KOMPAS.com - Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem limfatik yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Kelenjar getah bening berfungsi untuk menampung sel-sel tubuh yang melawan penyakit, yaitu sel darah putih atau leukosit.
Sel darah putih menjadi sel imun yang membantu tubuh melawan infeksi, racun, bahkan sel kanker.
Baca juga: Limfangitis
Kelenjar getah bening juga akan menyaring cairan getah bening sebelum kembali ke sistem peredaran tubuh.
Kelenjar getah bening akan membengkak atau meradang sebagai respons tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Pembengkakan dan peradangan kelenjar getah bening disebut limfadenitis.
Kelenjar getah bening dapat ditemukan hampir seluruh bagian tubuh, seperti di leher, ketiak, selangkangan, dada, dan rongga perut.
Melansir Johns Hopkins Medicine, terdapat dua jenis limfadenitis, yaitu:
Merupakan jenis limfadenitis yang paling umum, di mana peradangan terjadi pada beberapa kelenjar getah bening di dekat lokasi awal infeksi.
Contoh dari limfadenitis lokal adalah peradangan kelenjar getah bening akibat infeksi amandel dapat dirasakan di area leher.
Peradangan terjadi di banyak kelenjar getah bening akibat infeksi telah menyebar melalui aliran darah, atau karena penyakit lain yang menyebar ke seluruh tubuh.
Dirangkum dari Healthline dan Very Well Health, gejala limfadenitis cukup bervariasi tergantung pada penyebab dan lokasi peradangan.
Baca juga: Limpa Bengkak: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Berikut beberapa gejala umum dari limfadenitis:
Merangkum MSD Manual dan Medscape, limfadenitis muncul sebagai respons kelenjar getah bening terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Berikut beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening:
Baca juga: Obstruksi Limfatik (Limfedema)
Dikutip dari situs Medscape, limfadenitis cenderung lebih berisiko dialami oleh seseorang yang pernah atau sedang mengonsumsi obat hidantoin atau mesantoin.
Selain itu, beberapa penyakit berikut juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami limfadenitis:
Baca juga: 3 Penyakit Biang Kelenjar Getah Bening Membengkak
Melansir Mayo Clinic, diagnosis limfadenitis diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa tindakan berikut untuk mendiagnosis limfadenitis dan mengetahui penyebabnya:
Dirangkum dari Healthline dan MSD Manual, penanganan limfadenitis akan disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien, serta penyebab yang mendasarinya.
Metode penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Peradangan pada Kelenjar Getah Bening
Berikut beberapa obat yang dapat meredakan gejala dan mengatasi penyebab limfadenitis:
Operasi umumnya dilakukan jika limfadenitis telah berkembang menjadi abses.
Pada prosedur ini, dokter akan membius area limfadenitis dan membuat sayatan kecil pada kelenjar tersebut untuk mengeluarkan nanah.
Setelah itu, dokter akan menutup bekas sayatan tersebut dengan perban steril.
Limfadenitis yang disebabkan oleh tumor atau kanker dapat ditangani dengan kemoterapi, radioterapi, atau operasi pengangkatan tumor.
Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa tindakan berikut untuk membantu meredakan gejala:
Baca juga: 4 Penyebab Kelenjar Getah Bening Bengkak
Menurut Gleneagles Global Hospitals, limfadenitis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Dirangkum dari University of Rochester Medical Center dan Healthline, cara terbaik untuk mencegah limfadenitis adalah dengan menghindari infeksi.
Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.