Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2022, 20:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Konten Sensitif
Divalidasi oleh:
Konten Sensitif

Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.

KOMPAS.com - Kanker penis adalah kondisi saat sel-sel di penis tumbuh dan membelah secara abnormal. Biasanya, gangguan berawal di sel kulit dan masuk ke dalam.

Kanker ini bersifat jarang, tapi dapat diobati jika ditemukan sejak dini.

Baca juga: Penis Mengerut

Jenis

Beberapa kanker penis, di antaranya:

  • karsinoma sel skuamosa atau epidermoid: sebanyak sekitar 95 persen dari kanker penis merupakan jenis ini, biasanya berawal pada atau di bawah kulup penis. Namun, juga dapat muncul di bagian lain dari penis.
  • sarkoma: terbentuk di jaringan seperti pembuluh darah, otot, dan lemak
  • melanoma: kanker yang berawal pada sel-sel yang memberi warna pada kulit
  • karsinoma sel basal: berawal jauh di dalam kulit, tumbuh perlahan, dan tidak mungkin menyebar ke area lain pada tubuh.

Gejala

Pada umumnya, sebagian besar kanker penis memengaruhi kulit yang menutupi penis (kulup), atau kepala yang juga disebut ujung (kelenjar) penis.

Beberapa gejala umum kanker penis, yaitu:

  • pertumbuhan atau luka yang tidak sembuh dalam empat minggu
  • ruam
  • pendarahan dari penis atau di bawah kulup
  • penebalan kulit penis atau kulup yang membuat kulup sulit ditarik ke belakang (phimosis)
  • perubahan warna kulit penis atau kulup.

Gejala lain dapat meliputi:

  • benjolan di selangkangan
  • merasa lelah
  • sakit perut
  • berat badan turun tanpa alasan jelas.

Baca juga: Penis Bengkak

Penyebab

Tidak diketahui pasti penyebab dari kanker penis. Namun, pria yang tidak disunat lebih mungkin mengembangkan kanker penis.

Hal ini disebabkan pria yang tidak disunat berisiko mengalami kondisi lain yang memengaruhi penis, seperti phimosis dan smegma (zat yang terbentuk saat sel kulit mati, kelembapan, dan minyak terkumpul di bawah kulup).

Kanker juga dapat berkembang saat pria yang tidak disunat gagal membersihkan area di bawah kulup dengan benar.

Beberapa faktor risiko kanker penis lainnya, yaitu:

  • berusia di atas 60 tahun
  • merokok
  • sanitasi pribadi buruk
  • tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk
  • memiliki infeksi menular seksual, seperti human papillomavirus (HPV).

Diagnosis

Diagnosis berawal dari pemeriksaan fisik.

Dokter akan melakukan biopsi atau pengambilan jaringan yang akan diuji di laboratorium untuk menentukan jika terdapat sel kanker.

Tes tambahan dapat termasuk ultrasound serta pemindaian CT dan MRI untuk menentukan jika kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Apabila dokter memiliki dugaan bahwa kanker telah menyebar, dokter juga akan melakukan biopsi kelenjar getah bening di area sekitar juga.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Mengatasi Infeksi HPV Pada Pria

Perawatan

Apabila kanker masih berada pada tahap awal, perawatan dapat meliputi:

  • obat dalam bentuk krim untuk kulit
  • cryotherapy, penggunaan cairan yang sangat dingin atau alat untuk membekukan yang digunakan untuk menghancurkan jaringan kanker
  • bedah Mohs, pengangkatan satu lapis kulit yang terkena secara bertahap hingga mencapai jaringan yang sehat
  • laser untuk memotong dan menghancurkan area yang mengandung kanker
  • sunat, operasi menghilangkan kulup. Dilakukan jika kanker hanya terdapat di area kulup.

Jika kanker telah berkembang lebih jauh atau mungkin menyebar, dokter mungkin akan melakukan:

  • pembedahan untuk mengangkat beberapa atau semua kelenjar getah bening di selangkangan apabila kanker telah menyebar di sana
  • radiasi dan/atau kemoterapi untuk membersihkan tubuh dari sel kanker
  • penektomi, operasi pengangkatan sebagian atau seluruh penis.

Sebagian besar perawatan untuk kanker penis stadium awal tidak memengaruhi kemampuan untuk berhubungan seks. Namun, kemoterapi dan radiasi dapat memengaruhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com