Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Perbedaan Hepatitis B dan HIV yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 16/12/2023, 18:00 WIB
Agustin Tri Wardani,
Ria Apriani Kusumastuti

Tim Redaksi

Berbeda dengan gejala hepatitis B, penyakit HIV akan memunculkan gejala dalam tiga tahap, di mana gejala tahap pertama HIV lah yang hampir mirip dengan gejala hepatitis B.

Melansir WebMd, beberapa orang tidak langsung bisa mengetahui kapan mereka terinfeksi HIV.

Namun, penderita HIV mungkin menunjukkan gejala dalam waktu dua hingga empat minggu setelah tertular virus.

Adanya gejala ini merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melakukan perlawanan yang disebut dengan sindrom retroviral akut atau infeksi HIV primer.

Gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya, dan kerap disamakan dengan flu. Gejala tersebut biasanya bertahan satu atau dua minggu dan kemudian hilang. Tanda-tanda awal HIV meliputi:

    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Sakit otot
    • Sakit tenggorokan
    • Pembengkakan kelenjar getah bening
    • Ruam merah yang tidak gatal, dan biasanya muncul di badan
    • Demam
    • Bisul atau luka di mulut, kerongkongan, anus, atau alat kelamin

Jika Anda mengalami gejala seperti ini dan mungkin pernah melakukan kontak dengan pengidap HIV dalam dua hingga enam minggu terakhir, Anda diimbau untuk segera melakukan tes HIV. 

Baca juga: 6 Penyebab Hepatitis B, Termasuk dari Ibu Hamil

  • Perbedaan risiko tertular

Dokter Iman menjelaskan jika terdapat perbedaan penularan virus hepatitis B dengan HIV berdasarkan suatu penelitian yang fokus meneliti penularan virus melalui jarum suntik (needle stick injury).

"Hepatitis B punya risiko 30-40 persen. Artinya, jarum suntik bekas hepatitis B jika tertusuk pada 100 orang maka 40-46 diantaranya akan positif tertular. Sedangkan hanya HIV 0,3 persen, di mana jika 1.000 orang yang tertusuk jarum suntik bekas HIV, maka 3 orang yang positif," ujarnya.

Menurut penjelasan tersebut, cara penularan hepatitis B melalui jarum suntik risikonya lebih besar dibandingkan penularan HIV dengan jalur yang sama.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Hepatitis B, Tak Hanya Vaksin

  • Perbedaan diagnosis

Perbedaan kedua penyakit ini juga dapat diketahui melalui cara diagnosisnya.

Melansir Australian Family Physician, diagnosis infeksi virus hepatitis B (HBV) dapat dilakukan melalui tes serologis yang merupakan pemeriksaan darah untuk deteksi antibodi, yaitu:

    • Tes antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)
    • Tes antibodi permukaan hepatitis B (anti-HBs)
    • Tes antibodi inti hepatitis B (anti-HBc)

Hasil tes seseorang dengan HBsAg yang positif menunjukkan adanya infeksi HBV pada tubuh.

Alasan untuk menjalami tes HBsAg, anti-HBs dan anti-HBc pada pasien yang berisiko terinfeksi HBV adalah untuk mengategorikan pasien berdasarkan status hepatitis B, apakah mereka rentan, kebal melalui vaksinasi, atau mengalami infeksi HBV yang kronis.

Sedangkan melansir Mayo Clinic, cara diagnosis HIV dapat diketahui melalui melalui tes darah atau air liur, meliputi:

    • Tes antigen yang biasanya melibatkan pengambilan darah dari vena dan biasanya dapat dideteksi dalam beberapa minggu setelah terpapar HIV
    • Tes antibodi untuk mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau air liur dan biasanya memakan waktu tiga hingga 12 minggu untuk dapat dideteksi positif setelah terpapar virus
    • Tes asam nukleat (NAT) yang akan mengecek virus yang ada dalam darah (viral load) yang akan dilakukan jika Anda terpapar HIV dalam beberapa minggu terakhir karena dapat dengan cepat memberikan hasil tes.

Beberapa perbedaan tersebut perlu dipahami karena penyakit hepatitis B dan HIV kerap dianggap sama.

Baca juga: 3 Beda Hepatitis B dan C yang Perlu Diketahui

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau