KOMPAS.com – Hepatitis B termasuk penyakit yang tak layak dianggap remeh.
Pasalnya, pada sebagian orang, infeksi hepatitis B bisa menjadi kronis, artinya berlangsung lebih dari 6 bulan dan berkembang menjadi kondisi medis yang lebih berbahaya.
Melansir Mayo Clinic, infeksi hepatitis B kronis dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti:
Peradangan yang terkait dengan infeksi hepatitis B dapat menyebabkan jaringan parut yang luas pada hati (sirosis), yang dapat mengganggu kemampuan hati untuk berfungsi.
Baca juga: 6 Gejala Hepatitis B yang Perlu Diwaspadai
Orang dengan infeksi hepatitis B kronis memiliki peningkatan risiko kanker hati.
Gagal hati akut adalah suatu kondisi di mana fungsi vital hati mati.
Jika itu terjadi, transplantasi hati diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Orang dengan hepatitis B kronis dapat mengembangkan penyakit ginjal atau radang pembuluh darah.
Maka penting bagi siapa saja untuk mewaspadai beragam penyebab hepatitis B, terutama orangtua yang memiliki anak kecil.
Hal itu dikarenakan, daripada orang dewasa, bayi dan anak-anak lebih mungkin mengembangkan infeksi hepatitis B kronis atau jangka panjang ini.
Sementara, sebagian besar orang dewasa dengan penyakit hepatitis B dapat pulih sepenuhnya, bahkan jika tanda dan gejalanya parah.
Baca juga: 12 Gejala Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai
Pada dasarnya, hepatitis B adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Melansir NHS, virus hepatitis B ditemukan dalam darah dan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Banyak orang dengan hepatitis B memiliki sedikit gejala dan mungkin tidak tahu bahwa mereka terinfeksi virus ini. Mereka pun bisa jadi menyebarkan infeksi tanpa menyadarinya.
Lantas, bagaimana saja hepatitis B bisa menyebar?
Baca juga: 7 Jenis Hepatitis yang Perlu Diwaspadai
Hepatitis B tidak menyebar melalui ciuman, berpegangan tangan, berpelukan, batuk, bersin, atau berbagi peralatan dan perlengkapan.
Orang dengan risiko tertinggi hepatitis B termasuk:
Risiko tertular hepatitis B bagi pelancong yang pergi ke tempat-tempat yang sering terinfeksi umumnya dianggap rendah jika kegiatan ini dihindari.
Dokter dapat membantu Anda menjalani tes darah untuk memeriksa hepatitis B dan mendapatkan vaksinasi hepatitis B jika Anda berisiko tinggi.
Melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka prevalensi hepatitis B tertinggi berada di wilayah Pasifik Barat dan wilayah Afrika, di mana masing-masing mencapai 6,2 persen dan 6,1 persen dari populasi orang dewasa terinfeksi.
Sementara, di wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Eropa diperkirakan masing-masing memiliki angka prevalensi 3,3 persen, 2,0 persen dan 1,6 persen dari populasi umum terinfeksi.
Sedangkan di wilayah Amerika, prevalensi hepatitis B hanya mencapai 0,7 persen populasi terinfeksi.
Baca juga: 5 Penyebab Sirosis Hati yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.