bernapas melalui mulut. Di kala hidung tersumbat sehingga sulit bernapas, seringkali mulut digunakan sebagai alternatif untuk bernapas. Sayangnya, aksi tersebut dapat menyebabkan tenggorokan kering dan sakit.
  • Konsumsi tembakau, alkohol, dan/atau makanan pedas. Konsumsi yang terlalu banyak dapat membuat tenggorokan iritasi.
  • Penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Gangguan sistem pencernaaan di mana asam lambung naik kembali ke saluran makanan (kerongkongan).
  • Infeksi HIV. Seseorang yang terkena HIV memiliki gejala awal mirip sakit dan tenggorokan.
  • Tumor. Tumor berkanker tenggorokan, lidah, atau kotak suara (laring). Gejala lain yang mungkin timbul termasuk suara serak, sulit menelan, pernapasan mengi, benjolan di leher, dan darah dalam air liur atau dahak.

Baca juga: 8 Cara Mudah Atasi Radang Tenggorokan saat Menyusui

Perawatan

Lakukan beberapa cara berikut agar radang tenggorokan terasa membaik.

  • Berkumur dengan kombinasi air hangat dengan ½ sampai 1 sendok teh garam
  • Buat tenggorokan lebih ‘dingin’ dengan camilan dingin seperti es krim
  • Istirahatkan suara hingga tenggorokan terasa lebih baik
  • Minum cairan hangat untuk menenangkan tenggorokan seperti teh panas, kaldu sup, atau kombinasi air hangat dan lemon. Teh herbal juga bisa menjadi opsi

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah faringitis adalah menerapkan pola hidup yang bersih.

  • Cuci tangan secara menyeluruh selama kurang lebih 20 detik, setelah ke toilet, sebelum dan setelah makan, serta setelah bersin dan batuk.
  • Hindari memegang wajah seperti mata, hidung, atau mulut
  • Hindari berbagi peralatan makan, minum, juga makanan
  • Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol sebagai pengganti sabun jika tidak tersedia
  • Hindari orang sakit agar tidak tertular
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau