Berbeda dengan gejala hepatitis B, penyakit HIV akan memunculkan gejala dalam tiga tahap, di mana gejala tahap pertama HIV lah yang hampir mirip dengan gejala hepatitis B.
Melansir WebMd, beberapa orang tidak langsung bisa mengetahui kapan mereka terinfeksi HIV.
Namun, penderita HIV mungkin menunjukkan gejala dalam waktu dua hingga empat minggu setelah tertular virus.
Adanya gejala ini merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melakukan perlawanan yang disebut dengan sindrom retroviral akut atau infeksi HIV primer.
Gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya, dan kerap disamakan dengan flu. Gejala tersebut biasanya bertahan satu atau dua minggu dan kemudian hilang. Tanda-tanda awal HIV meliputi:
Jika Anda mengalami gejala seperti ini dan mungkin pernah melakukan kontak dengan pengidap HIV dalam dua hingga enam minggu terakhir, Anda diimbau untuk segera melakukan tes HIV.
Baca juga: 6 Penyebab Hepatitis B, Termasuk dari Ibu Hamil
Dokter Iman menjelaskan jika terdapat perbedaan penularan virus hepatitis B dengan HIV berdasarkan suatu penelitian yang fokus meneliti penularan virus melalui jarum suntik (needle stick injury).
"Hepatitis B punya risiko 30-40 persen. Artinya, jarum suntik bekas hepatitis B jika tertusuk pada 100 orang maka 40-46 diantaranya akan positif tertular. Sedangkan hanya HIV 0,3 persen, di mana jika 1.000 orang yang tertusuk jarum suntik bekas HIV, maka 3 orang yang positif," ujarnya.
Menurut penjelasan tersebut, cara penularan hepatitis B melalui jarum suntik risikonya lebih besar dibandingkan penularan HIV dengan jalur yang sama.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Hepatitis B, Tak Hanya Vaksin
Perbedaan kedua penyakit ini juga dapat diketahui melalui cara diagnosisnya.
Melansir Australian Family Physician, diagnosis infeksi virus hepatitis B (HBV) dapat dilakukan melalui tes serologis yang merupakan pemeriksaan darah untuk deteksi antibodi, yaitu:
Hasil tes seseorang dengan HBsAg yang positif menunjukkan adanya infeksi HBV pada tubuh.
Alasan untuk menjalami tes HBsAg, anti-HBs dan anti-HBc pada pasien yang berisiko terinfeksi HBV adalah untuk mengategorikan pasien berdasarkan status hepatitis B, apakah mereka rentan, kebal melalui vaksinasi, atau mengalami infeksi HBV yang kronis.
Sedangkan melansir Mayo Clinic, cara diagnosis HIV dapat diketahui melalui melalui tes darah atau air liur, meliputi:
Beberapa perbedaan tersebut perlu dipahami karena penyakit hepatitis B dan HIV kerap dianggap sama.