Sebuah studi menemukan bahwa dari 6.455 transplantasi hati yang dilakukan pada 2013, hanya 4 persen dari donor yang masih hidup.
Dokter mungkin merekomendasikan transplantasi ortotopik atau heterotopik.
Pada transplantasi ortotopik, hati yang sakit diangkat seluruhnya dan diganti dengan hati donor yang sehat atau segmen hati.
Sementara dalam transplantasi heterotopic, hati yang rusak dibiarkan di tempatnya dan hati yang sehat atau segmen hati dimasukkan.
Meskipun transplantasi ortotopik adalah yang paling umum dipilih atau dilakukan, transplantasi heterotopik mungkin disarankan jika:
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Seorang dokter dapat memilih transplantasi heterotopic jika gagal hati pasien disebabkan oleh kondisi genetik.
Meskipun Anda mungkin hanya menerima sebagian hati dalam prosedur transplantasi, dokter biasanya akan memastikannya cukup besar untuk melakukan semua fungsi yang diperlukan.
Faktanya, ahli bedah transplantasi di University of Pittsburgh memperkirakan bahwa Anda hanya membutuhkan 25 hingga 30 persen hati Anda untuk mempertahankan fungsi normal.
Seiring waktu, hati akan tumbuh ke ukuran normalnya.
Dilansir WebMD, orang yang menerima hati dari donor yang sudah meninggal cenderung melakukan transplantasi dengan seluruh organ.
Sementara orang yang menerima hati dari donor hidup hanya akan mendapat sebagian organ hati.
Beberapa orang memilih opsi ini karena mereka tidak ingin mengambil risiko semakin sakit saat mereka harus menunggu dalam daftar penerima sumbangan hati dari donor.
Meskipun belum begitu umum, donasi hati dari donor hidup terlihat semakin banyak dilakukan sekarang.
Manfaat utama dari donor hati hidup adalah bahwa operasi dapat dijadwalkan pada waktu yang sesuai bagi kedua belah pihak.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Omega 3 Tinggi
Terlebih lagi, hati dapat didonasikan sebelum penerimanya menjadi sakit parah. Ini dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.