Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Gejala Intoleransi Gluten yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 01/02/2021, 16:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

5. Merasa lelah

Merasa lelah sangat umum dan biasanya tidak terkait dengan penyakit apa pun.

Namun, jika Anda terus-menerus merasa sangat lelah, Anda harus mencari tahu kemungkinan penyebab yang mendasarinya.

Individu yang tidak toleran gluten sangat rentan terhadap kelelahan dan keletihan, terutama setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.

Baca juga: 12 Makanan untuk Melawan Kelelahan

Penelitian telah menunjukkan bahwa 60-82 persen orang yang tidak toleran gluten biasanya mengalami kelelahan dan kurang berenergi.

Selain itu, intoleransi gluten juga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang pada gilirannya akan menyebabkan lebih banyak kelelahan dan kekurangan energi .

6. Masalah kulit

Intoleransi gluten juga dapat memengaruhi kulit Anda.

Kondisi kulit melepuh yang disebut dermatitis herpetiformis adalah manifestasi kulit dari penyakit celiac.

Setiap orang yang memiliki penyakit ini sensitif terhadap gluten, tetapi kurang dari 10 persen pasien mengalami gejala pencernaan yang mengindikasikan penyakit celiac.

Selain itu, beberapa penyakit kulit lainnya telah menunjukkan perbaikan saat menjalani diet bebas gluten.

Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi

Ini termasuk:

  • Psoriasis, yakni penyakit peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit bersisik dan kemerahan
  • Alopecia areata, yakni penyakit autoimun yang muncul sebagai kerontokan rambut tanpa jaringan parut
  • Urtikaria (biduran) kronis, yakni kondisi kulit yang ditandai dengan adanya bentol kemerahan dan disertai dengan rasa gatal

7. Depresi

Orang dengan masalah pencernaan tampaknya lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi, dibandingkan dengan orang yang sehat.

Di mana, kecemasan dan depresi sangat umum terjadi di antara orang-orang yang memiliki penyakit celiac.

Ada beberapa teori tentang bagaimana intoleransi gluten dapat mendorong depresi.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Kerap Dilakukan Penderita Depresi

Ini termasuk:

  • Tingkat serotonin abnormal: Serotonin adalah neurotransmitter yang memungkinkan sel untuk berkomunikasi. Serotonin pada umumnya dikenal sebagai salah satu hormon "kebahagiaan". Jumlah yang berkurang telah dikaitkan dengan depresi.
  • Eksorfin gluten: Peptida ini terbentuk selama pencernaan beberapa protein gluten. Mereka dapat mengganggu sistem saraf pusat, yang dapat meningkatkan risiko depresi.
  • Perubahan mikrobiota usus: Peningkatan jumlah bakteri berbahaya dan penurunan jumlah bakteri menguntungkan dapat memengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan risiko depresi.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang depresi dengan intoleransi gluten yang dilaporkan sendiri ingin melanjutkan diet bebas gluten karena mereka merasa lebih baik, meskipun gejala pencernaan mereka mungkin tidak teratasi.

Itu menunjukkan bahwa paparan gluten dengan sendirinya dapat menyebabkan perasaan depresi, terlepas dari gejala pencernaan.

8. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

Perubahan berat badan yang tidak terduga sering kali menjadi perhatian.

Meskipun bisa berasal dari berbagai alasan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan adalah efek samping umum dari penyakit celiac yang tidak terdiagnosis.

Dalam sebuah penelitian pada pasien penyakit celiac, dua pertiga mengalami penurunan berat badan dalam enam bulan menjelang diagnosis mereka.

Penurunan berat badan dapat disebabkan oleh berbagai gejala pencernaan, ditambah dengan penyerapan nutrisi yang buruk.

Baca juga: 3 Alasan Makan Perlahan Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

9. Anemia defisiensi besi

Melansir Medical News Today, anemia defisiensi besi adalah kekurangan nutrisi yang paling umum di dunia.

Kekurangan zat besi ini dapat menyebabkan gejala seperti volume darah rendah, kelelahan, sesak napas, pusing, sakit kepala, kulit pucat, dan kelemahan.

Pada penyakit celiac, penyerapan nutrisi di usus kecil terganggu, mengakibatkan berkurangnya jumlah zat besi yang diserap dari makanan.

Anemia defisiensi zat besi mungkin merupakan salah satu gejala pertama penyakit celiac yang diperhatikan oleh dokter Anda.

Sebuah studi menunjukkan bahwa kekurangan zat besi mungkin signifikan pada anak-anak dan orang dewasa dengan penyakit celiac.

Baca juga: 10 Gejala Anemia Defisiensi Besi yang Perlu Diketahui

10. Kecemasan

Kecemasan dapat mempengaruhi 3-30 persen orang di seluruh dunia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau