Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2021, 14:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tamponade jantung merupakan kondisi medis serius saat terdapat cairan atau darah yang mengisi ruang antara kantung yang membungkus jantung dan otot jantung, perikardial.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan adanya tekanan ekstrem pada jantung.

Akibatnya, ventrikel jantung tidak dapat berkembang sepenuhnya dan fungsi jantung tidak berjalan baik.

Baca juga: 11 Penyebab Kenapa Detak Jantung Lambat

Tamponade jantung dapat menyebabkan kegagalan organ, syok, dan mengancam nyawa.

Gejala

Gejala pada tamponade jantung dapat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari.

Beberapa gejala yang mungkin dialami penderita tamponade jantung, yaitu:

  • peningkatan tekanan vena jugularis
  • tekanan dada
  • pengeluaran urin menurun
  • kebingungan atau linglung
  • disforia
  • Kecemasan dan gelisah
  • rasa sakit yang tajam yang terasa hingga ke leher, bahu, punggung, atau area perut
  • Kesulitan bernapas
  • rasa tidak nyaman
  • lemas
  • pucat atau kulit yang kebiruan atau keabu-abuan
  • palpitasi
  • napas memburu
  • bengkak pada kaki atau perut
  • kulit kekuningan

Penyebab

Tamponade jantung merupakan akibat dari penetrasi perikardium, kantung tipis berdinding ganda yang melapisi jantung.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung

Jika perikardium terisi darah atau cairan lainnya, jantung dapat tertekan dan mengurangi kadar oksigen yang dipompa ke seluruh tubuh.

Melansir healthlline, penetrasi perikardial atau akumulasi cairan dapat disebabkan oleh:

  • luka tembak atau tusukan
  • trauma tumpul pada dada akibat kecelakaan mobil atau industri
  • Perforasi yang tidak disengaja setelah katerisasi jantung, angiografi, atau pemasangan alat pacu jantung
  • tusukan yang dibuat selama penempatan kateter vena sentral, kateter yang digunakan untuk memberikan cairan atau obat-obatan kanker yang telah menyebar ke kantung perikardial, seperti kanker payudara atau paru-paru
  • aneurisma aorta yang pecah
  • peradangan pada perikardium (perikarditis)
  • lupus, penyakit peradangan sistem kekebalan yang secara keliru menyerang jaringan sehat
  • radiasi tingkat tinggi di dada
  • hipotiroidisme, meningkatkan risiko penyakit jantung
  • serangan jantung
  • gagal ginjal
  • infeksi yang memengaruhi jantung

Diagnosis

Terdapat tiga tanda khusus yang dapat dikenali dokter untuk mendiagnosis tamponade jantung, disebut dengan triad Beck.

Tanda khusus yang dimaksud, adalah:

Baca juga: 11 Ciri-ciri Penyakit Jantung di Usia Muda

  • tekanan darah rendah dan nadi lemah akibat volume darah yang dipompa jantung berkurang
  • vena leher memanjang akibat kesulitan mengembalikan darah ke jantung
  • detak jantung cepat sekaligus suara jantung yang teredam akibat lapisan cairan yang meluas di area perikardium

Pemeriksaan fisik juga dapat meliputi:

  • napas memburu
  • denyut jantung lebih dari 100 (normalnya 60 hingga 100 denyut per menit)
  • pembuluh darah leher yang mungkin menggembung (distensi), meskipun tekanan darahnya rendah
  • denyut nadi perifer lemah atau tidak terdeteksi

Tes lain yang dapat dilakukan juga dapat termasuk:

  • CT atau MRI dada
  • rontgen dada
  • angiografi koroner
  • EKG
  • kateterisasi jantung kanan

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul akibat tamponade jantung, yaitu:

  • gagal jantung
  • edema paru
  • berdarah
  • syok
  • kematian

Baca juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Jantung di Masa Pandemi Covid-19 menurut Ahli Perki

Perawatan

Tamponade jantung pada umumnya merupakan keadaan darurat. Dibutuhkan pengangkatan cairan perikardial dengan cepat.

Prosedur yang paling umum untuk menanganinya adalah perikardiosentesis.

Cara ini melibatkan jarum dan tabung tipis panjang (kateter) yang digunakan untuk mengeluarkan cairan.

Cara lain yang mungkin dilakukan adalah di bawah ini.

  • Terapi yang berfokus pada penyebab penumpukan cairan, seperti antibiotik untuk infeksi bakteri
  • Observasi ketat dengan banyak dilakukannya ekokardiogram
  • Obat atau cairan untuk meningkatkan tekanan darah
  • Obat pereda nyeri, seperti aspirin
  • Obat anti-inflamasi seperti aspirin, ibuprofen, steroid, atau colchicine
  • Obat untuk membantu jantung berdetak lebih kuat
  • Transfusi darah jika penumpukan cairan disebabkan oleh trauma atau setelah operasi jantung terbuka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau