KOMPAS.com - Roseola adalah infeksi ringan yang umumnya menyerang anak-anak berusia 2 tahun. Dalam beberapa kasus, infeksi ini juga dapat menyerang orang dewasa.
Penyakit ini sangat umum hingga banyak anak terinfeksi roseola saat memasuki usia taman kanak-kanak.
Terdapat dua jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi ini. Gejala yang timbul berupa demam selama beberapa hari yang diikuti dengan ruam.
Baca juga: Sering Terjadi Pada Anak-anak, Bisakah Orang Dewasa Terinfeksi Campak?
Tidak tergolong serius, roseola tidak pernah menunjukkan indikasi penyakit yang jelas.
Perawatannya meliputi istirahat di tempat tidur, mengonsumsi cairan dan obat-obatan untuk mengurangi demam.
Jika anak menderita roseola, awalnya mereka mungkin akan menunjukkan:
Gejala ini dapat berlangsung 3 hingga 5 hari sebelum ruam muncul.
Ruam yang muncul:
Roseola disebabkan oleh sejenis virus herpes yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut.
Baca juga: Anak Terkena Campak, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Penyebaran terjadi saat seorang anak menghirup tetesan (droplet) yang mengandung virus dari orang yang terinfeksi melalui batuk, bersin, berbicara, atau tertawa.
Sangat mungkin jika seorang anak terjangkit virus yang menyebabkan roseola tanpa menyadarinya. Demam dapat terjadi dengan berbagai alasan.
Jika anak mengalami demam tanpa ruam khas roseola, kondisi anak mungkin akan dikaitkan dengan penyakit lain.
Dokter mendiagnosis anak dengan roseola berdasarkan gejala yang muncul.
Gejala roseola biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar seminggu. Dokter mungkin akan memberikan asetaminofen atau ibuprofen untuk menurunkan demam.
Ruam tidak perlu diobati karena tidak menyebabkan gatal atau rasa sakit.
Namun, anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah mungkin akan memerlukan obat antivirus.
Hubungi dokter jika anak mengalami:
Baca juga: 7 Penyakit dengan Gejala Demam Disertai Bintik Merah Selain Campak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.