Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2022, 09:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipoalbuminemia terjadi ketika kadar albumin dalam darah sangat rendah.

Albumin adalah protein darah yang membentuk sebagian besar plasma darah. Plasma adalah bagian cair dari darah yang menampung protein dan sel darah.

Sebagai protein utama dalam plasma darah, albumin berperan dalam banyak fungsi, termasuk menjaga tekanan dalam pembuluh darah dan mengangkut zat seperti hormon dan obat-obatan.

Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Bantu Jaga Kesehatan Liver

Penyebab

Tingkat albumin di bawah 3,4 gram per desiliter (g/dL) dianggap rendah.

Berbagai masalah kesehatan dapat menyebabkan hipoalbuminemia. Beberapa penyebab sindrom yang paling umum meliputi:

  • Gagal hati
  • Gagal jantung
  • Kerusakan ginjal
  • Penyakit celiac dan penyakit radang usus
  • Malnutrisi.

Jarang, orang dapat mengembangkan hipoalbuminemia sebagai akibat dari luka bakar yang serius, infeksi darah (sepsis), reaksi alergi, lupus, hipotiroidisme, atau diabetes.

Gejala

Seseorang mungkin mengalami berbagai gejala, seperti kebingungan, pusing, dan energi rendah jika mereka kekurangan gizi.

Beberapa gejala umum hipoalbuminemia meliputi:

  • Kelebihan protein dalam urin yang ditunjukkan oleh tes urin
  • Retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan, terutama pada kaki atau tangan
  • Tanda-tanda penyakit kuning, termasuk kulit atau mata kuning
  • Perasaan lemah atau lelah
  • Detak jantung cepat
  • Muntah, diare, dan mual
  • Perubahan nafsu makan
  • Rambut rontok
  • Kulit sangat kering atau gatal.

Baca juga: Punya Fungsi Penting Bagi Tubuh, Bagaimana Cara Jaga Kesehatan Liver?

Diagnosis

Dokter mendiagnosis dengan menguji kadar albumin setiap melakukan tes darah lengkap.

Tes yang paling umum dilakukan untuk mengukur albumin adalah tes albumin serum. Tes ini menggunakan sampel darah untuk menganalisis kadar albumin.

Dokter juga dapat mengukur berapa banyak albumin yang dikeluarkan dalam urine.

Untuk melakukan ini, mereka menggunakan tes mikroalbuminuria.

Selain itu, tes darah C-reactive protein (CRP) juga bisa jadi pilihan untuk mendiagnosis hipoalbuminemia.

Tes CRP dapat mengonfirmasi seberapa banyak peradangan yang terjadi di tubuh.

Peradangan adalah salah satu indikator hipoalbuminemia yang paling penting.

Perawatan

Albumin yang disuntikkan melalui jarum intravena dapat menjadi piliham pengobatan.

Pilihan terbaik untuk mengobati hipoalbuminemia adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya.

Sehingga penting untuk melakukan berbagai tes diagnosis guna menentukan penyebab albumin yang rendah

Perawatan umumnya meliputi:

Baca juga: 9 Fungsi Protein dalam Tubuh

  • Obat tekanan darah untuk penderita penyakit ginjal atau gagal jantung
  • Perubahan gaya hidup, terutama menghindari alkohol pada orang dengan penyakit hati
  • Obat untuk mengelola penyakit gastrointestinal kronis atau mengurangi peradangan dalam tubuh
  • Obat-obatan, seperti antibiotik, jika seseorang mengalami hipoalbuminemia setelah luka bakar yang parah
  • Perubahan pola makan untuk mengurangi keparahan penyakit jantung atau ginjal
  • Transplantasi organ, jika disebabkan kegagalan organ.

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala berikut:

  • Diare berat (lebih dari 5 kali sehari)
  • Mual yang mengganggu kemampuan untuk makan dan tidak berkurang dengan obat yang diresepkan
  • Muntah (muntah lebih dari 4-5 kali dalam periode 24 jam)
  • Sembelit yang tidak hilang dengan obat pencahar
  • Kebingungan, perubahan dalam berpikir dan mental, menguningnya mata atau kulit, akumulasi cairan di perut
  • Kelemahan otot, atau nafsu makan yang buruk yang tidak membaik
  • Sesak napas, nyeri dada atau ketidaknyamanan, harus segera dievaluasi
  • Merasakan jantung berdetak dengan cepat (palpitasi).

Komplikasi

Hipoalbuminemia dapat memperburuk efek penyakit lain.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan hipoalbuminemia lebih berisiko mengalami gagal pernapasan.

Baca juga: Makanan Enak yang Bisa Stabilkan Gula Darah dan Insulin

Komplikasi lain di antaranya:

  • Penumpukan cairan, termasuk di sekitar paru-paru dan perut
  • Radang paru-paru
  • Kerusakan otot.

Hipoalbuminemia juga dapat menurunkan efektivitas obat tertentu yang perlu mengikat albumin.

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan mengubah pola makan.

Makanan dengan banyak protein, seperti kacang-kacangan, telur, dan produk susu, adalah pilihan yang baik untuk meningkatkan kadar albumin.

Selain itu, kurangi atau berhenti minum alkohol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com