Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2021, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tulang selangka adalah tulang yang menghubungkan bagian atas dari tulang rusuk ke tulang belikat.

Tulang selangka dapat dirasakan dengan mudah saat menyentuh area antara leher dan bahu karena sebagian besar tulang selangka hanya ditutupi oleh kulit, bukan otot.

Berada di area bahu, tulang selangka kerap mengalami cedera atau trauma yang menimbulkan masalah pada tulang selangka.

Baca juga: Patah Tulang

Hantaman atau pukulan langsung ke bahu, bahkan dapat menyebabkan tulang selangka patah atau mengalami keretakan.

Kondisi ini disebut patah tulang selangka, yaitu salah satu cedera yang paling umum terjadi, khususnya pada anak-anak dan remaja.

Patah tulang selangka paling sering terjadi karena terjatuh, cedera olahraga, dan cedera kecelakaan lalu lintas.

Tidak hanya dialami oleh anak-anak atau orang dewasa, patah tulang selangka juga dapat terjadi pada bayi selama proses persalinan.

Patah tulang selangka atau fraktur clavicula, merupakan kondisi yang menyakitkan dan membuat lengan sulit untuk digerakkan.

Meskipun demikian, dengan penanganan medis yang tepat, kondisi ini dapat disembuhkan.

Gejala

Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala patah tulang selangka, di antaranya:

  • Terdengar suara retakan saat tulang patah atau saat menggerakkan bahu atau lengan
  • Peningkatan rasa sakit saat mencoba menggerakkan bahu atau lengan
  • Bahu merosot ke bawah atau ke depan karena tulang belikat tidak lagi menopangnya
  • Kesulitan menggerakkan atau mengangkat lengan
  • Pembengkakan, memar, dan nyeri tekan di sepanjang tulang selangka
  • Benjolan pada atau di dekat bahu
  • Mati rasa atau kesemutan akibat patahan tulang melukai saraf yang ada di lengan
  • Patah tulang yang merobek jaringan kulit menyebabkan perdarahan.

Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal

Penyebab

Merangkum Mayo Clinic dan Healthline, patah tulang selangka umumnya disebabkan oleh pukulan langsung ke bahu.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan patah tulang selangka, meliputi:

  1. Jatuh dengan posisi bahu menimpa tanah atau dengan posisi lengan terentang
  2. Benturan atau pukulan langsung pada bahu karena olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti hoki dan sepak bola
  3. Cedera akibat kecelakaan lalu lintas, seperti kecelakaan mobil, sepeda motor, dan sepeda
  4. Cedera pada proses persalinan yang terjadi saat bayi melewati jalan lahir.

Faktor risiko

Mengutip Mayo Clinic, tulang selangka tidak mengeras secara sempurna hingga seseorang mencapai usia 20 tahun.

Hal ini yang menyebabkan anak-anak dan remaja lebih berisiko mengalami patah tulang selangka.

Risiko ini akan menurun setelah melewati usia 20 tahun, tetapi kembali meningkat pada usia lanjut karena seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang mulai menurun.

Diagnosis

Dilansir dari OrthoInfo, untuk mendiagnosis patah tulang selangka dokter melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik.

Baca juga: 4 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Tulang

Dokter secara hati-hati memeriksa bahu penderita untuk melihat pembengkakan, deformitas, atau luka terbuka di bahu yang cedera.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan tidak ada saraf atau pembuluh darah yang rusak akibat patah tulang selangka.

Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui tingkat keparahan cedera adalah:

  • Rontgen, untuk mengetahui lokasi patah tulang secara tepat dan menentukan tingkat keparahan dari patah tulang selangka
  • CT scan, untuk melihat patah tulang dan area yang terdampak secara lebih detail.

Perawatan

Merangkum Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, membatasi pergerakan atau imobilisasi tulang yang patah sangat penting dalam proses penyembuhan.

Salah satu cara untuk membatasi pergerakan tulang selangka adalah dengan menggunakan penyangga lengan atau arm sling.

Penyangga lengan atau arm sling berfungsi untuk menahan lengan dan tulang penderita pada posisi yang normal.

Durasi imobilisasi atau penggunaan penyangga lengan bergantung pada tingkat keparahan cedera.

Pada anak-anak, penyatuan tulang kembali biasanya memerlukan waktu tiga sampai enam minggu, sedangkan bagi orang dewasa sekitar 12 minggu.

Bayi yang mengalami patah tulang selangka karena proses persalinan umumnya hanya memerlukan penanganan nyeri dan perawatan bayi dengan saksama.

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

Berikut beberapa penanganan yang dilakukan untuk mengatasi patah tulang selangka:

  1. Kompres dengan es yang dilapisi handuk atau kain area bahu yang cedera selama 20 hingga 30 menit, untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan
  2. Konsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, paracetamol, dan acetaminophen
  3. Jika penderita mengalami rasa sakit hebat, dokter mungkin akan meresepkan obat antinyeri dalam dosis yang kuat, seperti opioid
  4. Fisioterapi, bertujuan untuk:
    - mencegah kekakuan pada bahu saat menggunakan arm sling
    - mengembalikan kekuatan otot, pergerakan sendi, dan fleksibilitas area tulang selangka yang patah setelah arm sling dilepas
  5. Operasi, diperlukan jika terjadi cedera yang cukup parah sehingga perlu dilakukan pemasangan pen untuk menyambung tulang

Komplikasi

Menurut Mayo Clinic, patah tulang selangka dapat memicu beberapa kondisi berikut:

  1. Cedera saraf atau pembuluh darah
    Ujung patahan tulang selangka dapat melukai saraf dan pembuluh darah di sekitarnya
  2. Pemendekan tulang
    Kondisi ini dapat terjadi karena patah tulang selangka yang parah atau karena penyatuan tulang selangka yang tidak lengkap atau tidak tepat
  3. Osteoarthritis
    Apabila patah tulang melibatkan sendi yang menghubungkan tulang selangka dengan tulang belikat atau tulang dada dapat meningkatkan risiko osteoarthritis.

Pencegahan

Merangkum Kids Health dan Cleveland Clinic, patah tulang selangka umumnya terjadi secara tiba-tiba sehingga cukup sulit untuk dicegah.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang

Namun, terdapat beberapa cara untuk menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko mengalami patah tulang selangka, yaitu:

  1. Berkendara dengan aman dan hati-hati, serta gunakan sabuk pengaman saat mengemudikan kendaraan
  2. Makan makanan dengan gizi seimbang, terutama makanan kaya kalsium untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang
  3. Gunakan teknik dan posisi tubuh yang baik saat berolahraga atau melakukan aktivitas, misalnya saat bersepeda
  4. Gunakan alat pelindung diri saat berolahraga, terutama olahraga yang melibatkan kontak fisik, atau melakukan aktivitas yang dapat melukai bahu
  5. Lakukan latihan atau peregangan untuk meningkatkan dan menjaga kekuatan otot
  6. Gunakan alas kaki yang tepat dan sesuai dengan aktivitas atau olahraga yang dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau