Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2021, 16:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecemasan atau anxiety merupakan respons tubuh yang alami saat mengalami stres. Perasaan ini mencakup soal takut dan khawatir akan apa yang akan terjadi.

Misalnya, hari pertama kerja, hari pertama ujian, atau memberikan pidato di muka umum dapat membuat kebanyakan orang merasa takut dan gugup.

Bagi beberapa orang, rasa cemas dapat ditangani atau "sembuh" dengan sendirinya dalam waktu singkat.

Baca juga: Sering Overthinking? Awas Bisa Jadi Anda Mengidap Gangguan Kecemasan

Namun, rasa cemas juga dapat menjadi sulit dikendalikan bagi sebagian orang lainnya.

Perasaan cemas datang secara konstan dan seringkali memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini disebut dengan gangguan kecemasan atau anxiety disorder.

Jenis

Kecemasan dapat menjadi gejala utama dari beberapa kondisi. Beberapa di antaranya termasuk di bawah ini.

  • Gangguan panik. Serangan panik berulang pada waktu tak terduga. Penderita gangguan serangan panik dapat merasa terus ketakutan akan serangan panik berikutnya.
  • Fobia. Ketakutan berlebihan terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu, seperti klaustrofobia (ketakutan terhadap tempat sempit) atau tripofobia (ketakutan terhadap lubang-lubang kecil berdekatan).
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD). Kecemasan setelah peristiwa traumatis.
  • Gangguan Kecemasan Sosial. Ketakutan ekstrim akan dihakimi oleh orang lain dalam situasi sosial.
  • Gangguan kecemasan perpisahan. Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
  • Bisu selektif. Kesulitan anak-anak untuk berbicara secara konsisten dalam situasi tertentu, seperti sekolah. Namun, dalam situasi lain (di rumah, dengan orang terdekat) dapat berbicara dengan lancar. Gangguan ini dapat menghambat pendidikan, pekerjaan, dan fungsi sosial.

Gejala

Salah satu yang banyak orang ingin tahu mengenai kondisi ini adalah apa yang dirasakan orang anxiety. Berikut beberapa gejala umum dari kecemasan.

Baca juga: 3 Cara Atasi Kecemasan

  • merasa gugup, gelisah, atau tegang
  • merasa bahaya, panik, atau malapetaka akan datang
  • detak jantung meningkat
  • napas memburu (hiperventilasi)
  • berkeringat
  • gemetar
  • merasa lemah atau lelah
  • sulit berkonsentrasi atau memikirkan hal lain selain kekhawatiran
  • sulit tidur
  • mengalami masalah gastrointestinal (pencernaan)
  • sulit mengendalikan rasa khawatir
  • memiliki dorongan untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu kecemasan

Diagnosis

Penyakit mental bukanlah sesuatu yang perlu dirasa malu atau tabu. Segera cari bantuan profesional jika:

  • terus merasa khawatir dan mengganggu pekerjaan, hubungan, atau bagian lain dari hidup
  • rasa takut, khawatir, dan cemas membuat kesal dan sulit untuk dikendalikan
  • merasa tertekan, mengalami masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba
  • berasumsi kecemasan yang ada terkait dengan kesehatan fisik
  • memiliki pikiran atau perilaku untuk bunuh diri secara berulang

Jika memiliki gejala, spesialis kesehatan mental akan memeriksa dengan mengajukan pertanyaan soal riwayat kesehatan.

Spesialis kesehatan mental juga akan memberikan evaluasi psikologis berupa tes atau alat untuk membantu membuat diagnosis.

Baca juga: Waspadai, 4 Dampak Buruk Kecemasan Berlebih Pada Fisik

Dokter mungkin akan menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) sebagai panduan pembanding gejala untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.

Faktor Risiko

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kecemasan.

  • Trauma. Orang yang mengalami pelecehan atau menyaksikan pengalaman traumatis memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan, khususnya anak-anak.
  • Stres akibat suatu penyakit. Memiliki kondisi kesehatan yang buruk atau penyakit serius dapat menyebabkan kekhawatiran signifikan akan masa depan.
  • Penumpukan stres. Berbagai masalah dari suatu kondisi tertentu dapat memicu kecemasan berlebih, seperti masalah keuangan, pekerjaan, dan keluarga.
  • Kepribadian. Orang dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, seperti depresi.
  • Memiliki kerabat dengan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan bersifat genetik dan dapat diturunkan dalam keluarga.
  • Narkoba atau alkohol yang disalahgunakan dapat memicu atau memperburuk kecemasan.

 

Perawatan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani gangguan kecemasan, di antaranya pengobatan dan terapi.

Pengobatan

Beberapa jenis obat dapat meringankan gejala, tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dimiliki atau adanya masalah kesehatan mental atau fisik lainnya.

Beberapa di antaranya mungkin:

Baca juga: Ciri-ciri Gangguan Kecemasan

  • antidepresan tertentu untuk mengobati gangguan kecemasan
  • anti-kecemasan seperti buspirone

Dalam kondisi tertentu, dokter juga mungkin meresepkan obat lain seperti obat penenang.

Banyak orang mungkin ingin tahu berapa lama pengobatan gangguan kecemasan. Hal ini sulit dijawab secara pasti.

Namun, obat-obat tersebut dapat menghilangkan gejala kecemasan jangka pendek dan bukan untuk digunakan dalam jangka panjang.

Psikoterapi

Konseling ini dapat membantu penderita memelajari bagaimana emosi dapat memengaruhi tingkah laku. Seringkali konseling ini juga disebut sebagai terapi bicara.

Terapis akan mendengarkan dan meminta penderita untuk berbicara lebih dalam mengenai apa yang dipikirkan atau dirasakan.

Lalu, sang terapis akan memberi saran untuk penderita dapat lebih memahami atau dapat mengelola perasaannya lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau