KOMPAS.com - Ketidaknyamanan pada bagian belakang tenggorokan akibat munculnya benjolan seperti batu berwarna kuning keputihan pada amandel, merupakan gejala batu amandel.
Amandel adalah sepasang jaringan kecil berbentuk oval yang berada di bagian belakang tenggorokan. Amandel umumnya memiliki lekukan atau celah yang disebut kripta tonsil.
Penumpukan partikel makanan, bakteri, atau air liur pada celah-celah atau lekukan permukaan amandel akan menyebabkan endapan kalsium yang menjadi batu amandel.
Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Batu Amandel secara Alami maupun Medis
Batu amandel atau tonsillolith, merupakan benjolan kecil yang terasa keras tetapi tidak menyakitkan dan umumnya tidak berbahaya pada permukaan amandel.
Batu amandel sering kali tidak disadari karena ukurannya dapat berkisar seperti biji beras hingga seukuran buah anggur besar.
Batu amandel dapat menyebabkan bau mulut, sakit tenggorokan, dan nyeri telinga sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan mengurangi rasa percaya diri.
Melansir Healthline, batu amandel memang cukup sulit dilihat tetapi kondisi ini diikuti gejala, seperti:
Batu amandel yang berukuran lebih kecil mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun.
Baca juga: Mengenal Batu Amandel, Salah Satu Penyebab Bau Mulut
Salah satu cara paling umum untuk mengetahui adanya batu amandel adalah menggunakan cermin untuk melihat pertumbuhan batu amandel, misalnya saat membersihkan gigi.
Dikutip dari Everyday Health, batu amandel terbentuk ketika berbagai jenis puing, seperti partikel makanan, air liur, plak, dan sel-sel mati menumpuk atau terjebak di kripta tonsil.
Ketika bakteri dan jamur memakan penumpukan ini maka akan menyebabkan bau yang berbeda. Inilah yang menyebabkan bau mulut.
Seiring waktu, puing-puing pada kripta tonsil akan mengeras atau mengapur hingga membentuk batu. Inilah yang kemudian disebut batu amandel.
Berikut beberapa kondisi yang memicu batu amandel:
Dilansir dari Cleveland Clinic, untuk mendiagnosis batu amandel dapat dengan menggunakan beberapa cara berikut:
Baca juga: Apa itu Operasi Amandel, Manfaat, Risiko, Perawatan Pasca-Operasi?
Jika penderita tidak mengalami gejala apa pun maka batu amandel akan disadari ketika penderita melakukan pencitraan sinar-X untuk masalah kesehatan lain.
Penderita mungkin baru menyadari bahwa terdapat batu amandel pada tenggorokan ketika melakukan pemeriksaan gigi.
Mengutip Healthline, batu amandel biasanya tidak berbahaya tetapi banyak orang yang ingin menghilangkannya karena menyebabkan bau mulut atau rasa tidak nyaman pada area mulut.
Penanganan batu amandel dapat dilakukan secara mandiri atau pengobatan rumahan hingga melakukan prosedur medis.
Berikut beberapa metode rumahan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk menghilangkan atau meredakan ketidaknyamanan batu amandel:
Baca juga: 7 Cara Mengobati Amandel, Tak Selalu dengan Operasi
Sedangkan penanganan medis untuk menghilangkan batu amandel, di antaranya adalah:
Batu amandel jarang menyebabkan komplikasi. Namun, salah satu komplikasi paling serius yang mungkin terjadi akibat batu amandel adalah abses peritonsil.
Abses peritonsil adalah infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah di sekitar tonsil atau amandel.
Batu amandel yang besar juga dapat merusak dan mengganggu jaringan amandel yang normal. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, peradangan, dan infeksi.
Merangkum Cleveland Clinic dan Healthline, beberapa cara mencegah batu amandel meliputi:
Baca juga: 4 Obat Amandel Alami yang Bisa Dijajal di Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.