Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2022, 21:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Konten Sensitif
Divalidasi oleh:
Konten Sensitif

Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.

KOMPAS.com - Kanker vagina adalah kanker langka yang terjadi di vagina, tabung berotot yang menghubungkan rahim dengan alat kelamin luar.

Kanker vagina paling sering terjadi pada sel-sel yang melapisi permukaan vagina yang terkadang disebut jalan lahir.

Baca juga: 7 Gejala Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai

Tipe

Kanker vagina dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis sel tempat kanker dimulai.

Jenis kanker vagina meliputi:

  • karsinoma sel skuamosa vagina: dimulai pada sel tipis dan datar (sel skuamosa) yang melapisi permukaan vagina dan merupakan jenis yang paling umum
  • adenokarsinoma vagina: dimulai di sel kelenjar di permukaan vagina
  • melanoma vagina: berkembang di sel penghasil pigmen (melanosit) vagina
  • sarkoma vagina: berkembang di sel jaringan ikat atau sel otot dinding vagina.

Gejala

Gejala utama kanker vagina biasanya:

  • benjolan di vagina
  • bisul dan perubahan kulit lainnya di dalam atau sekitar vagina.

Gejala lain dari kanker vagina meliputi:

  • pendarahan dari vagina setelah menopause
  • berdarah setelah berhubungan seks atau nyeri saat berhubungan seks
  • keputihan berbau atau bernoda darah
  • perdarahan antarperiode
  • gatal di vagina yang tidak hilang
  • sakit saat buang air kecil, atau ingin banyak buang air kecil.

Penyebab

Wanita yang memiliki human papillomavirus (HPV) lebih mungkin dibandingkan wanita lain untuk mengembangkan kanker langka.

Baca juga: 3 Penyebab Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai

Wanita yang telah terinfeksi virus herpes simpleks juga berisiko lebih tinggi terkena kanker vagina.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker vagina, yaitu:

  • berusia umur lebih dari 60
  • terekspos dietilstilbestrol (DES) saat hamil di antara tahun 1940 dan 197, karena lebih rentan mengembangkan adenokarsinoma sel jernih pada vagina atau leher rahim
  • minum alkohol
  • memiliki kanker
  • serviks atau lesi
  • prakanker
  • mengidap HIV
  • merokok
  • memiliki sel yang tidak biasa di vagina yang disebut neoplasia intraepitel vagina.

Diagnosis

Apabila uji panggul atau tes Pap menunjukkan tanda-tanda masalah, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi.

Mereka akan menggunakan alat pembesar berlampu yang disebut kolposkop untuk memeriksa vagina dan leher rahim jika ada sesuatu yang tidak biasa.

Dokter juga mungkin akan melakukan biopsi, prosedur dengan mengambil sedikit jaringan untuk diuji di laboratorium dan dianalisis.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Vagina yang Baik Dilakukan

Perawatan

Kanker vagina seringkali dapat diobati. Perawatan yang dijalani akan bergantung pada:

  • ukuran dan jenis kanker vagina yang dimiliki
  • lokasi kanker berkembang
  • kondisi jika kanker sudah menyebar
  • kesehatan secara umum.

Pengobatan utama untuk kanker vagina adalah radioterapi. Namun, dokter juga mungkin menyarankan untuk menjalani operasi dan kemoterapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau