KOMPAS.com - Gula darah tinggi yang dikenal juga sebagai hiperglikemia merupakan faktor berbahaya dari diabetes, yang dijuluki sebagai "silent killer".
Mengutip Kementerian Kesehatan, normalnya kadar gula darah sewaktu (GDS)/tanpa puasa kurang dari 200 mg/dl, lalu gula darah puasa (GDP) kurang dari 126 mg/dl.
Gula darah tinggi dapat terjadi karena berbagai penyebab, salah satunya yang umum adalah kebiasaan hidup Anda, seperti hobi makan terlalu manis dan malas bergerak.
Oleh karena itu, salah satu cara mengatasi gula darah tinggi yang sangat penting adalah mengubah kebiasaan.
Baca juga: 7 Kebiasaan Pemicu Kanker Kulit yang Harus Diwaspadai
Berikut beberapa kebiasaan untuk mengatasi gula darah tinggi yang dapat Anda coba terapkan:
Mengutip Everyady Health, titik awal untuk mengatasi gula darah tinggi adalah membatasi asupan karbohidrat antara 200-245 gram per hari.
Namun secara presisi, asupan karbohidrat yang setiap orang harus disesuaikan dengan usia, berat badan, dan aktivitas harian.
Banyak sumber karbohidrat ada roti, kentang, pasta, juga buah-buahan, sayuran, dan permen.
Salah satu cara untuk mengendalikan asupan karbohidrat adalah dengan makan dalam jumlah sedang dan teratur.
Ini membantu mengatur kadar gula darah Anda stabil, mencegah naik turun drastis.
Disarankan untuk menghindari makan sedikit-sedikit saat pagi dan siang hari, kemudian melampiaskannya untuk makan besar di malam hari.
Mengutip Healthline, beberapa tips untuk mengelola porsi makan dan membatasi asupan karbohidrat:
Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Pemicu Nyeri Sendi yang Harus Dihindari
Mengutip Everyady Health, serat dapat mengatasi gula darah tinggi dengan menstabilkan kadarnya.
Dalam masalah ini, mengkonsumsi lebih banyak makan berserat itu adalah kebiasaan yang baik.
Studi telah menemukan bahwa makan tinggi serat dapat mengurangi kejadian diabetes tipe 2 sebesar 15-19 persen dibandingkan, jika Anda diet rendah serat.
Selain itu, serat juga bermanfaat dalam mangelola berat badan dan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Mengutip Healthline, ada 2 jenis serat, yaitu larut dan tidak larut.
Meski keduanya penting, serat larut secara eksplisit telah terbukti meningkatkan pengelolaan gula darah. Sedangkan, serat tidak larut belum terbukti memiliki efek yag sama.
Anda akan menemukan serat dalam makanan nabati seperti raspberry, kacang polong, dan biji-bijian. Polong-polongan adalah sumber serat yang baik.
Orang dengan diabetes tipe 2 yang makan setidaknya secangkir polong-polongan (kacang polong, buncis, dan lentil) setiap hari selama 3 bulan hasilnya memiliki kadar glukosa darah lebih rendah, yang diukur dengan tes A1C.
Selain itu, polong-polongan merupakan sumber folat yang sangat baik, karena mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, komplikasi diabetes, menurut National Institutes of Health.
Menurut Mayo Clinic, asupan serat ideal untuk pria 30-38 gram per hari dan wanita 21-25 gram per hari.
Baca juga: 5 Kebiasaan Penyebab Kanker Serviks yang Sebaiknya Dihindari Wanita