KOMPAS.com - Penyakit radang usus merupakan kondisi di mana usus mengalami peradangan. Salah satu jenis penyakit radang usus adalah kolitis ulseratif.
Kolitis ulseratif merupakan peradangan pada usus besar (kolon) dan bagian akhir usus besar yang mengarah ke anus (rektum).
Peradangan ini biasanya berawal dari terbentuknya luka pada rektum dan menyebar ke atas hingga usus besar.
Baca juga: 4 Penyebab Peradangan Usus yang Perlu Diperhatikan
Kolitis ulseratif dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan ke seluruh tubuh.
Pada kasus yang parah, kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan perdarahan hingga mengeluarkan nanah dan lendir akibat terbentuknya bisul (luka) pada lapisan usus besar.
Kolitis ulseratif merupakan penyakit kronis dengan gejala yang hilang muncul dari waktu ke waktu selama penderitanya hidup.
Kondisi ini dapat dialami oleh semua orang dari berbagai usia, tetapi biasanya terjadi pada usia 15 sampai 30 tahun.
Melansir Medical News Today, terdapat beberapa jenis kolitis ulseratif, di antaranya:
Dirangkum dari Healthline dan WebMD, gejala kolitis ulseratif dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan kondisi.
Baca juga: Peradangan: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Berikut beberapa gejala dari penyakit ini:
Terkadang, gejala di atas dapat bersifat lebih ringan, bahkan penderita kolitis ulseratif mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Kondisi ini disebut periode remisi.
Setelah itu, periode remisi dapat diikuti dengan kemunculan gejala lain yang mungkin lebih parah. Kondisi ini disebut periode flare-up.
Berikut beberapa gejala lain yang muncul pada periode flare-up:
Melansir Mayo Clinic, penyebab kolitis ulseratif hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Baca juga: Gangguan Pencernaan
Kondisi ini diduga terjadi akibat gangguan autoimun yang secara keliru menyerang sel-sel sehat di saluran pencernaan.
Faktor keturunan juga diduga menyebabkan kolitis ulseratif karena seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini dapat mengalami kondisi serupa.
Menurut WebMD, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kolitis ulseratif:
Dikutip dari laman Healthline, dikarenakan gejala kolitis ulseratif cukup mirip dengan penyakit radang usus lainnya maka dokter melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Baca juga: 5 Penyakit yang Menyerang Gangguan Pencernaan
Merangkum WebMD dan Mayo Clinic, penanganan kolitis ulseratif dilakukan untuk meringankan dan mencegah kekambuhan gejala.
Metode penanganan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit, seperti:
Beberapa obat yang dapat diberikan, meliputi:
Operasi dapat dilakukan untuk mengangkat seluruh usus besar dan rektum melalui prosedur yang disebut proktokolektomi.
Terdapat dua bentuk operasi prokolektomi untuk mengatasi kolitis ulseratif, yaitu:
Pada prosedur ini dokter akan memindahkan ujung usus halus (ileum) ke area perut bagian bawah dan membuat bukaan pada perut bagian bawah (stoma).
Baca juga: 12 Makanan yang Baik untuk Pencernaan
Kemudian dokter akan membawa ujung usus halus melalui stoma dan menempelkan usus ke kulit untuk menciptakan lubang dari usus kecil ke luar tubuh.
Selanjutnya dokter akan menempelkan kantong yang disebut kantong stoma pada lubang tersebut untuk menampung feses.
Pada prosedur ini, dokter akan mengganti rektum dengan bagian dari ujung usus halus (ileum).
Bagian dari ujung usus halus (ileum) akan dilipat ke atas membentuk huruf J dan akan dihubungkan ke anus sehingga membentuk sebuah kantong yang dapat menampung feses.
Dirangkum dari Crohn's & Colitis Foundation dan Mayo Clinic, peradangan kronis akibat kolitis ulseratif dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti:
Baca juga: 4 Cara Mudah Atasi Gangguan Pencernaan
Merangkum Healthdirect dan Healthline, kolitis ulseratif merupakan kondisi yang tidak dapat dicegah.
Namun, terdapat beberapa tindakan yang dapat membantu meredakan gejalanya, seperti:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.