KOMPAS.com - Sendi merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghubung antartulang.
Sendi juga membantu manusia dapat menggerakkan tubuhnya untuk melakukan berbagai aktivitas.
Sendi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia sehingga ketika muncul masalah pada persendian akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman.
Lutut, siku, pergelangan tangan dan kaki merupakan bagian tubuh yang cukup sering mengalami nyeri sendi.
Baca juga: Mengenal Macam-macam Sendi, Fungsi, dan Contohnya
Namun, nyeri sendi yang terjadi berulang bukanlah hal yang wajar sebab kondisi ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada persendian.
Salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan nyeri pada persendian adalah haemarthrosis, yaitu perdarahan di dalam rongga sendi.
Melansir Medical News Today, haemarthrosis paling sering terjadi pada sendi sinovial, yaitu:
Perdarahan sendi ini dapat terjadi ketika mengalami cedera, tetapi juga dapat terjadi akibat komplikasi dari hemofilia.
Hemofilia adalah kelainan perdarahan genetik yang menyebabkan darah tidak membeku secara normal karena protein pembekuan darah rusak atau hilang.
Haemarthrosis menyebabkan rasa sakit yang parah dan pembengkakan pada sendi, bahkan menyebabkan kelainan bentuk.
Jika kondisi ini tidak segera diobati maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada persendian.
Baca juga: 6 Jenis Olahraga untuk Menjaga Kesehatan Sendi
Hal ini dikarenakan paparan darah yang lama dapat merusak tulang rawan. Akhirnya tulang rawan tidak dapat melindungi tulang dari gesekan.
Tulang yang saling bergesekan inilah yang menimbulkan rasa sakit. Seiring waktu, kondisi ini menyebabkan penderita sulit bergerak pada sendi yang terkena.
Gejala awal seseorang mengalami perdarahan sendi yang mengarah ke haemarthrosis, di antaranya adalah:
Jika tidak segera mendapat penanganan maka haemarthrosis dapat memburuk disertai gejala berikut:
Baca juga: Diabetes Bisa Sebabkan Gangguan Sendi, Kok Bisa?
Merangkum Healthline dan WebMD, jika darah mengalir ke sendi sinovial maka akan menyebabkan kerusakan sendi karena bercampur dengan cairan sinovial.
Ketika hal ini terjadi karena cedera maka kemungkinan besar dapat sembuh dan pulih kembali.
Namun, jika kondisi ini terjadi berulang kali pada persendian maka akan menyebabkan radang sendi.
Pada kerusakan yang parah penderita tidak dapat menggerakkan sendi atau merasa nyeri ketika digerakkan.
Selain itu, terdapat beberapa penyebab lain yang dapat menyebabkan haemarthrosis, yaitu:
Dikutip dari WebMD, untuk mendiagnosis haemarthrosis dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan anamnesis dengan pasien.
Baca juga: 6 Obat Radang Sendi dan Fungsinya
Beberapa pemeriksaan berikut dapat membantu memastikan diagnosis, yaitu:
Dilansir dari Healthline, perdarahan sendi dapat merusak sendi, bahkan menyebabkan kerusakan permanen.
Seiring waktu, jaringan lunak, tendon, dan ligamen di sekitar sendi dapat menyusut dan menyebabkan berkurangnya atau hilangnya rentang gerak pada sendi.
Kerusakan sendi juga dapat meningkatkan risiko perdarahan tambahan pada sendi yang sama, dan menyebabkan:
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi
Perawatan untuk haemarthrosis disesuaikan dengan penyebab yang mendasari kerusakan sendi dan juga seberapa parah kerusakannya.
Jika kondisi medis lain yang menyebabkan perdarahan maka dokter perlu mendiagnosis dan mengobatinya secara terpisah.
Dokter dapat mengobati haemarthrosis, rasa sakit, dan berkurangnya rentang gerak karena kerusakan sendi, dengan operasi.
Pada penderita hemofilia, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli hematologi mengenai penanganan yang tepat.
Namun, umumnya penderita hemofilia melakukan terapi penggantian faktor pembekuan melalui infus dan obat yang dapat merangsang pembentukan faktor pembekuan darah.
Mengutip Medical News Today, berikut beberapa perawatan yang dilakukan untuk penderita haemarthrosis:
Baca juga: 5 Makanan yang Pantang bagi Penderita Nyeri Sendi
Haemarthrosis dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.