Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2021, 20:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Konten Sensitif
Divalidasi oleh:
Konten Sensitif

Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.

KOMPAS.com - Kutil kelamin adalah pertumbuhan daging yang berkembang di sekitar alat kelamin atau anus.

Kondisi ini merupakan salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi.

Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV).

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari

Tidak ada obat untuk infeksi ini, tetapi ada berbagai cara untuk menghilangkan kutil kelamin.

Sebagian besar metode mengharuskan seseorang untuk menemui penyedia layanan kesehatan.

Penyebab

Human papillomavirus (HPV) menyebabkan kutil kelamin. Ada lebih dari 40 jenis HPV yang mempengaruhi area genital.

Kutil kelamin hampir selalu menyebar melalui kontak seksual.

Kutil tidak selamanya harus terlihat untuk menyebarkan infeksi ke pasangan seksual.

Kebanyakan orang yang aktif secara seksual terinfeksi HPV genital pada suatu waktu.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi meliputi:

  • Melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan banyak pasangan
  • Pernah mengalami infeksi menular seksual lainnya
  • Berhubungan seks dengan pasangan yang riwayat seksualnya tidak diketahui
  • Menjadi aktif secara seksual di usia muda
  • Memiliki sistem kekebalan yang terganggu, seperti HIV atau obat-obatan dari transplantasi organ

Gejala

Pada wanita, kutil kelamin dapat tumbuh di vulva, dinding vagina, area antara alat kelamin luar, anus, dan leher rahim.

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker

Pada pria, kutil kelamin terjadi di ujung atau batang penis, skrotum, atau anus.

Kutil kelamin juga dapat berkembang di mulut atau tenggorokan setelah melakukan kontak seksual oral dengan orang yang terinfeksi.

Tanda dan gejala kutil kelamin antara lain:

  • Pembengkakan kecil, berwarna daging, coklat atau merah muda di area genital
  • Bentuk seperti kembang kol yang disebabkan oleh beberapa kutil yang berdekatan
  • Gatal atau ketidaknyamanan di area genital
  • Pendarahan saat berhubungan

Diagnosis

Kutil kelamin sering didiagnosis dengan melihat penampilan area genital saja.

Terkadang biopsi bisa diperlukan, seperti:

  • Tes pap
  • Tes HPV

Perawatan

Perawatan kutil kelamin yang dapat diterapkan langsung ke kulit meliputi:

  • Krim imiquimod 
  • Podofilin dan podofiloks
  • Asam trikloroasetat
  • Sinecatechin

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal

Jangan mencoba mengobati kutil kelamin dengan penghilang kutil yang dijual bebas.

Obat-obatan tersebut tidak dimaksudkan untuk digunakan di area genital.

Jika pengobatan di atas tidak manjur atau berada pada kondisi hamil, operasi dapat menjadi jalan tengah.

Operasi atau pembedahan yang biasa dilakukan antara lain:

  • Pembekuan dengan nitrogen cair (krioterapi)
  • Elektrokauter
  • Eksisi bedah
  • Perawatan laser

Temui dokter segera jika seseorang atau pasangannya mengalami benjolan serupa kutil di area genital.

Komplikasi

Komplikasi infeksi HPV yang menyebabkan kutil kelamin meliputi:

  • Kanker, terutama kanker serviks
  • Masalah selama kehamilan

Pencegahan

Orang yang aktif secara seksual dapat mengurangi risiko mengembangkan kutil kelamin dalam beberapa cara, seperti:

  • Menggunakan pengaman ketika berhubungan seks, seperti kondom
  • Mendapatkan vaksin HPV
  • Melakukan pemeriksaan IMS secara teratur, terutama sebelum berhubungan dengan pasangan baru.

Baca juga: Cara Menyembuhkan Kutil Kelamin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau