KOMPAS.com - Keputihan bisa jadi adalah salah satu keluhan yang paling banyak diutarakan oleh para wanita di berbagai belahan dunia.
Keputihan atau dalam istilah medis dikenal sebagai leucorrhea, white discharge, atau fluor albus merupakan istilah untuk menjelaskan keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.
Keadaan ini biasanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Vagina
Keputihan sebenarnya adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembaban organ intim wanita.
Melansir Medical News Today, cairan atau lendir yang diproduksi dalam vagina dan leher rahim ini akan membawa sel-sel mati serta bakteri keluar dari vagina, sehingga vagina tetap bersih.
Penyebab keputihan fisiologis (normal) adalah faktor hormonal.
Keputihan normal dapat terjadi pada masa subur, dan masa menjelang atau sesudah menstruasi.
Keputihan normal juga bisa terjadi melalui rangsangan seksual.
Pada kondisi tersebut, keputihan yang terjadi pada umumnya memiliki ciri-ciri berikut:
Meski beberapa keputihan bersifat normal, namun kaum hawa perlu mewaspadai beberapa hal yang dapat menyebabkan keputihan menjadi abnormal.
Pasalnya, keputihan patologis (abnormal) dapat mengindikasikan adanya penyakit tertentu.
Baca juga: 13 Makanan untuk Meningkatkan Gairah Seks
Salah satu penyebab keputihan abnormal paling sering adalah adanya infeksi pada organ reproduksi wanita, seperti infeksi bakteri (vaginitis), infeksi jamur (candidiasis), dan infeksi parasit (trikomoniasis).
Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi gejala infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS) tertentu.
Karena dapat menyebar ke rahim, ovarium, dan saluran tuba, serta dapat ditularkan ke pasangan seksual, deteksi dini dan pengobatan IMS sangat penting untuk dilakukan.
Melansir Mayo Clinic, gejala keputihan abnormal yang perlu diperhatikan di antaranya, yakni:
Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?