KOMPAS.com - Eklampsia adalah timbulnya kejang atau koma baru pada ibu hamil dengan preeklamsia.
Kejang ini tidak terkait dengan kondisi otak ibu hamil.
Untuk diketahui, eklampsia termasuk penyakit yang jarang terjadi.
Baca juga: Penyebab dan Tanda Preeklamsia
Penyebab pasti dari eklampsia tidak diketahui.
Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat memicu atau meningkatkan risiko eklampsia. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko antara lain:
Wanita dengan risiko tinggi kejang sering mengalami preeklamsia berat dengan temuan seperti:
Melansir Medline Plus, gejala eklampsia meliputi:
Baca juga: Perbedaan Preeklamsia Ringan dan Preeklamsia Berat
Sebagian besar wanita akan mengalami gejala preeklamsia ini sebelum kejang:
Cari perawatan medis segera jika ibu hamil memiliki salah satu dari gejala berikut:
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari penyebab kejang.
Tekanan darah dan laju pernapasan akan diperiksa secara teratur.
Tes darah dan urine dapat dilakukan untuk memeriksa:
Baca juga: 6 Cara Mencegah Preeklamsia pada Ibu Hamil
Perawatan utama untuk mencegah preeklamsia berat berkembang menjadi eklampsia adalah melahirkan sang bayi.
Membiarkan kehamilan berlanjut bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
Ibu hamil akan diberikan obat untuk mencegah kejang. Obat-obatan ini disebut antikonvulsan.
Dokter juga biasanya akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Jika tekanan darah tetap tinggi, persalinan bisa diperlukan, meskipun sebelum waktu normal bayi lahir.
Wanita dengan eklampsia atau preeklamsia memiliki risiko lebih tinggi untuk:
Cara mencegah eklampsia adalah dengan mengobati preeklamsia.
Mendapatkan perawatan medis selama kehamilan penting untuk mencegah komplikasi.
Hal ini memungkinkan masalah seperti preeklamsia untuk dideteksi dan diobati sedari dini.
Baca juga: 10 Ciri-ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.