Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2021, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Darah manusia terdiri dari unsur asam dan basa. Kadar atau asam dan basa dalam darah diukur melalui pemeriksaan darah menggunakan skala pH.

Asam basa larutan apa pun, termasuk darah, berkisar dari angka 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa).

Sementara itu, angka pH darah normal berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Biasanya, ginjal dan paru-paru menjaga keseimbangan kedua zat tersebut dengan nilai pH sekitar 7,4.

Baca juga: Alkalosis

Namun, terdapat kondisi di mana ginjal dan paru-paru tidak dapat menjaga keseimbangan asam basa yang menyebabkan kadar asam dalam tubuh meningkat.

Ketika kadar asam di dalam tubuh terlalu tinggi dan berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Kondisi ini disebut dengan asidosis, yakni kondisi ketika kadar asam dalam meningkat secara berlebihan.

Asidosis merupakan kebalikan dari kondisi alkalosis, di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak basa.

Asidosis dapat terjadi karena peningkatan kadar asam dalam darah akibat ginjal tidak dapat mengeluarkan kadar asam berlebih melalui urine.

Selain itu, asidosis juga dapat terjadi karena hilangnya zat bikarbonat sebagai zat kimia yang berfungsi untuk menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam darah.

Menurut American Association for Clinical Chemistry (AACC), asidosis ditandai dengan dengan pH 7,35 atau lebih rendah.

Hasil pengukuran pH yang lebih rendah menunjukkan bahwa kandungan asam dalam darah lebih tinggi.

Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis asidosis, yakni asidosis respiratorik (pernapasan) dan asidosis metabolik.

Gejala

Mengutip Healthline, gejala asidosis dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan jenis asidosis, yakni:

Baca juga: Infeksi Aliran Darah

  • Asidosis respiratorik (pernapasan)

Beberapa gejala asidosis respiratorik antara lain:

  1. Kelelahan atau mengantuk
  2. Mudah lelah
  3. Kebingungan
  4. Sesak napas
  5. Sakit kepala.
  • Asidosis metabolik

Beberapa gejala asidosis metabolik antara lain::

  1. Napas cepat dan dangkal atau tersengal-sengal
  2. Kebingungan
  3. Kelelahan
  4. Sakit kepala
  5. Kantuk
  6. Nafsu makan menurun
  7. Jaundice atau penyakit kuning, yang ditandai dengan menguningnya kulit dan/atau bagian putih mata (sklera)
  8. Peningkatan denyut jantung
  9. Napas yang berbau seperti buah, merupakan tanda asidosis diabetes yang disebut ketoasidosis diabetik.

Penyebab

Merangkum Healthline dan Healthgrades, asidosis terjadi karena penumpukan asam di dalam tubuh akibat pengeluaran asam yang terganggu.

Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Hemoglobin dalam Darah

Selain itu, penumpukan asam di dalam tubuh juga dapat terjadi karena proses keseimbangan asam-basa di dalam tubuh yang terganggu.

Normalnya, tubuh dapat mengeluarkan atau menetralkan kadar asam berlebih melalui hembusan napas ataupun urine.

Kedua hal tersebut menjadikan ginjal dan paru-paru sebagai organ penting dalam proses ekskresi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh.

Gangguan pada ginjal dan paru-paru menyebabkan kedua organ tersebut tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga terjadi penumpukan asam di dalam tubuh.

Terdapat dua jenis asidosis yang diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Berikut ulasannya:

  • Asidosis metabolik

Asidosis metabolik terjadi ketika tubuh memproduksi atau menghasilkan asam secara berlebihan.

Asidosis metabolik juga dapat terjadi ketika ginjal tidak mampu mengolah atau mengeluarkan asam dari dalam tubuh.

Terdapat tiga jenis asidosis metabolik, yaitu:

  1. Asidosis diabetik
    Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan tubuh kekurangan insulin, sedangkan keton (asam) dalam darah akan menumpuk dan memicu asidosis
  2. Asidosis hiperkloremik
    Merupakan jenis asidosis yang terjadi karena hilangnya natrium bikarbonat (basa) dari dalam tubuh. Kondisi ini dapat terjadi ketika diare atau muntah berkepanjangan
  3. Asidosis laktat
    Terjadi ketika tubuh memproduksi asam laktat secara berlebihan yang dapat disebabkan karena konsumsi alkohol berlebihan, gagal jantung, kanker, dan hipoglikemia
  4. Asidosis tubulus renalis
    Terjadi ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan asam melalui urine sehingga terjadi penumpukan asam di dalam darah.

Baca juga: 17 Penyebab Sel Darah Putih Tinggi, Bisa Tanda Infeksi sampai Kanker

  • Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik disebabkan karena gangguan pada sistem pernapasan atau paru-paru yang meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam tubuh.

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, antara lain:

  1. Gangguan pada saluran napas, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  2. Cedera pada dada
  3. Obesitas, yang menyebabkan sulit bernapas
  4. Penyalahgunaan obat penenang
  5. Konsumsi alkohol secara berlebihan
  6. Kelemahan otot dada
  7. Gangguan sistem saraf
  8. Perubahan bentuk atau anatomi dada.

Faktor risiko

Menurut Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami asidosi, seperti:

  • Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
  • Gagal ginjal
  • Obesitas atau memiliki berat badan berlebih
  • Dehidrasi (kekurangan cairan)
  • Keracunan aspirin atau methanol
  • Diabetes.

Baca juga: 8 Makanan yang Bisa Mengontrol Gula Darah

Diagnosis

Dirangkum dari Very Well Health dan Medline Plus, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis asidosis, yaitu:

  1. Analisis gas darah arteri, untuk mengetahui kadar oksigen, kadar karbon dioksida, dan kadar pH dalam darah
  2. Panel metabolik dasar, merupakan pemeriksaan untuk mengukur kadar natrium dan kalium dan mengevaluasi fungsi ginjal, serta menentukan jenis asidosis
  3. Tes darah, untuk mengevaluasi fungsi ginjal, serta untuk mengetahui kadar gula dan elektrolit
  4. Tes urine (urinalisis), untuk mengetahui kadar asam dalam urine dan untuk mendeteksi kelainan pada ginjal
  5. Rontgen dada, untuk mendeteksi cedera atau gangguan lain pada paru-paru
  6. Tes fungsi paru, untuk mengetahui kondisi, serta mengukur seberapa baik paru-paru dan saluran pernapasan berfungsi.

Perawatan

Dikutip dari Healthline, penanganan asidosis akan disesuaikan dengan jenis dan kondisi yang mendasarinya.

Berikut beberapa penanganan untuk mengatasi asidosis:

  • Asidosis respiratorik

Penanganan asidosis respiratorik dilakukan untuk memperbaiki fungsi paru-paru penderita, seperti:

  1. Memberikan obat yang dapat melebarkan saluran pernapasan, yang disebut bronkodilator sehingga dapat membuat pernapasan lebih mudah
  2. Pemasangan alat bantu napas atau ventilator yang disebut continuous positive airway pressure (CPAP), untuk membantu melancarkan pernapasan.

Baca juga: 10 Penyebab Darah dalam Urine yang Perlu Diwaspadai

  • Asidosis metabolik

Penanganan asidosis metabolik akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Pada kasus asidosis hiperkloremik, dokter akan memberikan natrium bikarbonat, baik dalam bentuk oral (tablet) ataupun cairan yang disuntikkan melalui intravena.

Apabila penderita mengidap asidosis tubulus renalis maka kondisi tersebut dapat ditangani dengan sodium sitrat dan menangani gangguan ginjal yang dialami.

Sedangkan pada kasus asidosis diabetik, dokter akan memberikan cairan infus bersamaan dengan insulin untuk menyeimbangkan pH darah.

Sedangkan bagi penderita asidosis laktat, kondisi ini dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan, seperti natrium bikarbonat, cairan infus, atau oksigen. ‘

Komplikasi

Merangkum Healthgrades dan Medical News Today, asidosis merupakan kondisi yang dapat membahayakan nyawa.

Apabila tidak segera ditangani kondisi ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  1. Gagal organ, seperti gagal ginjal
  2. Syok
  3. Osteoporosis, yaitu pengeroposan tulang yang dapat meningkatkan risiko patah tulang
  4. Keterlambatan dalam pertumbuhan karena asidosis metabolik membatasi hormon pertumbuhan
  5. Gangguan ginjal kronis
  6. Gangguan otot
  7. Hiperglikemia atau gula (glukosa) darah tinggi
  8. Gangguan sistem endokrin, yaitu kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon yang mengendalikan sejumlah fungsi tubuh.

Baca juga: 4 Jenis Darah Rendah yang Bisa Terjadi

Pencegahan

Menurut Healthline, asidosis tidak sepenuhnya dapat dicegah. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terserang asidosis, yaitu:

  1. Menjalani pengobatan dan pemeriksaan rutin untuk mengobati penyakit yang dapat memicu asidosis, seperti diabetes
  2. Konsumsi obat penenang sesuai resep dan anjuran dokter, serta jangan mencampurnya dengan alkohol
  3. Tidak merokok
  4. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  5. Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup
  6. Hindari atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau