Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.
KOMPAS.com - Kanker vagina adalah kanker langka yang terjadi di vagina, tabung berotot yang menghubungkan rahim dengan alat kelamin luar.
Kanker vagina paling sering terjadi pada sel-sel yang melapisi permukaan vagina yang terkadang disebut jalan lahir.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai
Kanker vagina dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis sel tempat kanker dimulai.
Jenis kanker vagina meliputi:
Gejala utama kanker vagina biasanya:
Gejala lain dari kanker vagina meliputi:
Wanita yang memiliki human papillomavirus (HPV) lebih mungkin dibandingkan wanita lain untuk mengembangkan kanker langka.
Baca juga: 3 Penyebab Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai
Wanita yang telah terinfeksi virus herpes simpleks juga berisiko lebih tinggi terkena kanker vagina.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker vagina, yaitu:
Apabila uji panggul atau tes Pap menunjukkan tanda-tanda masalah, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi.
Mereka akan menggunakan alat pembesar berlampu yang disebut kolposkop untuk memeriksa vagina dan leher rahim jika ada sesuatu yang tidak biasa.
Dokter juga mungkin akan melakukan biopsi, prosedur dengan mengambil sedikit jaringan untuk diuji di laboratorium dan dianalisis.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Vagina yang Baik Dilakukan
Kanker vagina seringkali dapat diobati. Perawatan yang dijalani akan bergantung pada:
Pengobatan utama untuk kanker vagina adalah radioterapi. Namun, dokter juga mungkin menyarankan untuk menjalani operasi dan kemoterapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.