Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2021, 16:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tulang merupakan komponen terkuat dari tubuh yang menyokong tubuh dan menjadi tempat menempelnya otot sebagai alat gerak aktif.

Namun, tekanan, benturan, atau gaya yang terlalu keras dapat menyebabkan patah tulang, yaitu terputusnya keutuhan susunan atau diskontinuitas tulang pada tubuh.

Patah tulang atau fraktur dapat terjadi pada semua tulang yang ada di dalam tubuh manusia.

Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal

Patah tulang tidak hanya disebabkan oleh trauma atau kecelakaan, tetapi juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang mengurangi kekuatan tulang.

Kondisi medis yang dapat mengurangi kekuatan tulang dan memicu patah tulang adalah osteoporosis, kanker tulang, dan osteogenesis imperfecta.

Tingkat keparahan

Patah tulang dapat terjadi secara melintang, memanjang, patah di beberapa tempat, atau patah menjadi beberapa bagian.

Dirangkum dari OrthoInfo dan Healthline, fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:

  • Fraktur stabil dan tidak stabil

Fraktur stabil adalah fraktur dengan daya kontak antartulang yang baik dan tidak ada celah antara kedua tulang sehingga kemungkinan untuk terjadi fraktur lagi lebih kecil.

Sedangkan fraktur tidak stabil adalah fraktur dengan daya kontak yang kecil dan terdapat celah yang besar sehingga dapat menyebabkan fragmen tulang bergeser.

  • Fraktur terbuka dan tertutup

Fraktur terbuka disebut juga fraktur majemuk, yaitu fraktur yang merusak jaringan sekitar (kulit) sehingga meningkatkan risiko infeksi karena tulang dan jaringan terpapar keluar.

Sedangkan fraktur tertutup disebut juga fraktur sederhana karena tulang yang patah tidak menembus atau merusak jaringan sekitar (kulit).

Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Kepadatan Tulang Secara Alami

  • Fraktur lengkap dan tidak lengkap

Fraktur lengkap merupakan kondisi di mana seluruh bagian tulang patah atau hancur menjadi dua atau beberapa bagian.

Sedangkan dalam fraktur tidak lengkap, bagian tulang tidak patah sepenuhnya sehingga fragmen tulang masih bergabung.

Gejala

Merangkum Medical News Today dan Cedars-Sinai, gejala patah tulang akan berbeda karena tergantung pada lokasi, usia, dan tingkat keparahan cedera.

Namun, terdapat beberapa gejala umum patah tulang, yaitu:

  • Rasa sakit yang hebat dan tiba-tiba pada area patah tulang
  • Kesulitan menggunakan atau menggerakkan area yang cedera atau sendi di dekatnya
  • Tidak mampu menopang berat badan (tubuh)
  • Pembengkakan
  • Deformitas, bergesernya bagian tubuh sehingga tidak sesuai dengan bentuk atau posisi normalnya
  • Kehangatan, kemerahan, dan memar pada area yang cedera
  • Perubahan warna kulit di sekitar area yang cedera
  • Mati rasa dan kesemutan
  • Muncul tonjolan tulang yang patah dari kulit
  • Berdarah jika terjadi fraktur terbuka.

Penyebab

Dirangkum dari OrthoInfo dan Healthline, kekuatan atau tekanan yang terlalu keras pada tulang dapat menyebabkan tulang retak atau patah.

Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Hal ini dikarenakan tekanan tersebut lebih besar dari kemampuan tulang untuk menahannya sehingga tulang menjadi retak atau patah.

Selain itu, terdapat beberapa penyebab patah tulang yang lain, seperti:

  • Trauma

Cedera yang disengaja ataupun tidak, seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau pukulan langsung pada tubuh dapat menyebabkan patah tulang.

  • Penggunaan anggota tubuh secara berlebihan

Gerakan berulang pada bagian tubuh tertentu dapat mengurangi kekuatan otot dan memberi lebih banyak tekanan pada tulang yang dapat menyebabkan stress fractures.

  • Kondisi medis

Kondisi medis, seperti osteoporosis, kanker tulang, dan osteogenesis imperfecta menyebabkan kerapuhan dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

Faktor risiko

Dilansir dari Healthline. Patah tulang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami patah tulang, seperti:

  1. Berusia lanjut
  2. Menderita osteoporosis
  3. Memiliki gangguan endokrin atau pencernaan
  4. Mengonsumsi obat kortikosteroid
  5. Tidak aktif bergerak atau tidak rutin berolahraga
  6. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan jangka panjang
  7. Memiliki kebiasaan merokok.

Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?

Komplikasi

Merangkum Patient Info dan American International Medical University, patah tulang dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Malunion
    Penyambungan atau penyatuan yang salah pada tulang yang patah
  2. Gangguan pertumbuhan tulang
    Jika patah tulang terjadi di masa kanak-kanan dan memengaruhi kedua ujung tulang maka meningkatkan risiko mengalami deformitas di masa depan
  3. Sindrom emboli lemak
    Fraktur dapat menyebabkan gelembung lemak masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh arteri, yang disebut emboli
  4. Osteomielitis
    Fraktur terbuka dapat menyebabkan patogen masuk dan menginfeksi area patah tulang melalui kulit, luka tembus, atau saat operasi
  5. Avascular necrosis
    Patah tulang dapat menyebabkan kematian jaringan tulang karea tulang kekurangan suplai darah

Diagnosis

Mengutip Cleveland Clinic, diagnosis patah tulang dapat didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti:

  1. Rontgen
    untuk melihat gambaran tulang secara keseluruhan, serta membantu menentukan jenis dan lokasi patah tulang
  2. CT scan atau MRI
    dapat menghasilkan gambar patahan tulang yang lebih detail dan kerusakan pada jaringan atau organ di sekitarnya
  3. Bone scan atau scan tulang
    untuk menemukan patah tulang yang tidak terlihat pada pemeriksaan rontgen, serta membantu dokter mengevaluasi kondisi tulang

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Merangkum American International Medical University dan Cedars-Sinai, pengobatan patah tulang bertujuan untuk:

  1. mengembalikan patahan tulang pada tempatnya
  2. mengelola rasa sakit
  3. memberikan waktu pada tulang untuk sembuh
  4. mencegah komplikasi
  5. mengembalikan fungsi tulang dan area tulang yang retak atau patah

Berikut beberapa penanganan untuk mengatasi patah tulang:

  • Pembidaian atau pemasangan gips atau braces

Bertujuan untuk mengurangi tekanan dan gerakan pada tulang yang patah, serta untuk menjaga tulang agar tetap sejajar

  • Obat-obatan

Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan diclofenac dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan akibat patah tulang

  • Traksi ortopedi

Menggunakan alat traksi, yang terdiri dari katrol, senar, pemberat, dan rangka logam yang dipasang di atas tempat tidur.

Metode ini bertujuan untuk meregangkan otot dan tendon di sekitar tulang yang patah dan membantu tulang yang patah dapat kembali sejajar dan selaras.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang

  • Fisioterapi

Bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot dan mobilitas atau rentang gerak pada area patah tulang.

  • Operasi

Prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk mengembalikan posisi tulang yang patah ke tempatnya.

Prosedur operasi yang dilakukan untuk mengatasi patah tulang dapat menggunakan metode fiksasi internal (internal fixation) atau fiksasi eksternal (external fixation).

Kedua metode ini bertujuan untuk menjaga tulang tetap pada tempatnya dan tidak bergerak hingga patah tulang sembuh.

Prosedur operasi juga diperlukan jika patah tulang menyebabkan kerusakan pada kulit dan jaringan lunak di sekitar tulang atau sendi yang terkena.

Kondisi ini mungkin dapat diatasi dengan prosedur operasi plastik.

Selain itu, cangkok tulang juga dapat dilakukan untuk menggantikan tulang yang rusak dengan tulang baru atau tulang pengganti.

Tulang baru atau tulang pengganti ini nantinya dapat memperbaiki dan membentuk kembali tulang yang rusak.

Pencegahan

Dikutip dari Cedars-Sinai, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko patah tulang:

Baca juga: 4 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Tulang

  1. Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi, terutama yang mengandung vitamin D dan kalsium untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang
  2. Lakukan latihan menahan beban atau olahraga secara rutin untuk menjaga kekuatan tulang
  3. Berhenti merokok karena dapat mengurangi kekuatan tulang dan memperlambat proses penyembuhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau