Para ahli percaya bahwa kelainan pada ganglia basal dapat menyebabkan ketidakseimbangan tingkat neurotransmiter otak, yang mentransfer pesan dari satu sel ke sel lainnya.
Tingkat neurotransmiter abnormal dapat mengganggu fungsi otak normal, sehingga bisa mengakibatkan tic.
Penyakit parkinson, penyakit huntington, dan kondisi neurologis lainnya mempengaruhi ganglia basal.
Baca juga: Sindrom Kleine-Levine (Sindrom Putri TIdur)
Mengutip Better Health, penyebab pasti sindrom tourette masih menjadi misteri, tetapi penelitian berfokus pada sejumlah kemungkinan, yaitu:
Sindrom tourette tampaknya merupakan kondisi yang diturunkan dari keluarganya.
Seorang anak dari seseorang dengan sindrom tourette memiliki peluang 50 persen untuk mengembangkan kondisi itu pada dirinya.
Anak laki-laki 3 kali lebih mungkin untuk mewarisi kondisi tersebut dari pada anak perempuan.
Bakteri streptokokus dapat menyebabkan berbagai macam infeksi, mulai dari ringan hingga berat dan mengancam jiwa.
Satu teori menyatakan bahwa infeksi streptokokus mungkin bertanggung jawab atas perubahan neurologis yang terkait dengan sindrom tourette.
Senyawa kimia otak (neurotransmitter) tampaknya dimetabolisme secara berbeda pada orang dengan sindrom tourette, terutama pengatur suasana hati, dopamin dan serotonin.
Para peneliti mempertimbangkan sindrom tourette terkait dengan gangguan lain (ADHD dan disleksia) dan perilaku obsesif kompulsif.
Gangguan seperti itu sering muncul bersamaan dengan sindrom tourette.
Baca juga: Sindrom Asherman
Mengutip Mayo Clinic, faktor risiko untuk sindrom Tourette meliputi:
Baca juga: Sindrom Metabolik
Mengutip Medical News Today, sindrom tourette tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang.
Namun kesulitan belajar dapat terjadi, jika penderita sindrom tourette juga menderita ADHD (gangguan pemusatan erhatian/hiperaktivitas), OCD (gangguan obsesif-kompulsif), atau ASD (autism spectrum disorder).
Seorang anak dengan atau tanpa kondisi tambahan ini juga dapat mengalami intimidasi di sekolah, yang dapat membuat belajar di sekolah lebih sulit baik secara sosial maupun akademis.
Sekolah dapat membantu dengan mendidik siswa tentang kondisi tersebut, sehingga mereka dapat lebih memahami teman sekelas yang kebetulan memiliki sindrom tourette.
Orang dengan sindrom tourette mungkin memiliki masalah dengan belajar melalui kebiasaan.
Hal ini dapat mempengaruhi keterampilan, seperti menulis, membaca, atau berhitung.
Seorang anak dengan sindrom Tourette mungkin memerlukan bantuan pendidikan tambahan.
Mengutip Better Health, orang dengan sindrom tourette sering menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Namun, sindrom tourette sering diikuti tantangan perilaku dan sosial yang dapat merusak citra diri, seperti:
Baca juga: Fetal Alcohol Syndrome (FAS) atau Sindrom Alkohol Janin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.