Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2022, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rabies adalah virus berbahaya yang menyebabkan radang otak pada manusia dan mamalia lainnya.

Hewan pembawa infeksi dapat menyebarkan rabies ke manusia melalui gigitan dan cakaran.

Tanpa pengobatan, penyakit ini dapat berakibat fatal. Namun, rabies dapat diobati jika seseorang yang pernah terpapar segera mencari pertolongan medis.

Baca juga: Rabies: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Terdapat dua jenis rabies:

  • rabies ganas atau ensefalitis
  • rabies paralitik.

Sebanyak 80 persen kasus rabies pada manusia merupakan jenis ganas dan memungkinkan penderitanya mengalami hiperaktif dan hidrofobia.

Sementara itu, tipe kedua menyebabkan kelumpuhan sebagai gejala yang dominan.

Gejala

Gejala pertama rabies sangat mirip dengan flu dan dapat berlangsung selama berhari-hari.

Beberapa gejala dan tanda berikutnya termasuk:

  • demam
  • sakit kepala
  • mual
  • muntah
  • agitasi
  • kecemasan
  • kebingungan
  • hiperaktif
  • kesulitan menelan
  • air liur berlebihan
  • ketakutan akibat kesulitan menelan air
  • halusinasi
  • insomnia
  • kelumpuhan sebagian.

Baca juga: Rabies: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah dan Mengatasinya

Penyebab

Rabies adalah infeksi virus yang menyebar terutama melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Jika tidak diobati segera dapat berakibat fatal.

Virus ini merupakan RNA dari keluarga rhabdovirus yang dapat memengaruhi tubuh dengan salah satu dari dua cara.

Cara pertama, melalui saraf perifer secara langsung dan bermigrasi ke otak. Selain itu, juga dapat bereplikasi di dalam otot, ketika aman dari sistem kekebalan inang.

Setelah itu, virus rabies juga memasuki sistem saraf melalui sambungan neuromuskular.

Begitu berada di dalam sistem saraf, virus dapat menghasilkan peradangan akut pada otak.

Koma dan kematian dapat terjadi akibat kondisi tersebut.

Diagnosis

Jika hewan berpotensi rabies menggigit seseorang, tidak ada cara pasti untuk mengetahui jika hewan tersebut telah menularkan virus.

Selain itu, umum untuk tidak menemukan bekas gigitan hewan tersebut. Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mendeteksi adanya virus rabies.

Namun, tes mungkin perlu dilakukan berulang untuk memastikan jika orang tersebut membawa virus.

Dokter juga akan merekomendasikan pengobatan sesegera mungkin untuk mencegah virus rabies menginfeksi tubuh jika terdapat kemungkinan orang tersebut terpapar.

Baca juga: Cara Mencegah Infeksi karena Gigitan Anjing

Perawatan

Jika seseorang terkena gigitan atau cakaran hewan pengidap rabies, atau hewan tersebut menjilati luka terbuka, segera cuci area yang terkena selama 15 menit dengan air sabun, povidone iodine, atau deterjen.

Perlakuan tersebut dapat meminimalkan jumlah partikel virus. Setelah itu, segera cari perhatian medis.

Setelah terpapar dan sebelum gejala dimulai, dokter akan memberikan suntikan yang dapat mengobati potensi infeksi rabies.

Kebanyakan kasus rabies berakibat fatal begitu gejala muncul karena belum ada pengobatan efektif pada tahap tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com