KOMPAS.com - Sebagian penderita hipertensi dianjurkan minum obat penurun darah tinggi untuk mengontrol kadar tekanan darahnya.
Melansir NHS, obat penurun darah tinggi biasanya diberikan bagi penderita hipertensi yang berisiko terkena serangan jantung atau stroke.
Kondisi tersebut mengacu pada penderita darah tinggi yang kadar tekanan darahnya ajek di atas 140/90 mmHg dan memiliki beberapa risiko penyakit kardiovaskuler karena pola hidupnya tidak sehat.
Baca juga: 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat
Dilansir dari American Heart Association, jenis obat penurun darah tinggi yang diresepkan dokter antara lain:
Berikut penjelasan jenis obat penurun darah tinggi, fungsi, contoh, dan efek sampingnya:
Obat penurun darah tinggi ini berfungsi membantu tubuh membuang kelebihan natrium atau garam dan air dari tubuh.
Contoh:
Diuretik tiazid (chlorthalidone/ Hygroton, chlorothiazide/ Diuril, hydrochlorothiazide/ Hydrodiuril, Microzide, indapamide/ Lozol, metolazone/ Zaroxolyn; diuretik potassium-sparing (amiloride/ Midamor, spironolactone/ Aldactone, triamterene/ Dyrenium; diuretik loop (bumetanide/ Bumex, furosemide/ Lasix, torsemide/ Demadex; dan diuretik kombinasi.
Baca juga: 8 Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi
Efek samping:
Sejumlah obat diuretik bisa menurunkan pasokan mineral kalium tubuh. Dokter biasanya meresepkan diuretik jenis tertentu bersama suplemen kalium atau menyarankan penderita mengonsumi asupan tinggi kalium.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.