Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2022, 15:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu bentuk kelainan bawaan atau kelainan kongenital yang memengaruhi fisik atau bagian tubuh bayi adalah bibir sumbing.

Bibir sumbing merupakan kelainan kongenital atau cacat lahir pada wajah yang ditandai dengan adanya celah pada bibir.

Bibir sumbing terjadi sejak perkembangan janin di dalam kandungan, yakni pada trimester pertama kehamilan

Baca juga: Bibir Bayi Hitam, Kenali Penyebab dan Kapan Perlu Waspada

Bibir sumbing terbentuk ketika jaringan pembentuk bibir dan langit-langit mulut janin tidak menyatu dengan sempurna.

Akibatnya, bibir memiliki celah terbuka atau tampak terbelah yang dapat muncul pada bagian tengah, kanan, atau kiri bibir.

Celah tersebut sering kali melampaui pangkal hidung dan tulang rahang atas atau mencapai gusi bagian atas.

Bibir sumbing dapat mengganggu tumbuh kembang bayi, serta menyebabkan bayi sulit menelan dan bicara seperti bayi normal pada umumnya.

Meskipun demikian, kelainan ini dapat diperbaiki melalui tindakan operasi sehingga bibir dapat kembali menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Gejala

Dikutip dari Mayo Clinic, umumnya gejala bibir sumbing dapat langsung dikenali sejak bayi lahir.

Berikut beberapa bentuk bibir abnormal yang menjadi tanda dari bibir sumbing:

  • Celah atau belahan di bibir atau langit-langit mulut yang dapat terjadi pada salah satu atau kedua sisi
  • Celah atau belahan di bibir yang tampak seperti cekungan kecil atau memanjang dari bibir ke gusi dan bagian bawah hidung
  • Celah atau belahan di langit-langit mulut yang tidak memengaruhi tampilan atau bentuk wajah.

Baca juga: 6 Penyebab Bibir Kering Pada Bayi

Pada kasus yang jarang terjadi, celah hanya terbentuk pada otot langit-langit mulut
yang lunak atau disebut bibir sumbing submukosa.

Bibir sumbing submukosa biasanya tidak langsung disadari saat bayi baru lahir. Meskipun demikian, terdapat beberapa gejala yang harus diwaspadai, di antaranya:

  • Sulit makan dan menyusui
  • Sulit menelan, bahkan terkadang makanan dan minuman keluar lagi dari hidung
  • Suara terdengar tidak jelas atau bindeng
  • Infeksi telinga kronis.

Penyebab

Merangkum WebMD dan Boston Children’s Hospital, bibir sumbing terjadi akibat jaringan pembentuk bibir dan langit-langit mulut janin tidak menyatu dengan sempurna

Namun hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti mengapa kondisi ini terjadi.

Meskipun demikian, para ahli menduga bahwa bibir sumbing disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Seseorang yang memiliki kerabat atau orang tua dengan bibir sumbing dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan bibir sumbing.

Pada sebagian kasus, bibir sumbing merupakan gejala dari beberapa kondisi, seperti sindrom Van der Woude, sindrom Stickler, atau sindrom Kabuki .

Faktor risiko

Menurut Family Doctor, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang melahirkan bayi dengan bibir sumbing, antara lain:

Baca juga: 6 Penyebab Bibir Kering Pada Bayi

  1. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat bibir sumbing
  2. Memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi narkoba saat hamil
  3. Tidak mendapat nutrisi yang cukup selama kehamilan, misalnya kekurangan asam folat
  4. Menderita diabetes sejak sebelum hamil
  5. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat antikejang selama kehamilan
  6. Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan selama hamil.

Diagnosis

Dirangkum dari situs National Health Service dan Healthline, bibir sumbing umumnya dapat disadari saat bayi lahir hingga 72 jam setelahnya.

Jika bayi mengalami bibir sumbing maka dokter akan melakukan pemeriksaan pada mulut, hidung, dan langit-langit mulut bayi.

Selain itu, bibir sumbing juga dapat terdeteksi selama kehamilan melalui pemeriksaan USG kehamilan yang dilakukan pada minggu ke-18 hingga ke 21 usia kehamilan.

Meskipun pemeriksaan ini cukup sulit untuk memastikan diagnosis bibir sumbing pada janin karena tidak semua bibir sumbing dapat terlihat melalui USG.

Namun, jika janin dicurigai mengalami bibir sumbing maka dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan amniosentesis menggunakan sampel air ketuban.

Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui penyebab bibir sumbing dan mendeteksi kelainan genetik, seperti sindrom Van der Woude.

Perawatan

Merangkum laman Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, penanganan bibir sumbing bertujuan untuk memperbaiki kemampuan makan dan minum anak.

Baca juga: Bibir Sobek

Penanganan juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan mendengar, serta memperbaiki tampilan atau bentuk wajah.

Bibir sumbing memerlukan beberapa kali tindakan operasi, tergantung pada luas dan lebar dari celah (sumbing) pada bibir anak.

Operasi pertama biasanya akan dilakukan saat bayi berusia tiga bulan.

Tahapan sebelum operasi

Sebelum melakukan tindakan operasi, dokter akan memasang alat khusus pada bibir, mulut, atau hidung bayi guna meningkatkan hasil perbaikan bibir sumbing.

Berikut beberapa alat yang akan digunakan dokter sebelum melakukan tindakan operasi bibir sumbing:

  1. Lip-taping regimen , yaitu alat untuk mempersempit atau menyatukan dua celah di bibir
  2. Nasal elevator, digunakan untuk membantu membentuk bentuk hidung bayi kembali normal
  3. Nasal-alveolar molding (NAM), digunakan untuk membantu membentuk jaringan bibir ke posisi yang lebih tepat sebelum operasi.

Tahapan operasi

Operasi pertama yaitu operasi bibir sumbing yang bertujuan untuk menutup celah bibir. Operasi ini dilakukan saat bayi berusia antara 3 sampai 6 bulan.

Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan pada kedua sisi celah dan membuat lipatan jaringan lalu menyatukan kedua celah tersebut dengan cara dijahit.

Baca juga: Bibir Melepuh

  • Operasi langit-langit sumbing

Operasi ini dilakukan untuk menutup celah dan memperbaiki langit-langit mulut, serta mencegah penumpukan cairan pada telinga tengah.

Pada operasi kedua ini dokter akan membuat sayatan pada kedua sisi celah dan mengatur ulang posisi jaringan dan otot langit-langit mulut.

Selanjutnya, dokter akan menyatukan jaringan dan otot tersebut dengan cara dijahit. Tindakan operasi ini dapat dilakukan pada bayi berusia antara 6 sampai 18 bulan.

  • Operasi lanjutan

Operasi lanjutan untuk langit-langit sumbing dapat dilakukan pada anak berusia 6 sampai 10 tahun.

Pada prosedur ini, dokter akan mencangkok tulang untuk langit-langit sumbing untuk membantu meningkatkan kualitas bicara sehingga pasien dapat berbicara dengan jelas.

Selain itu, prosedur ini juga dapat dilakukan untuk menyatukan gusi yang terpisah akibat kelainan gusi sumbing.

  • Operasi pemasangan tabung telinga

Bibir sumbing dapat mengakibatkan anak mengalami gangguan pada telinga yang berpengaruh pada pendengaran pasien.

Kondisi ini dapat diatasi melalui operasi pemasangan tabung telinga, di mana dokter akan memasukkan tabung khusus ke dalam gendang telinga.

Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan dalam telinga sehingga tidak terjadi penumpukan cairan pada telinga tengah.

Baca juga: Penyebab Bibir Kedutan dan Cara Mengatasinya

  • Operasi untuk memperbaiki penampilan

Operasi ini dapat dilakukan untuk memperbaiki penampilan mulut, bibir, dan hidung agar wajah tampak lebih simetris.

Pengobatan tambahan

Selain metode operasi, dokter mungkin akan memberikan pengobatan tambahan berikut ini guna mengatasi bibir sumbing:

  • Mengajarkan anak cara untuk makan, minum, atau menggunakan alat bantu makan
  • Terapi wicara, untuk memperbaiki kesulitan pasien dalam berbicara
  • Perawatan ortodontik, misalnya memasang kawat gigi
  • Rutin melakukan pemeriksaan gigi sejak usia dini, untuk memantau perkembangan gigi dan menjaga kesehatan mulut
  • Pengobatan untuk infeksi telinga
  • Penggunaan alat bantu dengar, untuk penderita bibir sumbing yang kehilangan pendengaran
  • Terapi psikologi, dilakukan untuk mengatasi gangguan emosional, seperti minder dan stres, akibat menderita bibir sumbing dan menjalani pengobatannya. 

Komplikasi

Menurut WebMD, berikut beberapa komplikasi yang muncul akibat bibir sumbing:

  1. Sulit makan dan mengisap ASI
  2. Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran
  3. Gangguan gigi, seperti gigi berlubang dan pertumbuhan gigi yang terganggu
  4. Sulit berbicara dan suara sengau sehingga ucapan penderita bibir sumbing sulit dipahami orang lain.

Baca juga: Bibir Pecah-Pecah

Pencegahan

Dirangkum dari Medical News Today dan Mayo Clinic, tidak ada cara efektif yang dapat mencegah bibir sumbing karena penyebabnya masih belum diketahui secara pasti.

Meskipun demikian, beberapa tindakan berikut dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi risiko melahirkan bayi dengan bibir sumbing:

  • Lakukan konseling genetik jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat bibir sumbing
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilan
  • Konsultasikan dengan dokter kandungan mengenai obat atau suplemen yang hendak dikonsumsi, jangan mengonsumsi obat secara sembarangan
  • Konsumsi vitamin selama kehamilan sesuai dengan anjuran dokter
  • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau