Namun, setiap orang bisa menunjukkan gejala berbeda.
Sebuah tic mungkin bisa berupa:
Gerakan motorik termasuk berkedip, menggelengkan kepala, atau menyentakkan bagian tubuh lainnya.
Orang tersebut mungkin mengucapkan suara, seperti mendengkur, bercicit, atau mengucapkan kata-kata atau frase tertentu.
Ada dua klasifikasi utama tic, yaitu:
Kondisi yang membuat penderita sindrom tourette melakukan gerakan hanya satu otot, atau mengucapkan satu suara.
Gerakannya tiba-tiba, berdurasi pendek, dan sering berulang.
Kondisi yang membuat penderita sindrom tourette melakukan gerakan fisik lebih kompleks, dan tics suara dapat mencakup frasa panjang.
Tic kompleks melibatkan beberapa kelompok otot yang bergerak.
Baca juga: Sindrom Albright
Orang dengan sindrom tourette memiliki kombinasi tic suara dan fisik, yang mungkin sederhana maupun kompleks.
Tic fisik sederhana, contohnya:
Tic suara sederhana, contohnya:
Tic fisik kompleks, contohnya:
Tic suara yang kompleks, contohnya:
Baca juga: Sindrom Mayat Berjalan (Sindrom Cotard)
Kebanyakan orang akan mengalami sensasi yang tidak biasa atau tidak nyaman sebelum timbulnya tic, seperti sebuah peringatan.
Jenis peringatan yang biasanya dirasakan oleh penderita sindrom tourette itu meliputi:
Perasaan terbakar di mata yang hanya berkurang saat berkedip
Meningkatkan ketegangan pada otot yang hanya bisa dikurangi dengan peregangan atau kedutan
Tenggorokan kering yang hanya berkurang dengan mendengus atau berdehem
Gatal di anggota badan atau sendi, di mana satu-satunya bantuan dicapai dengan memutar badan
Situasi yang dapat menyebabkan gejala sindrom tourette memburuk meliputi:
Baca juga: Sindrom Kepala Meledak
Penyebab pasti sindrom tourette tidak diketahui.
Namun mengutip Medical News Today, tampaknya sindrom tourette berasal dari masalah di ganglia basal.
Ganglia basal adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk gerakan tak sadar, emosi, dan pembelajaran.
Keberadaan ganglia basal ini berfungsi untuk mengelola pesan untuk disampaikan atau dikirimkan ke beberapa bagian otak.