Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2022, 10:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit akibat virus yang menyebabkan tonjolan (papula) seperti mutiara tunggal atau ganda pada kulit.

Papula memiliki lekukan atau lesung pipit di tengahnya.

Moluskum kontagiosum adalah infeksi kronis dan lesi dapat bertahan dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Baca juga: 4 Jenis Makanan Ini Bisa Merusak Kesehatan Kulit

Namun, sebagian besar kasus sembuh dalam enam hingga sembilan bulan.

Penyebab

Moluskum kontagiosum disebabkan oleh virus moluskum kontagiosum yang merupakan bagian dari keluarga virus cacar.

Virus ini menular melalui kontak langsung dan lebih sering terjadi pada anak-anak.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, sistem kekebalan mereka menjadi lebih baik dalam membersihkan virus.

Namun, virus juga dapat menyebar melalui kontak seksual dan dapat terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Sistem kekebalan adalah cara tubuh kita sendiri untuk melawan infeksi dan penyakit.

Moluskum kontagiosum dapat menyebar pada satu individu melalui garukan dan gosokan.

Gejala

Lokasi umum papula adalah di wajah, batang tubuh, dan anggota badan anak-anak.

Pada orang dewasa, lokasi umum adalah alat kelamin, perut, dan paha bagian dalam.

Kondisi ini biasanya menghasilkan papula dengan gejala berikut:

  • Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa terasa gatal
  • Berukuran kecil, namun orang yang mengidap defisiensi imun dapat mengembangkan lesi yang lebih besar
  • Memiliki lesung pipit di tengahnya
  • Awalnya berbentuk kubah dan berwarna daging
  • Menjadi lebih nyeri seiring waktu
  • Dapat berubah menjadi merah dan mengering seiring waktu
  • Memiliki inti pusat dari bahan putih berlilin.

Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Bekas Herpes Kulit secara Alami

Moluskum kontagiosum biasanya menghilang dengan sendirinya selama beberapa bulan atau tahun pada orang yang memiliki sistem kekebalan normal.

Pada orang yang menderita AIDS atau kondisi lain yang memengaruhi sistem kekebalan, lesi yang terkait dengan moluskum kontagiosum bisa menjadi luas.

Diagnosis

Diagnosis moluskum kontagiosum didasarkan pada penampakan lesi yang khas.

Jika diagnosis diragukan, dokter dapat memastikan diagnosis dengan biopsi kulit. 

Apabila ada kekhawatiran tentang masalah kesehatan tertentu, dokter dapat memeriksa gangguan yang mendasarinya.

Perawatan

Pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat, gangguan ini biasanya hilang dengan sendirinya selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Tapi lesi bisa menyebar sebelum hilang.

Lesi  dapat dihilangkan dengan operasi kecil dengan menggores, menghilangkan coretan, membekukan, atau melalui bedah listrik jarum.

Perawatan laser juga dapat digunakan. Operasi pengangkatan lesi individu terkadang dapat menyebabkan jaringan parut.

Obat-obatan, seperti preparat asam salisilat yang digunakan untuk menghilangkan kutil dapat digunakan.

Baca juga: Infeksi Kulit

Meski begitu, cantharidin adalah perawatan yang paling umum digunakan untuk mengobati lesi oleh dokter.

Krim tretinoin atau krim imiquimod juga dapat diresepkan.

Hubungi dokter apabila mengalami gejala berikut:

  • Memiliki masalah kulit seperti moluskum kontagiosum
  • Lesi moluskum kontagiosum tidak kunjung sembuh, menyebar, atau jika gejala baru muncul.

Komplikasi

Masalah komplikasi yang dapat terjadi bisa mencakup salah satu dari berikut ini:

  • Persistensi, penyebaran, atau kekambuhan lesi
  • Infeksi kulit bakteri sekunder (jarang).

Pencegahan

Hindari kontak langsung dengan lesi kulit orang yang memiliki moluskum kontagiosum.

Jangan berbagi handuk atau barang pribadi lainnya, seperti pisau cukur dan make-up dengan orang lain.

Kondom pria dan wanita tidak dapat sepenuhnya melindungi diri dari moluskum kontagiosum yang menyerbar lewat pasangan.

Meski begitu, kondom tetap harus digunakan setiap kali status penyakit pasangan seksual tidak diketahui.

Baca juga: 8 Makanan yang Dapat Menyehatkan kulit

Kondom mengurangi risiko terkena atau menyebarkan moluskum kontagiosum dan penyakit menular seksual lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com