Misalnya, mereka yang dirawat karena penyakit autoimun atau mereka yang telah menjalani transplantasi organ.
Penyakit autoimun terjadi karena sistem kekebalan melihat jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan menyerang mereka, seperti kuman.
Baca juga: 9 Gejala Kanker Serviks, Wanita Perlu Tahu
Mengutip Cancer.org, klamidia adalah jenis bakteri yang relatif umum yang dapat menginfeksi sistem reproduksi.
Klamidia menyebar melalui kontak seksual.
Beberapa penelitian telah melihat risiko kanker serviks yang lebih tinggi pada wanita yang pernah atau sedang terinfeksi klamidia berdasarkan tes darah dan lendir serviks.
Studi tertentu menunjukkan bahwa bakteri klamidia dapat membantu HPV tumbuh dan hidup di leher rahim yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Mengutip Cancer.org, ada bukti bahwa menggunakan kontrasepsi oral (OC) untuk waktu yang lama meningkatkan risiko kanker serviks.
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker serviks meningkat pada seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi oral.
Namun risikonya turun kembali setelah kontrasepsi oral dihentikan, dan kembali normal beberapa tahun setelah penghentian.
Namun, Anda perlu mendiskusikan lebih jauh kepada dokter ahli tentang manfaat penggunaan kontrasepsi oral yang mungkin lebih besar dari pada potensi risikonya.
Baca juga: Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Mengutip Cancer.org, wanita yang telah hamil 3 kali atau lebih memiliki risiko terkena kanker serviks.
Beberapa penelitian menunjukkan perubahan hormonal selama kehamilan sebagai kemungkinan membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan kanker.
Namun, ada anggapan lain bahwa wanita hamil mungkin memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, sehingga memungkinkan infeksi HPV dan pertumbuhan kanker serviks.
Mengutip Cancer.org, wanita memiliki kehamilan pertama di usia di bawah 20 tahun, lebih berisiko terkena kanker serviks dibandingkan wanita yang hamil di usia 25 tahun ke atas.
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Kanker Serviks dan Ovarium
Mengutip Cancer.org, faktor ekonomi juga bisa terkait dengan faktor risiko seorang wanita terinfeksi kanker serviks.
Hal itu karena kecenderungan wanita berpenghasilan rendah tidak memiliki akses mudah ke layanan perawatan kesehatan vagina yang memadai.
Seperti, skrining kanker serviks dengan tes Pap dan tes HPV.
Sehingga, mereka tidak dapat diskrining atau dirawat untuk pra-kanker serviks.
Mengutip Cancer.org, wanita yang pola makannya tidak menyertakan cukup buah dan sayuran mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks
Mengutip Cancer.org, DES adalah obat hormonal yang diberikan kepada beberapa wanita antara tahun 1938 dan 1971 untuk mencegah keguguran.