Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2022, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit radang usus merupakan kondisi di mana usus mengalami peradangan. Salah satu jenis penyakit radang usus adalah kolitis ulseratif.

Kolitis ulseratif merupakan peradangan pada usus besar (kolon) dan bagian akhir usus besar yang mengarah ke anus (rektum).

Peradangan ini biasanya berawal dari terbentuknya luka pada rektum dan menyebar ke atas hingga usus besar.

Baca juga: 4 Penyebab Peradangan Usus yang Perlu Diperhatikan

Kolitis ulseratif dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan ke seluruh tubuh.

Pada kasus yang parah, kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan perdarahan hingga mengeluarkan nanah dan lendir akibat terbentuknya bisul (luka) pada lapisan usus besar.

Kolitis ulseratif merupakan penyakit kronis dengan gejala yang hilang muncul dari waktu ke waktu selama penderitanya hidup.

Kondisi ini dapat dialami oleh semua orang dari berbagai usia, tetapi biasanya terjadi pada usia 15 sampai 30 tahun.

Jenis

Melansir Medical News Today, terdapat beberapa jenis kolitis ulseratif, di antaranya:

  1. Proktitis ulseratif
    Merupakan jenis kolitis ulseratif yang paling umum dan ringan di mana peradangan hanya terjadi di rektum.
  2. Proctosigmoiditis
    Peradangan terjadi di rektum dan kolon sigmoid atau bagian ujung bawah kolon.
  3. Kolitis sisi kiri
    Peradangan terjadi pada sisi kiri usus besar, yakni rektum, kolon sigmoid, dan kolon desenden.
  4. Pancolitis
    Peradangan terjadi di seluruh bagian usus besar.

Gejala

Dirangkum dari Healthline dan WebMD, gejala kolitis ulseratif dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan kondisi.

Baca juga: Peradangan: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Berikut beberapa gejala dari penyakit ini:

  • Nyeri atau kram perut
  • Diare
  • Feses yang disertai darah atau nanah
  • Demam
  • Nyeri anus
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Sering merasa ingin buang air besar, tetapi feses sulit keluar
  • Nafsu makan berkurang.

Terkadang, gejala di atas dapat bersifat lebih ringan, bahkan penderita kolitis ulseratif mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Kondisi ini disebut periode remisi.

Setelah itu, periode remisi dapat diikuti dengan kemunculan gejala lain yang mungkin lebih parah. Kondisi ini disebut periode flare-up.

Berikut beberapa gejala lain yang muncul pada periode flare-up:

  • Sendi terasa nyeri dan mengalami pembengkakan
  • Ruam kulit
  • Sariawan
  • Radang mata yang menyebabkan mata merah dan terasa nyeri.

Penyebab

Melansir Mayo Clinic, penyebab kolitis ulseratif hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.

Baca juga: Gangguan Pencernaan

Kondisi ini diduga terjadi akibat gangguan autoimun yang secara keliru menyerang sel-sel sehat di saluran pencernaan.

Faktor keturunan juga diduga menyebabkan kolitis ulseratif karena seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini dapat mengalami kondisi serupa.

Faktor risiko

Menurut WebMD, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kolitis ulseratif:

  1. Berusia antara 15 sampai 30 tahun, tetapi kondisi ini juga dapat terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun
  2. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kolitis ulseratif.

Diagnosis

Dikutip dari laman Healthline, dikarenakan gejala kolitis ulseratif cukup mirip dengan penyakit radang usus lainnya maka dokter melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi gejala anemia dan peradangan di dalam tubuh
  • Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi infeksi bakteri atau parasit dan gangguan pada sistem pencernaan
  • Tes pencitraan, seperti CT scan dan rontgen untuk melihat kondisi organ di dalam perut secara keseluruhan
  • Endoskopi, dokter akan memasukkan alat khusus yang disebut endoskop melalui anus untuk memeriksa kondisi usus besar dan rektum pasien
  • Kolonoskopi,menggunakan kolonoskop atau teropong usus yang dilengkapi kamera pada bagian ujungnya untuk memeriksa bagian dalam usus besar.

Baca juga: 5 Penyakit yang Menyerang Gangguan Pencernaan

Perawatan

Merangkum WebMD dan Mayo Clinic, penanganan kolitis ulseratif dilakukan untuk meringankan dan mencegah kekambuhan gejala.

Metode penanganan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit, seperti:

Obat-obatan

Beberapa obat yang dapat diberikan, meliputi:

  • Obat antiinflamasi atau antiradang, seperti sulfasalazine dan kortikosteroid
  • Obat imunosupresan, seperti azatioprin dan siklosporin
  • Obat penghambat tumor necrosis factor (TNF), seperti infliksimab
  • Obat antidiare, seperti loperamid
  • Obat pereda nyeri jenis parasetamol atau asetaminofen
  • Suplemen zat besi untuk mengatasi anemia.

Prosedur operasi

Operasi dapat dilakukan untuk mengangkat seluruh usus besar dan rektum melalui prosedur yang disebut proktokolektomi.

Terdapat dua bentuk operasi prokolektomi untuk mengatasi kolitis ulseratif, yaitu:

  • Proktokolektomi dengan ileostomi

Pada prosedur ini dokter akan memindahkan ujung usus halus (ileum) ke area perut bagian bawah dan membuat bukaan pada perut bagian bawah (stoma).

Baca juga: 12 Makanan yang Baik untuk Pencernaan

Kemudian dokter akan membawa ujung usus halus melalui stoma dan menempelkan usus ke kulit untuk menciptakan lubang dari usus kecil ke luar tubuh.

Selanjutnya dokter akan menempelkan kantong yang disebut kantong stoma pada lubang tersebut untuk menampung feses.

  • Proktokolektomi dengan Ileal-Pouch Anal Anastomosis (IPAA atau J-pouch)

Pada prosedur ini, dokter akan mengganti rektum dengan bagian dari ujung usus halus (ileum).

Bagian dari ujung usus halus (ileum) akan dilipat ke atas membentuk huruf J dan akan dihubungkan ke anus sehingga membentuk sebuah kantong yang dapat menampung feses.

Komplikasi

Dirangkum dari Crohn's & Colitis Foundation dan Mayo Clinic, peradangan kronis akibat kolitis ulseratif dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti:

  1. Pendarahan hebat
  2. Perforasi usus besar, yaitu lubang, celah, atau robekan pada dinding usus
  3. Peritonitis, yaitu peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut (peritoneum) yang terjadi karena infeksi akibat perforasi usus besar
  4. Dehidrasi parah
  5. Pengeroposan tulang (osteoporosis)
  6. Peradangan pada kulit, mata, dan sendi
  7. Peningkatan risiko kanker usus besar
  8. Megakolon toksik, yaitu kondisi di mana usus besar membengkak atau mengalami pelebaran dengan cepat
  9. Peningkatan risiko munculnya gumpalan darah pada pembuluh darah vena dan arteri.

Baca juga: 4 Cara Mudah Atasi Gangguan Pencernaan

Pencegahan

Merangkum Healthdirect dan Healthline, kolitis ulseratif merupakan kondisi yang tidak dapat dicegah.

Namun, terdapat beberapa tindakan yang dapat membantu meredakan gejalanya, seperti:

  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari
  • Makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering
  • Batasi asupan makanan tinggi serat
  • Hindari makanan berlemak
  • Batasi asupan susu dan produk olahannya jika menderita intoleransi laktosa
  • Terapkan pola makan yang sehat
  • Rutin berolahraga untuk meningkatkan atau memperbaiki suasana hati dan membantu menghilangkan stres
  • Mempelajari dan menerapkan teknik relaksasi untuk mengelola stres
  • Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau