KOMPAS.com - Tulang merupakan komponen terkuat dari tubuh yang menyokong tubuh dan menjadi tempat menempelnya otot sebagai alat gerak aktif.
Namun, tekanan, benturan, atau gaya yang terlalu keras dapat menyebabkan patah tulang, yaitu terputusnya keutuhan susunan atau diskontinuitas tulang pada tubuh.
Patah tulang atau fraktur dapat terjadi pada semua tulang yang ada di dalam tubuh manusia.
Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal
Patah tulang tidak hanya disebabkan oleh trauma atau kecelakaan, tetapi juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang mengurangi kekuatan tulang.
Kondisi medis yang dapat mengurangi kekuatan tulang dan memicu patah tulang adalah osteoporosis, kanker tulang, dan osteogenesis imperfecta.
Patah tulang dapat terjadi secara melintang, memanjang, patah di beberapa tempat, atau patah menjadi beberapa bagian.
Dirangkum dari OrthoInfo dan Healthline, fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
Fraktur stabil adalah fraktur dengan daya kontak antartulang yang baik dan tidak ada celah antara kedua tulang sehingga kemungkinan untuk terjadi fraktur lagi lebih kecil.
Sedangkan fraktur tidak stabil adalah fraktur dengan daya kontak yang kecil dan terdapat celah yang besar sehingga dapat menyebabkan fragmen tulang bergeser.
Fraktur terbuka disebut juga fraktur majemuk, yaitu fraktur yang merusak jaringan sekitar (kulit) sehingga meningkatkan risiko infeksi karena tulang dan jaringan terpapar keluar.
Sedangkan fraktur tertutup disebut juga fraktur sederhana karena tulang yang patah tidak menembus atau merusak jaringan sekitar (kulit).
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Kepadatan Tulang Secara Alami
Fraktur lengkap merupakan kondisi di mana seluruh bagian tulang patah atau hancur menjadi dua atau beberapa bagian.
Sedangkan dalam fraktur tidak lengkap, bagian tulang tidak patah sepenuhnya sehingga fragmen tulang masih bergabung.
Merangkum Medical News Today dan Cedars-Sinai, gejala patah tulang akan berbeda karena tergantung pada lokasi, usia, dan tingkat keparahan cedera.
Namun, terdapat beberapa gejala umum patah tulang, yaitu:
Dirangkum dari OrthoInfo dan Healthline, kekuatan atau tekanan yang terlalu keras pada tulang dapat menyebabkan tulang retak atau patah.
Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang
Hal ini dikarenakan tekanan tersebut lebih besar dari kemampuan tulang untuk menahannya sehingga tulang menjadi retak atau patah.
Selain itu, terdapat beberapa penyebab patah tulang yang lain, seperti:
Cedera yang disengaja ataupun tidak, seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau pukulan langsung pada tubuh dapat menyebabkan patah tulang.
Gerakan berulang pada bagian tubuh tertentu dapat mengurangi kekuatan otot dan memberi lebih banyak tekanan pada tulang yang dapat menyebabkan stress fractures.
Kondisi medis, seperti osteoporosis, kanker tulang, dan osteogenesis imperfecta menyebabkan kerapuhan dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.
Dilansir dari Healthline. Patah tulang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami patah tulang, seperti:
Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?
Merangkum Patient Info dan American International Medical University, patah tulang dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Mengutip Cleveland Clinic, diagnosis patah tulang dapat didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti:
Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai
Merangkum American International Medical University dan Cedars-Sinai, pengobatan patah tulang bertujuan untuk:
Berikut beberapa penanganan untuk mengatasi patah tulang:
Bertujuan untuk mengurangi tekanan dan gerakan pada tulang yang patah, serta untuk menjaga tulang agar tetap sejajar
Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan diclofenac dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan akibat patah tulang
Menggunakan alat traksi, yang terdiri dari katrol, senar, pemberat, dan rangka logam yang dipasang di atas tempat tidur.
Metode ini bertujuan untuk meregangkan otot dan tendon di sekitar tulang yang patah dan membantu tulang yang patah dapat kembali sejajar dan selaras.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang
Bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot dan mobilitas atau rentang gerak pada area patah tulang.
Prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk mengembalikan posisi tulang yang patah ke tempatnya.
Prosedur operasi yang dilakukan untuk mengatasi patah tulang dapat menggunakan metode fiksasi internal (internal fixation) atau fiksasi eksternal (external fixation).
Kedua metode ini bertujuan untuk menjaga tulang tetap pada tempatnya dan tidak bergerak hingga patah tulang sembuh.
Prosedur operasi juga diperlukan jika patah tulang menyebabkan kerusakan pada kulit dan jaringan lunak di sekitar tulang atau sendi yang terkena.
Kondisi ini mungkin dapat diatasi dengan prosedur operasi plastik.
Selain itu, cangkok tulang juga dapat dilakukan untuk menggantikan tulang yang rusak dengan tulang baru atau tulang pengganti.
Tulang baru atau tulang pengganti ini nantinya dapat memperbaiki dan membentuk kembali tulang yang rusak.
Dikutip dari Cedars-Sinai, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko patah tulang:
Baca juga: 4 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Tulang
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.