Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) adalah kondisi kesehatan mental umum untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

OCD dapat menyerang siapa saja; pria, wanita, ataupun anak-anak.

Seringkali, gejala OCD berawal sekitar pubertas. Namun, dimulai pada awal masa dewasa.

Baca juga: Mengenal Gejala OCD yang Harus Diketahui

Memiliki OCD dapat cukup merepotkan dan berdampak pada keseharian secara signifikan. Namun, pengobatan dapat membantu mengendalikannya.

Gejala

Gangguan obsesif-kompulsif dapat mencakup obsesi dan kompulsi, tapi mungkin juga seseorang hanya memiliki gejala obsesi atau kompulsi.

Seseorang dengan gejala ini mungkin tidak menyadari bahwa tingkat obsesi dan kompulsi yang dilakukannya berlebihan atau masuk akal.

Sikap obsesi dan kompulsi ini dapat menghabiskan banyak waktu hingga menggangu rutinitas keseharian.

Obsesi

Obsesi dalam OCD adalah pikiran, desakan, atau gambaran yang berulang terus-menerus dan tidak diinginkan yang mengganggu dan menyebabkan keresahan dan kecemasan.

Seseorang dengan gejala obsesi akan mencoba untuk mengabaikan atau menyingkirkan pikiran tersebut dengan perilaku atau "ritual" kompulsif.

Umumnya, obsesi akan mengganggu saat penderitanya sedang mencoba memikirkan atau melakukan hal lain.

Melansir Mayo Clinic, obsesi biasanya memiliki tema, seperti:

  • takut kontaminasi dan kotoran
  • meragukan diri sendiri atau orang lain dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
  • Menginginkan hal di sekitarnya teratur dan simetris
  • pikiran agresif tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain
  • pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi, atau subjek seksual atau agama.

Baca juga: Waspadai, Obsesi dengan Pola Makan Sehat Bisa Sebabkan Orthorexia

Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:

  • takut terkontaminasi dengan menyentuh benda-benda yang telah disentuh orang lain
  • keraguan jika telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • stres intens saat objek tidak diletakkan sesuai arah atau pada tempat tertentu
  • keresahan saat membayangkan mengendarai mobil ke kerumunan orang
  • pikiran terkait meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • gambaran seksual yang tidak menyenangkan
  • menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti menjabat tangan dengan orang lain.

Kompulsi

Kompulsi pada OCD adalah perilaku berulang yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya.

Tingkah ini dilakukan berdasarkan kecemasan terkait obsesi yang dirasakan.

Namun, kompulsi tidak membawa kesenangan dan hanya menawarkan bantuan sementara dari kecemasan yang timbul.

Sama seperti obsesi, kompulsi memiliki tema, seperti:

  • mencuci dan membersihkan
  • memeriksa ulang segala sesuatu beberapa kali
  • menghitung ulang segala sesuatu beberapa kali
  • tertib dan tegas
  • mengikuti rutinitas dengan ketat
  • menuntut kepastian dari orang lain.

Baca juga: Gangguan Kepribadian Ganda (DID)

Contoh tanda dan gejala kompulsi meliputi:

  • mencuci tangan hingga kulit terasa bersisik
  • memeriksa pintu beberapa kali untuk memastikannya sudah terkunci
  • memeriksa kompor beberapa kali memastikannya mati
  • menghitung dalam pola tertentu
  • diam-diam mengucapkan doa, kata, atau frasa
  • mengatur barang dalam letak tertentu.

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab OCD. Stres dapat memperburuk gejala yang timbul.

Selain itu, OCD umumnya lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria dan sering muncul pada remaja atau dewasa muda.

Faktor risiko OCD, meliputi:

  • orang tua, saudara kandung, atau anak dengan OCD
  • perbedaan fisik di bagian tertentu pada otak
  • depresi, kecemasan, atau tics
  • pengalaman dengan trauma
  • riwayat kekerasan fisik atau seksual sebagai seorang anak.

Seorang anak terkadang mengalami OCD setelah terserang infeksi streptokokus.

Kondisi ini merupakan gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus atau PANDAS.

Baca juga: Gangguan Stress Pascatrauma (PTSD)

Diagnosis

Orang dengan OCD umumnya enggan mencari bantuan karena merasa malu.

Jika Anda mengalami gejala OCD, tidak perlu malu untuk mendapatkan bantuan. OCD adalah kondisi kesehatan yang sama seperti kondisi lainnya.

Terdapat dua cara utama untuk mendapatkan bantuan:

  • rujuk diri kepada psikolog
  • temui dokter umum agar dapat dirujuk ke psikolog

Dengan penanganan, OCD dapat berangsur membaik gejalanya.

Perawatan

Orang dengan OCD menerima pengobatan untuk memperbaiki kualitas hidup dan peningkatan fungsi.

Pilihan penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan obat-obatan atau terapi.

  • Psikoterapi. Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah pola berpikir. Dokter akan menempatkan penderita dalam situasi yang dirancang untuk menciptakan kecemasan atau memicu kompulsi. Kemudian, diarahkan untuk mengurangi dan kemudian menghentikan pikiran atau tindakan OCD.
  • Relaksasi. Hal-hal sederhana seperti meditasi, yoga, dan pijat dapat membantu mengatasi gejala OCD yang memicu stres.
  • Pengobatan. Obat psikiatri tertentu dapat banyak orang mengendalikan obsesi dan kompulsi. Dibutuhkan sekitar 2 hingga 4 bulan untuk bekerja secara efektif.

Baca juga: Sering Tidak Disadari, Perhatikan Gejala Gangguan Delusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau