KOMPAS.com - Ataksia merupakan kondisi kurangnya kontrol otot atau koordinasi gerakan sukarela, seperti berjalan atau mengambil benda.
Ataksia dapat memengaruhi berbagai gerakan seperti membuat kesulitan berbicara, gerakan mata, dan menelan.
Ataksia persisten biasanya terjadi akibat kerusakan pada bagian otak yang mengontrol koordinasi otot (otak kecil).
Baca juga: Mengenal Distonia, Penyebab Gerakan Otot dan Postur Tubuh Abnormal
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan ataksia, termasuk penyalahgunaan alkohol, obat-obatan tertentu, stroke, tumor, cerebral palsy, degenerasi otak, dan multiple sclerosis.
Gen disabilitas yang diwariskan juga dapat menyebabkan kondisi tersebut.
Ataksia terjadi ketika ada kerusakan pada otak kecil (bagian otak yang mengkoordinasikan gerakan).
Ada banyak penyebab ataksia, baik karena cedera akut atau infeksi, atau proses degeneratif kronis.
Kondisi yang bisa menjadi penyebab ataksia antara lain:
Baca juga: 13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai
Ataksia diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama berdasarkan penyebabnya.
Kategori tersebut adalah:
Gejala ataksia tergantung pada jenis kondisi yang dimiliki seseorang. Dalam kebanyakan kasus, orang dengan ataksia tampak lebih kikuk.
Gejalanya bisa meliputi:
Dokter mempertimbangkan banyak faktor saat mendiagnosis ataksia.
Baca juga: 3 Asam Amino Esensial yang Paling Berperan untuk Pertumbuhan Otot
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga untuk melakukan diagnosis
Dokter juga dapat menggunakan tes lain untuk menemukan penyebab dan mengklasifikasikan ataksia. Pemeriksaan biasanya melalui:
Tidak ada obat khusus untuk ataksia, tetapi umumnya dokter merekomendasikan pengobatan simtomatik.
Perawatan tergantung pada gejala individu masing-masing orang.
Tujuan pengobatan adalah untuk mengelola gejala untuk meningkatkan kenyamanan dan mobilitas.
Obat-obatan dapat membantu mengelola gejala seperti tremor dan pusing.
Obat-obatan tertentu juga dapat mengontrol masalah otot yang mempengaruhi organ termasuk kandung kemih, jantung, dan mata.
Terapi fisik, bicara, dan okupasi juga dapat membantu mengelola gejala.
Terapi fisik dan latihan khusus sangat penting untuk membantu menjaga keseimbangan dan mobilitas, dan untuk mempelajari cara-cara baru untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Kram Otot
Orang dengan ataksia biasanya memerlukan tongkat, alat bantu jalan, kursi roda, atau skuter bermotor untuk bergerak dengan lebih aman dan mudah.
Hubungi penyedia layanan kesehatan segera jika mengalami gejala ataksia yang disebutkan di atas.
Ketidakmampuan untuk bergerak dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti luka tekan, cedera, dan pembekuan darah.
Kehilangan keseimbangan juga dapat membuat sulit berjalan atau bergerak.
Ataksia merupakan tanda dari penyakit yang mendasarinya, karena itu, kondisi ini belum tentu dapat dicegah.
Namun, menghindari penyebab eksternal ataksia seperti bahan kimia dan lingkungan tertentu dapat mencegah beberapa individu dari ataksia.
Saat ini, penyebab genetik tidak dapat dicegah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.