KOMPAS.com - Asma adalah suatu kondisi di mana saluran udara menyempit dan membengkak yang dapat menghasilkan lendir ekstra.
Kondisi ini dapat membuat Anda kesulitan bernapas, memicu batuk, suara siulan atau mengi saat menarik napas, dan sesak napas.
Oleh karena itu, asma dapat menjadi gangguan kecil atau masalah besar yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan mengancam keselamatan.
Baca juga: 11 Gejala Awal Asma yang Patut Diwaspadai
Jenis
Berdasarkan Healthline, terdapat beberapa jenis asma yang perlu Anda ketahui, antara lain:
- Asma alergi, dipicu oleh alergen tertentu
- Asma non-alergi, iritan di udara yang tidak berhubungan dengan alergi memicu asma jenis ini
- Asma akibat kerja, jenis asma yang dipicu oleh pemicu yang berada di tempat kerja
- Bronkokonstriksi, dipengaruhi setelah memulai latihan atau beraktivitas fisik
- Asma yang diinduksi aspirin, juga disebut sebagai penyakit pernapasan
- Asma nokturnal, gejala asma yang memburuk di malam hari
- Asma varian batuk, ditandai dengan batuk kering yang persisten.
Penyebab
Pada dasarnya, tidak ada penjelasan pasti mengenai penyebab asma. Namun, faktor genetik dan lingkungan dinilai berkaitan erat dengan kondisi ini.
Menurut Mayo Clinic, berikut beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma, meliputi:
- Alergen udara seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan
- Infeksi saluran pernapasan
- Aktivitas fisik
- Udara dingin
- Polutan dan iritan udara seperti asap
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Emosi dan stres yang kuat
- Pengawet pada beberapa jenis makanan dan minuman
- Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Baca juga: Gejala Asma Bisa Kambuh Karena Udara Dingin, Begini Solusinya
Faktor risiko
Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami asma, yaitu:
- Riwayat keluarga dengan asma
- Memiliki kondisi alergi seperti dermatitis atopik
- Kelebihan berat badan
- Merokok atau terpapar asap rokok
- Paparan asap knalpot atau jenis polusi lainnya
- Paparan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian, produk rambut, dan manufaktur.
Gejala
Gejala asma yang paling umum adalah mengi. Ini adalah suara memekik atau siulan yang terjadi saat Anda bernapas.
Selain itu, menurut Healthline, berikut gejala asma berdasarkan tingkat keparahannya.
Gejala umum
- Mengi
- Batuk, terutama di malam hari, saat tertawa, atau saat berolahraga
- Rasa sesak di dada
- Sesak napas
- Kesulitan berbicara
- Kecemasan atau panik
- Kelelahan
- Nyeri dada
- Pernapasan cepat
- Infeksi yang berulang
- Kesulitan untuk tidur.
Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui
Gejala kronis
- Kesulitan bernapas yang parah
- Terengah-engah
- Kebingungan
- Bibir atau kuku pucat
- Pusing
- Kesulitan berjalan atau berbicara
- Bibir atau kuku biru.
Diagnosis
Berdasarkan Healthline, diagnosis asma dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan atau keluarga
- Pemeriksaan fisik, termasuk mendengarkan pernapasan Anda
- Tes kulit untuk mencari tanda-tanda reaksi alergi
- Tes pernapasan, mengukur aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Komplikasi
Melansir Healthline, komplikasi asma dapat meliputi:
- Gangguan tidur dan aktivitas lainnya
- Kesulitan menjalankan tugas sehari-hari
- Penyempitan permanen pada tabung bronkial pada paru-paru.
Baca juga: Alasan Flu Bisa Berbahaya bagi Penderita Asma
Perawatan
Melansir Mayo Clinic, berikut pilihan perawatan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi asma, antara lain:
Obat pencegahan dan kontrol jangka panjang
Obat ini umumnya dikonsumsi setiap hari untuk mengurangi pembengkakan atau peradangan di saluran udara yang menyebabkan gejala.
- Kortikosteroid inhalasi
- Obat oral pengubah leukotrien
- Inhaler kombinasi
- Teofilin, pil harian yang membantu menjaga saluran udara tetap terbuka dengan mengendurkan otot-otot di sekitar saluran udara.
Obat pereda cepat atau penyelamatan
Digunakan sesuai kebutuhan untuk meredakan gejala jangka pendek yang cepat selama serangan asma.
- Agonis beta kerja pendek, meredakan gejala dengan cepat selama serangan asma
- Agen antikolinergik, bertindak cepat untuk segera mengendurkan saluran udara dan membuatnya lebih mudah untuk bernapas
- Kortikosteroid oral dan intravena,meredakan peradangan saluran napas yang disebabkan oleh asma kronis.
Obat alergi
Digunakan jika asma Anda dipicu atau diperburuk oleh alergi.
Baca juga: 12 Gejala Asma pada Anak yang Perlu Diwaspadai
- Suntikan alergi atau imunoterapi, secara bertahap mengurangi reaksi sistem kekebalan Anda terhadap alergen tertentu
- Obat-obatan biologis yang khusus digunakan oleh penderita asma kronis.
Termoplasti bronkus
Perawatan ini digunakan untuk asma parah yang tidak membaik dengan kortikosteroid inhalasi atau obat asma jangka panjang lainnya.
Terapi ini akan membatasi kemampuan saluran udara untuk mengencang, membuat pernapasan lebih mudah dan mungkin mengurangi serangan asma.
Rencana tindakan asma
Perencanaan ini dilakukan untuk menguraikan secara tertulis waktu Anda untuk minum obat tertentu, atau menambah dan mengurangi dosis obat berdasarkan gejala Anda.
Perawatan rumahan
Selain itu, Anda dapat melakukan beberapa tindakan berikut untuk membantu proses perawatan, yaitu:
- Gunakan AC untuk mengurangi jumlah serbuk sari udara dari pohon, rumput dan gulma yang berada di dalam ruangan
- Bersihkan debu secara teratur dari perabotan rumah tangga Anda
- Pertahankan kelembaban ruangan
- Kurangi bulu hewan peliharaan
- Menjaga kebersihan tempat tinggal dengan baik
- Tutup hidung dan mulut dengan masker pada suhu dingin.
Baca juga: Mengapa Penderita Asma Sering Mengalami Kelelahan?
Pencegahan
Meskipun tidak ada cara untuk mencegah asma, Anda dan dokter Anda dapat menyiapkan rencana langkah untuk mencegah serangan asma, seperti:
- Ikuti rencana tindakan asma dengan baik dan teratur
- Menerima pemantauan dan perawatan medis secara rutin
- Dapatkan vaksinasi untuk influenza dan pneumonia
- Kenali dan hindari pemicu asma
- Kenali tanda-tanda peringatan serangan asma yang akan datang
- Minum obat Anda sesuai resep
- Perhatikan penggunaan inhaler.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.