KOMPAS.com - Darah manusia terdiri dari unsur asam dan basa. Kadar atau asam dan basa dalam darah diukur melalui pemeriksaan darah dengan skala pH.
Asam basa larutan apa pun, termasuk darah, berkisar dari angka 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa).
Sementara itu, angka pH darah normal berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Biasanya, ginjal dan paru-paru menjaga keseimbangan kedua zat tersebut dengan nilai pH sekitar 7,4.
Baca juga: Infeksi Aliran Darah
Normalnya, kadar basa dalam darah manusia harus lebih tinggi daripada asam. Namun, terdapat kondisi di mana kadar basa sudah terlalu tinggi dan berlebihan.
Kondisi ini disebut dengan alkalosis, yaitu masalah kesehatan di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak basa.
Alkalosis dapat terjadi karena penurunan kadar asam atau karbon dioksida dalam darah.
Selain itu, alkalosis juga dapat disebabkan karena peningkatan kadar basa atau bikarbonat dalam darah.
Alkalosis juga dapat berkaitan dengan masalah kesehatan lain, seperti kadar kalium dalam tubuh yang rendah atau hipokalemia.
Terdapat empat jenis alkalosis yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:
Dirangkum dari Healthline dan Med India, gejala alkalosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan yang diderita.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Lansia?
Pada tahap awal, gejala alkalosis di antaranya:
Jika alkalosis tidak segera ditangani, kondisi ini dapat semakin parah yang ditandai dengan beberapa gejala berikut:
Mengutip Healthline, alkalosis terjadi karena penurunan kadar karbon dioksida (asam) dalam darah atau peningkatan kadar bikarbonat (basa) dalam darah.
Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan alkalosis berdasarkan jenisnya:
Alkalosis respiratorik terjadi ketika kadar karbon dioksida dalam darah terlalu rendah yang menyebabkan pH darah menjadi basa.
Baca juga: Mengenal Efek Samping Cuci Darah pada Penderita Gagal Ginjal
Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Alkalosis metabolik terjadi ketika kadar asam dalam tubuh terlalu rendah sehingga tubuh lebih banyak mengandung basa.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Alkalosis hipokloremik terjadi karena penurunan senyawa klorida secara signifikan dalam darah.
Kondisi ini dapat terjadi akibat keringat berlebih atau muntah-muntah yang berkepanjangan.
Baca juga: Penyebab Tekanan Darah Naik di Pagi Hari
Alkalosis hipokalemik terjadi ketika kadar kalium dalam tubuh terlalu rendah. Kalium merupakan mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot.
Dilansir dari MSD Manuals, diagnosis alkalosis diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan tes urine untuk memastikan diagnosis alkalosis.
Dokter akan mengevaluasi keseimbangan asam basa penderita dengan mengukur nilai pH dan kadar karbon dioksida (asam), serta bikarbonat (basa) dalam darah.
Selain itu, dokter juga akan mengukur kadar elektrolit dari sampel darah dan urine untuk memastikan diagnosis, serta mengetahui penyebab alkalosis.
Menurut Healthline, penanganan alkalosis akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, seperti:
Baca juga: Golongan Darah yang Paling Disukai Nyamuk
Merangkum Medline Plus dan Med India, apabila alkalosis tidak mendapat penanganan yang tepat maka kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
Mengutip Healthline, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena alkalosis, yaitu:
Menerapkan pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan tinggi kalium, seperti:
Pastikan cairan tubuh terpenuhi dan tidak mengalami dehidrasi dengan melakukan beberapa cara berikut:
Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Rematik
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.