Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2021, 07:03 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Darah manusia terdiri dari unsur asam dan basa. Kadar atau asam dan basa dalam darah diukur melalui pemeriksaan darah dengan skala pH.

Asam basa larutan apa pun, termasuk darah, berkisar dari angka 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa).

Sementara itu, angka pH darah normal berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Biasanya, ginjal dan paru-paru menjaga keseimbangan kedua zat tersebut dengan nilai pH sekitar 7,4.

Baca juga: Infeksi Aliran Darah

Normalnya, kadar basa dalam darah manusia harus lebih tinggi daripada asam. Namun, terdapat kondisi di mana kadar basa sudah terlalu tinggi dan berlebihan.

Kondisi ini disebut dengan alkalosis, yaitu masalah kesehatan di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak basa.

Alkalosis dapat terjadi karena penurunan kadar asam atau karbon dioksida dalam darah.

Selain itu, alkalosis juga dapat disebabkan karena peningkatan kadar basa atau bikarbonat dalam darah.

Alkalosis juga dapat berkaitan dengan masalah kesehatan lain, seperti kadar kalium dalam tubuh yang rendah atau hipokalemia.

Jenis

Terdapat empat jenis alkalosis yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Alkalosis respiratorik (pernapasan)
  • Alkalosis metabolik
  • Alkalosis hipkloremik
  • Alkalosis hipokalemik.

Gejala

Dirangkum dari Healthline dan Med India, gejala alkalosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan yang diderita.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Lansia?

Pada tahap awal, gejala alkalosis di antaranya:

  • Mual
  • Kesemutan dan mati rasa karena gangguan kecemasan
  • Spasme otot atau nyeri otot yang berkepanjangan
  • Otot yang tegang dan berkedut karena kekurangan kalsium
  • Tremor atau gemetar pada tangan
  • Gangguan irama jantung (aritmia) akibat kekurangan kalium
  • Sifat mudah marah.

Jika alkalosis tidak segera ditangani, kondisi ini dapat semakin parah yang ditandai dengan beberapa gejala berikut:

  • Pusing
  • Kebingungan atau linglung
  • Sesak napas
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran hingga koma.

Penyebab

Mengutip Healthline, alkalosis terjadi karena penurunan kadar karbon dioksida (asam) dalam darah atau peningkatan kadar bikarbonat (basa) dalam darah.

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan alkalosis berdasarkan jenisnya:

  • Alkalosis respiratorik

Alkalosis respiratorik terjadi ketika kadar karbon dioksida dalam darah terlalu rendah yang menyebabkan pH darah menjadi basa.

Baca juga: Mengenal Efek Samping Cuci Darah pada Penderita Gagal Ginjal

Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  1. Hiperventilasi (bernapas berlebihan)
  2. Kondisi medis ketika seseorang bernapas terlalu cepat, biasanya terjadi ketika merasa panik dan cemas yang berlebihan
  3. Demam tinggi
  4. Kurang mendapat oksigen
  5. Keracunan salisilat
  6. Berada di tempat yang tinggi
  7. Penyakit hati
  8. Penyakit paru sehingga pernapasan menjadi lebih cepat.
  • Alkalosis metabolik

Alkalosis metabolik terjadi ketika kadar asam dalam tubuh terlalu rendah sehingga tubuh lebih banyak mengandung basa.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  1. Muntah yang berlebihan sehingga tubuh kehilangan elektrolit
  2. Konsumsi obat tertentu secara berlebihan, seperti obat diuretik, antasida, atau obat pencahar
  3. Penyakit kelenjar adrenal
  4. Mengonsumsi bikarbonat secara tidak sengaja, misalnya ditemukan pada soda kue
  5. Kecanduan alkohol.
  • Alkalosis hipokloremik

Alkalosis hipokloremik terjadi karena penurunan senyawa klorida secara signifikan dalam darah.

Kondisi ini dapat terjadi akibat keringat berlebih atau muntah-muntah yang berkepanjangan.

Baca juga: Penyebab Tekanan Darah Naik di Pagi Hari

  • Alkalosis hipokalemik

Alkalosis hipokalemik terjadi ketika kadar kalium dalam tubuh terlalu rendah. Kalium merupakan mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot.

Diagnosis

Dilansir dari MSD Manuals, diagnosis alkalosis diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan tes urine untuk memastikan diagnosis alkalosis.

Dokter akan mengevaluasi keseimbangan asam basa penderita dengan mengukur nilai pH dan kadar karbon dioksida (asam), serta bikarbonat (basa) dalam darah.

Selain itu, dokter juga akan mengukur kadar elektrolit dari sampel darah dan urine untuk memastikan diagnosis, serta mengetahui penyebab alkalosis.

Perawatan

Menurut Healthline, penanganan alkalosis akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, seperti:

  1. Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan hiperventilasi maka dapat ditangani dengan bernapas lebih dalam dan lambat
  2. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar oksigen yang rendah maka pemberian oksigen melalui masker napas dapat menangani kondisi ini
  3. Apabila penderita bernapas dengan cepat karena rasa sakit maka dokter akan mengatasi rasa sakit tersebut agar pernapasan kembali normal
  4. Alkalosis yang disebabkan kurangnya zat kimiawi, seperti klorida atau kalium, dokter akan memberikan obat atau suplemen untuk menggantikan zat yang hilang
  5. Alkalosis yang disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit maka dapat ditangani dengan mengonsumsi minuman yang mengandung elektrolit tinggi
  6. Pada kasus yang sangat parah, penderita mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit untuk mendapat infus cairan dan elektrolit.

Baca juga: Golongan Darah yang Paling Disukai Nyamuk

Komplikasi

Merangkum Medline Plus dan Med India, apabila alkalosis tidak mendapat penanganan yang tepat maka kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  1. Aritmia atau gangguan yang terjadi pada irama jantung, seperti detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur
  2. Gagal jantung
  3. Kejang
  4. Koma.

Pencegahan

Mengutip Healthline, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena alkalosis, yaitu:

Menerapkan pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan tinggi kalium, seperti:

  1. Wortel
  2. Pisang
  3. Susu
  4. Kacang-kacangan
  5. Bayam.

Pastikan cairan tubuh terpenuhi dan tidak mengalami dehidrasi dengan melakukan beberapa cara berikut:

Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Rematik

  1. Minum 8 hingga 10 gelas air putih setiap hari
  2. Minum air putih sebelum, sesudah, dan pada saat berolahraga
  3. Konsumsi minuman yang mengandung elektrolit setelah melakukan aktivitas fisik dengan intensitas berat
  4. Hindari soda atau jus dengan kandungan gula tinggi karena dapat memperparah dehidrasi
  5. Batasi atau kurangi konsumsi kafein yang dapat ditemukan dalam soda, teh, dan kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau