Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Makanan untuk Cerdaskan Anak Sejak dalam Kandungan

Kompas.com - 31/01/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Ibu hamil dengan asupan vitamin D yang rendah dapat berpotensi melahirkan bayi dengan level IQ yang rendah.

Sehingga untuk bayi lahir dengan kecerdasan intelektual yang tinggi, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi sejumlah keju dalam menu hariannya.

Baca juga: 5 Makanan untuk Menaikkan Trombosit Anak secara Alami

7. Kacang-kacangan

Zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk mengangkut oksigen ke sel-sel saraf di otak bayi.

Kacang-kacangan mengandung zat besi dalam jumlah yang cukup banyak, itulah sebabnya ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan makanan ini dalam makanan mereka.

Makanan kaya zat besi lainnya yang layak ditambahkan ke dalam menu makanan harian, meliputi:

Ada beberapa makanan yang pantang dikonsumsi ibu hamil, seperti beberapa seafood yang mengandung merkuri tinggi.

  • Bayam
  • Buah tin
  • Ayam
  • Kismis.

8. Susu

Kurangnya kandungan zat besi dalam tubuh ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan keterbelakangan mental dan sangat mempengaruhi perkembangan kognitifnya secara keseluruhan.

Susu membantu mengembangkan fungsi kognitif anak yang sehat dan mendukung perkembangan otaknya sebelum lahir.

Baca juga: Mengapa Anak-Anak Bisa Mengalami Diabetes?

Mengutip Kementerian Kesehatan, nutrisi untuk otak anak dari kandungan sebenarnya sudah bisa dipenuhi dari asupan makanan seimbang yang terdiri dari berbagai nutrisi, meliputi:

1. Karbohidrat

Merupakan sumber energi yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme otak dan proses pembentukan simpai-simpai saraf pada otak bayi dan anak.

Sedangkan karbohidrat yang diperlukan untuk kerja otak adalah dalam bentuk glukosa, yang terdapat pada:

  • Beras
  • Terigu
  • Jagung
  • Sagu
  • Kentang
  • Ubi
  • Oat, dll.

2. Protein

Ilustrasi proteinpiyaset Ilustrasi protein

Selama hamil dibutuhkan protein lebih banyak dibandingkan fase lain di seluruh daur hidup seseorang.

Hal ini disebabkan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin.

Protein disusun oleh asam amino. Sementara, asam amino yang spesifik dibutuhkan untuk otak adalah:

  • Tirosin dan triptopan: diperlukan dalam pembentukan neurotransmitter yang berfungsi menyerap pesan dan mengolahnya, sehingga pesan dapat disampaikan secara optimal.
    Kedua zat tersebut terdapat pada telur, kacang-kacangan, dan susu yang difortifikasi bahan ini.
  • Kolin: membantu fungsi normal otak melalui pembentukan neurotransmitter asetilkolin. Zat ini terdapat pada ASI dan suplemen kolin.

Baca juga: Kenali Penyebab Pneumonia pada Anak

3. Lemak

Ilustrasi kedelai Ilustrasi kedelai

Asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang Pure Unsaturated Fatty Acid (PUFA), yang termasuk di dalamnya asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6 merupakan asam lemak esensial yang dibutuhkan dalam pembentukan membrane sel saraf otak.

Asam lemak omega-3, misalnya asam linoleat, asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA), yang terdapat pada lemak ikan laut.

Sedangkan asam lemak omega-6 terdapat pada lemak biji-bijian (kacang tanah, kenari, kedelai, biji bunga matahari, dan wijen), terdiri dari asam linoleat dan asam arakhidonat (AA).

DHA dan AA harus diperoleh dari luar tubuh, karena tubuh tidak dapat mensintesa sendiri.

4. Vitamin

Ilustrasi vitamin A sebagai vitamin yang larut dalam lemak. Selain vitamin A, vitamin E, vitamin D, dan vitamin K juga termasuk vitamin yang larut dalam lemak.Shutterstock/Evan Lorne Ilustrasi vitamin A sebagai vitamin yang larut dalam lemak. Selain vitamin A, vitamin E, vitamin D, dan vitamin K juga termasuk vitamin yang larut dalam lemak.

Semua jenis vitamin dibutuhkan oleh tubuh, tetapi ada vitamin-vitamin yang bekerja membantu otak, yaitu:

Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin membantu pertumbuhan organ dan sistem saraf pusat pada anak dari dalam kandungan.

Sumber vitamin B1 terdapat pada segala jenis makanan:

Padi-padian
Bahan yang difortifikasi, seperti roti, sereal, wheat, dan pasta.

  • Defisiensi (kekurangan) tiamin menyebabkan:
  • Keletihan
  • Lemah daya ingat
  • Kekacauan mental
  • Penyimpangan perilaku
  • Cepat marah.

Baca juga: 13 Gejala Pneumonia pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com