Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2021, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ataksia merupakan kondisi kurangnya kontrol otot atau koordinasi gerakan sukarela, seperti berjalan atau mengambil benda.

Ataksia dapat memengaruhi berbagai gerakan seperti membuat kesulitan berbicara, gerakan mata, dan menelan.

Ataksia persisten biasanya terjadi akibat kerusakan pada bagian otak yang mengontrol koordinasi otot (otak kecil).

Baca juga: Mengenal Distonia, Penyebab Gerakan Otot dan Postur Tubuh Abnormal

Banyak kondisi yang dapat menyebabkan ataksia, termasuk penyalahgunaan alkohol, obat-obatan tertentu, stroke, tumor, cerebral palsy, degenerasi otak, dan multiple sclerosis.

Gen disabilitas yang diwariskan juga dapat menyebabkan kondisi tersebut.

Penyebab

Ataksia terjadi ketika ada kerusakan pada otak kecil (bagian otak yang mengkoordinasikan gerakan).

Ada banyak penyebab ataksia, baik karena cedera akut atau infeksi, atau proses degeneratif kronis.

Kondisi yang bisa menjadi penyebab ataksia antara lain:

  • Trauma kepala
  • Pukulan atau benturan
  • Cerebral palsy
  • Penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, sarkoidosis, penyakit celiac dan kondisi autoimun lainnya
  • Infeksi, seperti cacar air, HIV dan penyakit lyme
  • Sindrom paraneoplastik
  • Kelainan pada otak
  • Efek samping potensial dari obat-obatan tertentui.
  • Keracunan alkohol dan obat-obatan
  • Kekurangan vitamin E, vitamin B-12 atau tiamin
  • Masalah tiroid
  • Infeksi Covid-19.

Baca juga: 13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai

Ataksia diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama berdasarkan penyebabnya.

Kategori tersebut adalah:

  • Acquired ataksia, disebabkan oleh faktor eksternal termasuk trauma, kekurangan vitamin, paparan alkohol atau obat-obatan, infeksi, atau kanker
  • Ataksia genetik, terjadi ketika seseorang memiliki gen yang rusak yang diturunkan di antara anggota keluarga.
  • Ataksia idiopatik, penyebab yang belum diketahui

Gejala

Gejala ataksia tergantung pada jenis kondisi yang dimiliki seseorang. Dalam kebanyakan kasus, orang dengan ataksia tampak lebih kikuk.

Gejalanya bisa meliputi:

  • Koordinasi menurun
  • Kesulitan berjalan
  • Gangguan keseimbangan dengan sering jatuh
  • Masalah jantung
  • Kehilangan keterampilan motorik halus
  • Tremor otot
  • Bicara cadel
  • Masalah penglihatan.

Diagnosis

Dokter mempertimbangkan banyak faktor saat mendiagnosis ataksia.

Baca juga: 3 Asam Amino Esensial yang Paling Berperan untuk Pertumbuhan Otot

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga untuk melakukan diagnosis

Dokter juga dapat menggunakan tes lain untuk menemukan penyebab dan mengklasifikasikan ataksia. Pemeriksaan biasanya melalui:

  • MRI
  • Tes darah
  • Tes genetik

Perawatan

Tidak ada obat khusus untuk ataksia, tetapi umumnya dokter merekomendasikan pengobatan simtomatik.

Perawatan tergantung pada gejala individu masing-masing orang.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengelola gejala untuk meningkatkan kenyamanan dan mobilitas.

Obat-obatan dapat membantu mengelola gejala seperti tremor dan pusing.

Obat-obatan tertentu juga dapat mengontrol masalah otot yang mempengaruhi organ termasuk kandung kemih, jantung, dan mata.

Terapi fisik, bicara, dan okupasi juga dapat membantu mengelola gejala.

Terapi fisik dan latihan khusus sangat penting untuk membantu menjaga keseimbangan dan mobilitas, dan untuk mempelajari cara-cara baru untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Kram Otot

Orang dengan ataksia biasanya memerlukan tongkat, alat bantu jalan, kursi roda, atau skuter bermotor untuk bergerak dengan lebih aman dan mudah.

Hubungi penyedia layanan kesehatan segera jika mengalami gejala ataksia yang disebutkan di atas.

Komplikasi

Ketidakmampuan untuk bergerak dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti luka tekan, cedera, dan pembekuan darah.

Kehilangan keseimbangan juga dapat membuat sulit berjalan atau bergerak.

Pencegahan

Ataksia merupakan tanda dari penyakit yang mendasarinya, karena itu, kondisi ini belum tentu dapat dicegah.

Namun, menghindari penyebab eksternal ataksia seperti bahan kimia dan lingkungan tertentu dapat mencegah beberapa individu dari ataksia.

Saat ini, penyebab genetik tidak dapat dicegah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau