Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2021, 17:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fotokeratitis, juga dikenal sebagai keratitis ultraviolet (UV), adalah sindrom akut yang terjadi akibat paparan sinar UV pada mata.

Terpaan sinar ultraviolet dapat merusak kornea dan konjungtiva untuk sementara.

Paparan pada awalnya tidak terlihat oleh pasien, karena ada periode laten (6 sampai 12 jam) antara paparan dan timbulnya gejala.

Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Penyebab

Untuk diketahui, mata bisa rusak akibat paparan sinar ultraviolet.

Secara khusus, sinar UV-A dan UV-B dari matahari dapat menyebabkan kerusakan jangka pendek dan jangka panjang pada mata serta memengaruhi penglihatan.

Meskipun matahari juga memancarkan radiasi UV-C, sinar tersebut diserap oleh lapisan ozon dan tidak merusak mata.

Selain sinar matahari langsung, sumber sinar ultraviolet lain yang dapat menyebabkan fotokeratitis antara lain:

  • Sinar matahari yang dipantulkan ke mata air, pasir, atau semen
  • Lampu yang digunakan di tanning bed atau bilik
  • Cahaya laser
  • Lampu uap merkuri, lampu meja halogen
  • Petir, percikan listrik
  • Peralatan las busur dan lampu fotografi

Menatap langsung ke matahari, seperti saat gerhana matahari juga dapat menyebabkan kerusakan yang lebih lama dan serius pada retina.

Gejala

Jika menderita fotokeratitis, seseorang akan mengalami satu atau lebih gejala berikut:

Baca juga: 8 Penyebab Infeksi Mata dan Cara Mengobatinya

  • Nyeri atau kemerahan pada mata
  • Mata berair
  • Penglihatan kabur
  • Pembengkakan
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Kelopak mata berkedut
  • Sensasi berpasir di mata
  • Kehilangan penglihatan sementara
  • Melihat lingkaran cahaya atau mata silau
  • Sakit kepala
  • Kehilangan penglihatan sementara
  • Perubahan warna dalam penglihatan

Gejala dapat berlangsung dari 6 hingga 24 jam, tetapi biasanya hilang dalam waktu 48 jam.

Semakin lama terpapar sinar UV, semakin parah gejala yang dialami.

Diagnosis

Dokter akan memeriksa mata dan mengajukan pertanyaan tentang aktivitas serta kondisi lingkungan kerja.

Setelah itu, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan mata untuk melihat keparahan dan mengesampingkan kemungkinan penyakit mata lain.

Hal ini dilakukan dengan meneteskan fluorescein pada mata yang akan membantu mendiagnosis ketidakteraturan superfisial pada permukaan kornea.

Jika gejala fotokeratitis terus mengganggu selama lebih dari satu atau dua hari, segera temui dokter.

Baca juga: Konsumsi Suplemen Baik Untuk Kesehatan Mata, Benarkah?

Anda perlu memeriksakan diri ke dokter segera jika memiliki salah satu dari gejala berikut:

  • Melihat lingkaran cahaya
  • Penglihatan kabur, redup, atau terdistorsi
  • Adanya area bayangan di bidang tengah penglihatan
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Masalah dengan penglihatan ketika malam

Perawatan

Fotokeratitis biasanya sembuh dengan sendirinya dalam satu hingga dua hari.

Perawatan untuk kondisi ini biasanya berpusat pada pengurangan gejala sehingga pengidap bisa merasa lebih nyaman.

Jika merasa memiliki gejala fotokeratitis, dokter biasanya merekomendasikan pereda nyeri atau obat tetes mata antibiotik.

Tips perawatan di bawah ini juga dapat dicoba untuk meredakan gejala:

  • Lepaskan lensa kontak
  • Tahan keinginan untuk menggosok mata
  • Gunakan kompres dingin.
  • Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen
  • Gunakan kacamata hitam jika di luar ruangan
  • Gunakan obat tetes mata
  • Hindari riasan seperti bulu mata palsu yang dapat semakin mengiritasi mata
  • Jaga agar mata tetap jernih

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Jaga Kesehatan Mata

Komplikasi

Paparan jangka panjang radiasi UV bahkan dalam jumlah kecil dapat meningkatkan risiko terkena katarak atau degenerasi makula.

Selain itu, paparan UV jangka panjang juga dapat menyebabkan peningkatan jaringan pada permukaan mata yang disebut pingueculae dan pterygia.

Menggunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan dapat mengurangi risiko ini.

Pencegahan

Fotokeratitis dapat dicegah dengan cara berikut:

  • Kenakan pelindung mata yang tepat seperti kacamata hitam ketika berada di luar ruangan
  • Kenakan topi atau visor bertepi lebar saat pergi ke luar ruangan.
  • Gunakan alat pelindung mata yang tepat jika terpapar radiasi UV di tempat kerja.
  • Temui spesialis perawatan mata setidaknya setahun sekali untuk pemeriksaan mata lengkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau