Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cerebral Palsy (CP) adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi keseimbangan, gerakan, dan tonus otot.

“Cerebral” mengarah kepada gangguan yang berhubungan dengan otak. Sementara, “palsy” mengacu pada kelemahan atau masalah otot.

Cerebral palsy berawal di area otak yang mengontrol kemampuan untuk menggerakkan otot.

Baca juga: Cara Mencegah Cerebral Palsy Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Kondisi ini dapat terjadi saat otak itu tidak berkembang sebagaimana mestinya atau rusak saat lahir.

Jenis

Cerebral palsy terbagi menjadi empat jenis utama berdasarkan gerakan yang terlibat:

  • cerebral palsy spastik, menyebabkan kekakuan atau kesulitan bergerak 
  • cerebral palsy diskinetik, gerakan tidak terkontrol
  • cerebral palsy ataksia, menyebabkan masalah keseimbangan
  • cerebral palsy campuran, paling umum campuran dari spastil dan diskinetik.

Gejala

Gejala cerebral palsy biasanya tidak langsung terlihat setelah bayi lahir. Tanda baru terlihat selama 2 atau 3 tahun pertama kehidupan anak.

Gejalanya meliputi di bawah ini.

  • Keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan. Misalnya, tidak bisa duduk pada umur 8 bulan ataupun berjalan pada usia 18 bulan
  • Tampak terlalu kaku atau lunglai
  • Lengan atau kaki lemah
  • Gerakan gelisah, tersentak-sentak, atau kikuk
  • Gerakan acak dan tidak terkendali
  • Berjalan jinjit
  • Berbagai masalah lain, seperti kesulitan menelan, masalah berbicara, masalah penglihatan, dan ketidakmampuan belajar.

Baca juga: Lumpuh Otak

Tingkat keparahan gejala dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dapat memiliki masalah yang lebih kecil, sementara yang lainnya sangat cacat.

Penyebab

Cerebral palsy disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang.

Umumnya kondisi ini berkembang sebelum seorang anak lahir, tetapi bisa juga terjadi saat lahir atau pada awal masa kelahiran.

Dalam banyak kasus, penyebab pasti cerebral palsy tidak diketahui.

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan otak, beberapa di antaranya termasuk:

  • mutasi gen yang mengakibatkan kelainan genetik atau perbedaan perkembangan otak
  • infeksi ibu yang memengaruhi janin yang sedang berkembang
  • stroke janin, gangguan suplai darah ke otak yang sedang berkembang
  • pendarahan ke otak di dalam rahim atau saat bayi baru lahir
  • infeksi bayi yang menyebabkan peradangan di dalam atau di sekitar otak
  • cedera kepala traumatis pada bayi, seperti dari kecelakaan kendaraan bermotor, jauh, atau kekerasan fisik
  • kurangnya oksigen ke otak terkait dengan persalinan atau kelahiran yang sulit, meskipun asfiksia terkait kelahiran jauh lebih jarang menjadi penyebab daripada yang diperkirakan secara historis.

Diagnosis

Jika seorang anak dicurigai dengan kondisi cerebral palsy, dokter akan menyarankan untuk berkonsultasi pada ahli saraf (neurologis) atau dokter yang memiliki pelatihan khusus dalam perkembangan anak.

Baca juga: 17 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 1 Tahun

Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan mengamati gerakan anak. Lalu, bertanya terkait riwayat kesehatan anak serta perilaku anak saat bergerak.

Beberapa tes yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis, yaitu sebagai berikut.

  • Tes darah: dilakukan untuk mengesampingkan kondisi lain
  • CT scan: menggunakan teknologi sinar X untuk menunjukkan struktur visual otak.
  • MRI: penggunaan gelombang magnet untuk menunjukkan struktur visual otak dengan kualitas gambar lebih tinggi daripada CT scan
  • Ultrasound: penggunaan gelombang suara untuk membuat gambar otak bayi. Tidak seefektif MRI. Biasanya dilakukan pada bayi yang masih berusia sangat belia
  • EEG (elektroensefalogram): penggunaan elektroda kecil pada kepala bayi untuk mengukur gelombang otak. Dapat membantu mendiagnosis epilepsi (gangguan kejang) yang umum terjadi pada anak-anak dengan cerebral palsy.

Komplikasi

Kelemahan otot, kelenturan otot, dan masalah koordinasi dapat menyebabkan sejumlah komplikasi baik selama masa kanak-kanak atau dewasa, termasuk di bawah ini.

Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

  • Kontraktur. Kontraktur adalah pemendekan jaringan otot akibat pengencangan otot parah yang disebabkan oleh spastisitas. Kontraktur dapat menghambat pertumbuhan tulang, menyebabkan tulang menekuk, dan mengakibatkan deformitas sendi, dislokasi atau dislokasi parsial. Kondisi ini termasuk dislokasi pinggul, kelengkungan tulang belakang (skoliosis), dan kelainan ortopedi lainnya.
  • Malnutrisi. Masalah menelan atau makan dapat mempersulit seseorang dengan cerebral palsy—khususnya bayi—untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan tulang dan melemahkannya. Beberapa anak atau orang dewasa membutuhkan selang makanan untuk mendapatkan nutrisi cukup.
  • Kondisi kesehatan jiwa. Orang dengan cerebral palsy mungkin memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi. Isolasi sosial dan tantangan mengatasi disabilitas dapat berkontribusi pada depresi. Selain itu, juga terdapat risiko adanya masalah perilaku.
  • Penyakit jantung dan paru-paru. Orang dengan cerebral palsy dapat mengembangkan penyakit jantung, paru-paru, dan gangguan pernapasan. Masalah menelan dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti pneumonia aspirasi.
  • Osteoartritis. Tekanan pada sendi atau kesejajaran sendi yang abnormal akibat spastisitas otot dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif tulang yang menyakitkan secara dini.
  • Osteoporosis. Fraktur karena kepadatan tulang yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya mobilitas, nutrisi yang tidak memadai dan penggunaan obat anti epilepsi.

Komplikasi lainnya dapat mencakup:

  • gangguan tdur
  • nyeri kronis
  • kerusakan kulit
  • masalah usus
  • masalah kesehatan mulut.

Baca juga: 9 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 2 Tahun

Perawatan

Belum ditemukan obat untuk cerebral palsy.

Namun, terdapat perawatan untuk membantu orang-orang dengan kondisi ini agar dapat menjadi seaktif dan semandiri mungkin.

Perawatan meliputi:

  • fisioterapi: teknik seperti olahraga dan peregangan untuk membantu menjaga kemampuan fisik dan semoga memperbaiki masalah gerakan
  • terapi wicara: membantu bicara dan komunikasi dan kesulitan menelan
  • terapi okupasi: membantu mengidentifikasi masalah yang dimiliki dalam melakukan tugas sehari-hari dan menyarankan cara untuk membuatnya lebih mudah
  • obat kekakuan otot dan kesulitan lainnya

Dalam beberapa kasus, dibutuhkan operasi untuk mengobati masalah pergerakan atau pertumbuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau