KOMPAS.com – Refluks asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan, yakni saluran yang menghubungkan mulut ke perut.
Kondisi ini juga dapat disebut sebagai regurgitas asam atau gastroesophageal reflux.
Kebanyakan orang mengalami refluks ringan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Bagaimana Asam Lambung Bisa Menyebabkan Mual?
Menurut Mayo Clinic, jika mengalami refluks ringan, risiko seseorang mengalami komplikasi asam lambung pada umumnya rendah.
Dengan demikian, refluks asam lambung ringan atau sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Meskipun dapat menyebabkan ketidaknyamanan sementara, hal itu cenderung tidak menimbulkan risiko kesehatan yang besar.
Sementara, apabila seseorang yang mengalami refluks asam lambung lebih dari dua kali seminggu, mereka mungkin menderita kondisi yang dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD).
Meskipun GERD sendiri bukan kondisi yang mengancam nyawa, penyakit ini dapat menyebabkan masalah kesehatan dan komplikasi yang lebih serius jika tidak ditangani.
Inilah yang menjadi alasan kenapa asam lambung perlu diwaspadai, yakni jika sering terjadi.
Melansir Health Line, dalam beberapa kasus, GERD dapat menyebabkan beragam komplikasi. Beberapa di antaranya bisa menjadi serius, terutama jika tidak dikendalikan.
Baca juga: 3 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur untuk Penderita Asam Lambung
Untuk diketahui, banyak dari komplikasi asam lambung terkait satu sama lain.
Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan yang lebih serius yang bisa muncul akibat GERD:
1. Esofagitis
Refluks asam lambung yang sering terjadi dapat memicu peradangan di kerongkongan, suatu kondisi yang dikenal sebagai esofagitis.
Esofagitis membuat sulit menelan dan terkadang menyakitkan.
Gejala lainnya termasuk:
Esofagitis kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan tukak dan striktur esofagus. Ini juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker esofagus.
Baca juga: 3 Penyebab Asam Lambung Naik Saat Hamil
2. Striktur esofagus
GERD yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasia) di kerongkongan.
Akibatnya, kerongkongan bisa menjadi lebih sempit dan kencang.
Kondisi ini, yang dikenal sebagai striktur esofagus, sering kali membuat menelan sulit atau menyakitkan.
Kondisi ini juga dapat mempersulit makanan dan cairan untuk mengalir dari kerongkongan ke perut, dan pernapasan bisa terasa sesak.
Dalam beberapa kasus, makanan padat atau padat bisa tersangkut di kerongkongan.
Hal ini dapat meningkatkan risiko Anda tersedak.
Selain itu, jika Anda tidak dapat dengan mudah menelan makanan dan cairan, ini dapat menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.
3. Ulkus esofagus
Asam lambung dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan ulkus yang menyakitkan.
Jenis ulkus peptikum ini dikenal dengan nama tukak esofagus.
Baca juga: 15 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Secara Alami
Ulkus esofagus dapat menyebabkan gejala, seperti:
Namun, tidak semua orang yang mengalami tukak esofagus memiliki gejala.
Jika tidak diobati, tukak esofagus dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti perforasi esofagus (lubang di esofagus) atau tukak berdarah.
4. Barrett’s esophagus
Kerusakan yang berkelanjutan pada esofagus yang disebabkan oleh asam lambung dapat memicu perubahan sel pada lapisan esofagus.
Dengan Barrett’s esophagus, sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah digantikan oleh sel kelenjar.
Baca juga: 5 Penyebab Heartburn dan Mual Sering Terjadi yang Perlu Diwaspadai
Sel-sel ini mirip dengan sel yang melapisi usus.
Barrett’s esophagus berkembang pada sekitar 10 hingga 15 persen orang yang menderita GERD.
Kondisi ini cenderung memengaruhi pria hampir dua kali lebih sering daripada wanita.
Ada sedikit risiko bahwa sel kelenjar ini bisa menjadi kanker dan menyebabkan kanker esofagus.
5. Pneumonia aspirasi
Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut bisa terhirup ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, infeksi paru-paru yang menyebabkan gejala seperti:
Baca juga: 6 Komplikasi Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Perawatan biasanya melibatkan antibiotik dan, dalam kasus yang lebih parah, rawat inap dan perawatan suportif untuk pernapasan.
6. Kanker esofagus
Orang yang menderita GERD berisiko sedikit lebih tinggi terkena jenis kanker esofagus tertentu yang dikenal sebagai adenokarsinoma esofagus.
Kanker ini menyerang bagian bawah kerongkongan, menyebabkan gejala seperti:
Orang biasanya hanya memperhatikan gejala setelah kanker telah mencapai tahap yang lebih lanjut.
Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Selain GERD, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorag terkena kanker esofagus meliputi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.