KOMPAS.com – Insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur padahal ada cukup waktu untuk melakukannya.
Gangguan tidur in bisa menyebabkan kondisi penderita tidak prima untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
Insomnia di antaranya dapat membuat penderita merasa murung, mudah marah, cemas, dan depresi. Penderita mungkin juga jadi sulit berpikir jernih atau mengingat sesuatu.
Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan
Buruknya kualitas dan kuantitas tidur memang bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk menyasar aspek kesehatan.
Seseorang secara umum butuh 7-8 jam tidur dalam sehari untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Ada banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab insomnia. Penyebab ini bukan hanya bisa terkait dengan masalah mental, tapi juga fisik.
Berikut ini adalah beberapa penyebab insomnia yang perlu diwaspadai:
1. Stres
Melansir WebMD, peristiwa seperti kehilangan pekerjaan atau kematian orang yang dicintai sering menyebabkan sulit tidur atau mendapatkan cukup tidur dalam beberapa malam.
Dokter Anda mungkin menyebut kondisi ini sebagai insomnia akut selama itu dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa malam.
Sementara, kekhawatiran jangka panjang, serta gangguan kecemasan, serangan panik, atau gangguan stres pascatrauma, dapat menyebabkan insomnia kronis yang lebih serius.
Baca juga: 5 Manfaat Meditasi Pernapasan, Cocok untuk Usir Stres Dikala Pandemi
2. Waktu tidur tidak teratur
Jam tubuh yang membingungkan dapat membuat Anda tetap terjaga saat waktunya tidur.
Hal itu mungkin akibat dari waktu tidur yang tidak konsisten, penerbangan panjang dari zona waktu lain, bekerja semalaman, atau berganti shift untuk pekerjaan Anda.
Pada beberapa orang, ritme sirkadian dapat bergeser ke depan atau ke belakang tanpa penyebab yang jelas, yang mengakibatkan kesulitan terus-menerus dalam waktu tidur dan kualitas tidur secara keseluruhan.
3. Gangguan mental
Orang dengan masalah mental, seperti depresi jauh lebih mungkin mengalami masalah tidur, termasuk insomnia.
Begitu juga dengan orang-orang yang mengalami gangguan kecemasan, bipolar, dan obsesif-kompulsif.
Baca juga: 5 Buah yang Bagus untuk Kesehatan Otak
Oleh sebab itu, cara tidur Anda yang berubah bisa memberi petunjuk bagi Anda barangkali Anda tengah mengidap ganguan mental.
Karena tidak jarang seseorang didiagnosis dengan gangguan mental setelah mencari bantuan untuk insomnia.
4. Masalah pernapasan
Mendengkur berat bisa jadi merupakan gejala sleep apnea.
Sleep apnea memotong pernapasan Anda dan bisa sering membangunkan Anda dalam satu malam.
Anda bisa saja tidak mengingatnya, tetapi Anda mungkin merasa pusing keesokan harinya ketika mengalami sleep apnea.
Terkadang sleep apnea terkait dengan berat badan Anda, tetapi tidak selalu.
Alergi hidung dan asma juga bisa mengganggu pernapasan Anda.
Seorang dokter dapat memeriksa Anda untuk kondisi ini, serta membantu mengelola dan mengobatinya.
Baca juga: 7 Cara Sleep Apnea Membahayakan Kesehatan
5. Demensia
Seiring dengan hilangnya ingatan, Alzheimer dan bentuk lain dari demensia dapat mengganggu ketenangan atau membuat gelisah beberapa orang.
Kondisi ini dikenal sebagai "sundown syndrome".
Seseorang yang mengalamnya mungkin akan terlihat bingung, cemas, gelisah, atau agresif menjelang waktu tidur, dan mulai mondar-mandir, kelimpungan, dan bahkan bangun.
Terkadang perilaku ini dapat memudar, tetapi terkadang bisa juga membuat penderita terjaga sepanjang malam.
6. Rasa sakit
Baik dari radang sendi (arthritis), masalah punggung kronis, fibromyalgia, kanker, atau kondisi lain, rasa sakit dapat mencegah Anda dari tidur nyenyak atau mengganggu istirahat Anda.
Sementara, bisa memperumit masalah, bahwa sulit tidur bisa membuat rasa sakit semakin parah hingga menciptakan siklus lingkaran setan.
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi
7. Gatal-gatal
Kondisi seperti psoriasis dan eksim dapat membuat kulit Anda terbakar dan gatal sehingga hanya itu yang dapat Anda pikirkan.
Sementara, jika Anda bisa tertidur, Anda mungkin secara tidak sadar dapat menggaruk kulit begitu keras hingga membangunkan Anda lagi.
Untungnya, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menenangkan kulit Anda.
Jika Anda tidak tahu apa yang menyebabkan gatal, yang terbaik adalah menemui dokter.
8. Penyakit parkinson
Orang dengan penyakit Parkinson cenderung kurang tidur dan bangun lebih sering daripada orang lain pada usia yang sama.
Parkinson mengganggu pensinyalan otak dan saraf, dan Anda lebih mungkin mengalami sleep apnea dan bangun untuk buang air kecil.
Kondisi ini juga tampaknya mengganggu tahap tidur REM yang penting.
Kecemasan dan depresi terkait dapat menyebabkan masalah tidur juga.
Tetapi, obat-obatan yang membantu Anda tidur malah dapat menyebabkan kebingungan tambahan bagi beberapa orang dengan Parkinson.
9. Menopause
Biasanya di usia paruh baya, tubuh wanita secara perlahan akan berhenti membuat progesteron dan estrogen.
Pergeseran keseimbangan hormon, serta perubahan lain yang biasanya terjadi dalam masa menopause dapat membuat wanita lebih sensitif terhadap hal-hal seperti stres yang memengaruhi tidur.
Sementara, hot flash atau perasaan panas yang bisa datang tiba-tiba pada wanita yang sedang menopause dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga membangun mereka dengan kondisi basah kuyup. Perasaan ini bahkan terkadang dapat muncul beberapa kali dalam semalam.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Penuaan Dini akibat Paparan Sinar Matahari
10. Efek samping obat-obatan
Melansir Health Line, obat-obatan untuk alergi, penyakit jantung, hipertensi, masalah tiroid, dan depresi pula dapat menyebabkan insomnia.
Obat-obatan untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penyakit Parkinson juga dapat membuat Anda tetap terjaga, bersama dengan pseudoefedrin yang ditemukan di banyak dekongestan yang dijual bebas.
Tanyakan kepada dokter tentang menyesuaikan atau mengubah obat Anda jika menurut Anda itu memengaruhi tidur Anda.
11. Insomnia primer
Insomnia primer mengacu pada kejadian insomnia yang tidak terkait dengan apa pun tentang lingkungan, kesehatan fisik, atau kesejahteraan mental yang akan menyebabkan masalah tidur.
Dokter berpikir otak beberapa orang bisa tetap lebih waspada atau terlalu waspada saat mereka seharusnya tidur.
Penyebab insomnia primer belum jelas, tapi ini bisa jadi hasil dari beberapa perbedaan fisik, termasuk genetik di otak. Para ahli masih terus mempelajari kemungkinan penyebabnya.
12. Pengaruh kafein, nikotin, dan alkohol
Kafein dan nikotin adalah zat stimulan. Sementara, alkohol dapat mengacaukan pola tidur.
Minum alkohol memang bisa membuat Anda tertidur.
Akan tetapi, minuman ini dapat mencegah tahap tidur jadi lebih nyenyak, sehingga Anda jadi mudah terbangun pada tengah malam.
Alkohol juga bersifat diuretik, yakni bisa membuat Anda sering buang air kecil. Hal ini pun bisa mengganggu kenyamanan tidur Anda di tengah malam, karena perlu bolak-balik ke kamar mandi.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.