KOMPAS.com - Hati merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyaring toksin dan zat-zat berbahaya bagi tubuh.
Zat-zat tersebut selanjutnya akan dikeluarkan oleh empedu dan dibuang melalui urine dan feses.
Proses ini bertujuan untuk menjaga tubuh dari paparan zat berbahaya sehingga tubuh tetap sehat.
Baca juga: Kanker Hati
Namun, terdapat kondisi yang menyebabkan hati tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah hepatoblastoma.
Hepatoblastoma merupakan kanker ganas yang tumbuh dari sel hati (liver). Hepatoblastoma termasuk jenis kanker hati yang paling umum.
Hepatoblastoma merupakan jenis kanker hati yang cukup langka dan umumnya menyerang anak-anak berusia di bawah tiga tahun.
Pada sebagian besar kasus, hepatoblastoma berasal dari hati bagian lobus kanan.
Selain itu, hepatoblastoma juga dapat menyebar atau bermetastasis ke bagian tubuh yang lain, umumnya ke paru-paru.
Mengutip Stanford Children’s Health, gejala hepatoblastoma umumnya muncul ketika tumor bertambah besar.
Gejala kanker hati pada anak ini cukup bervariasi, di antaranya:
Baca juga: 12 Gejala Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari Stanford Children’s Health, hingga kini penyebab hepatoblastoma masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat mutasi gen.
Merangkum Stanford Children’s Health dan Cleveland Clinic, berikut beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami hepatoblastoma:
Selain itu, beberapa kelainan genetik berikut juga dapat meningkatkan risiko mengalami hepatoblastoma:
Baca juga: 10 Penyebab Kanker Hati dan Faktor Risikonya
Dikutip dari Children's Hospital of Philadelphia, dokter akan mengawali diagnosis hepatoblastoma dengan mengamati riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, seperti:
Melansir Stanford Children’s Health, apabila seorang anak telah didiagnosis menderita hepatoblastoma maka dokter akan menentukan stadium dari penyakit ini.
Stadium hepatoblastoma didasarkan pada lokasi tumor di dalam organ hati yang terbagi ke dalam empat bagian berikut:
Baca juga: 6 Gejala Kanker Hati Stadium Awal yang Perlu Diwaspadai
Dirangkum dari Stanford Children’s Health dan Cleveland Clinic, terdapat beberapa metode penanganan hepatoblastoma yang disesuaikan dengan stadium dan ukuran tumor.
Berikut beberapa jenis pengobatan hepatoblastoma:
Operasi pengangkatan tumor sering kali menjadi pengobatan utama untuk mengatasi hepatoblastoma atau kanker hati pada anak.
Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, meliputi:
Baca juga: Suar Muntah Darah, Kisah Dahlan Iskan Menjadi Penyintas Kanker Hati
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi dan dapat diberikan secara intravena (infus), melalui oral (obat minum), atau suntikan (obat suntik).
Selain itu, obat kemoterapi juga dapat langsung diarahkan ke hati melalui kateter yang dimasukkan ke arteri utama organ hati.
Prosedur ini merupakan tindakan menutup atau menyumbat pembuluh darah yang memberikan nutrisi sel tumor. Hal ini diharapkan dapat membunuh sel tumor.
Radioterapi dapat dilakukan setelah operasi pengangkatan sel tumor guna mengatasi hepatoblastoma yang tidak dapat dioperasi dengan sempurna.
Pengobatan hepatoblastoma dapat memicu berbagai efek samping, seperti nyeri, demam, infeksi, serta mual dan muntah.
Maka dari itu, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan atau terapi yang dapat mengatasi efek samping ini.
Baca juga: 11 Faktor Risiko Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai
Merangkum Stanford Children’s Health dan Translational Pediatrics, berikut beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat hepatoblastoma:
Selain beberapa kondisi di atas, terdapat beberapa komplikasi yang muncul akibat efek samping dari pengobatan hepatoblastoma, seperti:
Menurut Cleveland Clinic, dikarenakan penyebab hepatoblastoma masih belum diketahui secara pasti maka tidak ada tindakan yang efektif untuk mencegah hepatoblastoma.
Namun, mencegah kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR) dapat membantu mengurangi risiko melahirkan bayi dengan hepatoblastoma.
Maka dari itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kehamilan yang sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.