KOMPAS.com - Kentut sebenarnya hal yang normal dan menandakan bahwa pencernaan kita bekerja dengan baik.
Sayangnya, beberapa kondisi terkadang membuat kita harus menahan kentut karena merasa malu jika harus buang gas di dekat banyak orang.
Nah, kita-kira apa yang terjadi jika kita menahan kentut? Apakah sehat jika kita sering menahan kentut?
Baca juga: Mengapa Kita Harus Kentut Setelah Operasi? Simak Faktanya...
Saat Anda kentut, gas bergerak dari usus ke rektum, lalu keluar melalui anus.
Tetapi jika Anda mengencangkan otot sfingter anus (otot yang mungkin juga Anda kencangkan jika menahan buang air besar), Anda biasanya dapat menahan kentut untuk jangka waktu tertentu.
Setelah mengencangkan otot sfingter Anda, tekanan akan mulai terbentuk pada gas di sistem pencernaan Anda.
Anda mungkin mengalami beberapa gejala jangka pendek saat menahan kentut, termasuk nyeri, kembung, dan rasa tidak nyaman.
Anda juga akan bisa merasakan gelembung gerakan gas bergerak di sekitar sistem pencernaan Anda.
Gas ini bisa diserap kembali oleh sistem darah di tubuh dan pada akhirnya akan dikeluarkan saat Anda bernapas.
Namun, sebagian besar gas akan tetap berada di bawah tekanan di dalam tubuh Anda sampai Anda akhirnya dapat mengeluarkannya melalui kentut atau sendawa.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Perut Kembung dan Kentut Terus
Kentut sembarangan memang memalukan dan termasuk hal yang tak sopan.
Namun menahan kentut, meski hanya jangka pendek, bisa memicu rasa tidak nyaman, kembung, gangguan pencernaan, maag, dan nyeri. Sebagai antisipasi, berikut bahaya terlalu sering menahan kentut:
Pada tahun 1970-an, para ahli menemukan bahwa kebiasaan menahan kentut dapat memicu divertikulitis.
Diverkulitis adalah peradangan atau pembengkakan kantong yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan.
Divertikulitis bisa parah dan dapat menyebabkan infeksi jika tidak ditangani.
Baca juga: 4 Penyebab Kentut Berlebihan