KOMPAS.com - Leukoderma atau juga disebut achromoderma, adalah tanda klinis ketika terjadi perubahan lapisan kulit dalam menjadi berwarna keputihan dan seperti berselaput.
Leukoderma harus dibedakan dari hipopigmentasi atau pucat karena berkurangnya pigmentasi.
Ketika kondisinya semakin parah, bintik-bintik itu menutupi hampir semua bagian tubuh termasuk kulit kepala, wajah, dan alat kelamin.
Baca juga: Vitiligo pada Bayi, Kenali Penyebab dan Cara Menyembuhkannya
Leukoderma disebabkan akibat hilangnya melanin epidermal. Penyebabnya beragam, seperti:
Tanda dan gejala utama leukoderma adalah bercak putih susu pada kulit.
Tanda-tanda lainnya meliputi:
Baca juga: 4 Cara Mengobati Vitiligo dengan Obat dan Tindakan Medis
Meskipun leukoderma dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun, pigmentasi biasanya terjadi pertama kali pada area tubuh yang terpapar sinar matahari.
Dokter dapat memeriksa kulit untuk memastikan diagnosis.
Terkadang, dokter menggunakan wood lamp, sinar ultraviolet genggam yang menyebabkan area kulit dengan pigmen yang lebih sedikit bersinar putih cerah.
Dalam beberapa kasus, biopsi kulit mungkin diperlukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari hilangnya pigmen.
Dokter juga dapat melakukan tes darah untuk memeriksa kadar tiroid atau hormon lain, kadar glukosa, dan vitamin B12 untuk menyingkirkan gangguan terkait lainnya.
Karena tidak ada pengobatan leukoderma khusus yang tersedia, tujuan utama dokter kulit selama perawatan adalah untuk memperbaiki penampilan area tubuh yang terkena.
Pilihan perawatan meliputi:
Baca juga: Kenali Apa itu Vitiligo, Bercak Putih pada Kulit Tapi Bukan Panu
Segera hubungi dokter jika terjadi perubahan warna kulit tanpa alasan yang jelas.
Leukoderma dapat berisiko menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
Kurangi paparan bahan kimia, sinar matahari, dan mengelola stres adalah langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah hilangnya pigmen seperti leukoderma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.