KOMPAS.com - Semua sumber protein dibutuhkan untuk mencegah stunting pada anak.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak balita (bawah 5 tahun) yang diakibatkan kurang gizi kronis serta infeksi berulang.
Dokter spesialis anak, dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M.Sc, Sp.A mengatakan bahwa stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar.
Baca juga: Nyale, Sumber Protein Hewani Alternatif Khas NTB untuk Cegah Stunting
Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi stunting pada anak dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik.
Asupan protein adalah salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk mencegah stunting.
Merujuk pada Kementerian Kesehatan RI, anak memiliki kebutuhan protein sebagai berikut berdasarkan usia, berat badan, dan tinggi badan ideal agar terhindar dari stunting:
Baca juga: Cara Pemprov NTB Turunkan Angka Stunting
Sementara, ada dua jenis protein yang perlu dipertimbangkan untuk diberikan kepada anak, yaitu protein hewani dan nabati.
Namun, pada dasarnya semua protein memiliki fungsi yang sama sebagai berikut:
Artikel ini akan membahas perbedaan protein hewani dan nabati untuk mencegah stunting pada anak.
Baca juga: Asa Pemulung TPA Kebon Kongok Lombok Barat Lepas dari Jeratan Stunting
Protein hewani adalah protein yang didapat dari sumber hewan, contohnya ayam, daging sapi, ikan, hingga cacing laut (nyale).
Dikutip dari Medical News Today, protein hewani mirip dengan yang ada di tubuh manusia, sehingga dianggap sebagai sumber protein lengkap.
Protein hewani mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
Sumber protein hewani bisanya juga kaya nutrisi lain, seperti vitamin B12 dan D, serta asam lemak omega-3, dan zat besi heme, yang tidak ditemukan pada tumbuhan.
Konsumsi protein hewani mendorong pertumbuhan otot tanpa lemak dan mengurangi kehilangan otot di usia tua.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan bahwa protein hewani yang mengandung banyak nutrisi sebenarnya juga lebih mudah dicerna oleh tubuh anak.
Baca juga: Perbaikan Gizi dan Pola Asuh Selama 3 Bulan Sukses Turunkan Stunting
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya