Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2021, 12:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lumpuh otak atau cerebral palsy merupakan gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi otot.

Kondisi ini dapat terjadi saat masih dalam kandungan, proses persalinan, setelah kelahiran dan bertahan hingga dewasa.

Baca juga: Cara Mencegah Cerebral Palsy Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Gejala

Perlu dipahami bahwa pada sebagian besar kasus lumpuh otak biasanya akan menunjukan gejala sebelum mencapai usia 3 atau 4 tahun.

Berdasarkan NHS, berikut tanda-tanda atau gejala yang perlu Anda waspadai, antara lain:

  • Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik)
  • Terlambatnya perkembangan atau kesulitan berbicara
  • Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh
  • Otot kaku atau sangat lunglai
  • Tremor
  • Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol
  • Kurang responsif terhadap sentuhan atau rasa nyeri
  • Mengompol berkelanjutan
  • Gangguan kecerdasan
  • Air liur berlebihan
  • Kesulitan dalam menelan
  • Kurangnya koordinasi otot
  • Kesulitan berjalan
  • Kejang
  • Kesulitan melihat dan mendengar
  • Cacat intelektual
  • Kondisi kesehatan mental
  • Inkontinensia urine

Baca juga: 7 Makanan yang Penting untuk Perkembangan Otak Anak

Pada kondisi ini, menerima diagnosis dan pengobatan dini menjadi sangat penting karena beberapa gejala dapat memburuk jika tidak ditangani secara agresif.

Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, lumpuh otak disebabkan oleh gangguan perkembangan otak yang dapat terjadi dari sebelum anak lahir.

Akan tetapi, tidak sedikit kasus lumpuh otak yang sulit untuk diketahui penyebab pastinya.

Melansir Healthline, berikut faktor-faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan otak meliputi:

  • Kekurangan oksigen ke otak selama persalinan
  • Mutasi gen yang mengakibatkan perkembangan otak abnormal
  • Penyakit kuning pada bayi
  • Perdarahan ke dalam otak
  • Cedera kepala traumatis
  • Infeksi ibu yang mempengaruhi janin yang sedang berkembang
  • Infeksi bayi yang menyebabkan peradangan di dalam atau di sekitar otak
  • Gangguan suplai darah ke otak janin

Faktor risiko

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko lumpuh otak berdasarkan beberapa kondisi.

Baca juga: Hati-Hati, 4 Masalah Kesehatan yang Sering Mengintai Otak

Penyakit ibu

Infeksi tertentu atau paparan racun selama kehamilan dapat meningkatkan risiko lumpuh otak pada bayi. Contohnya seperti:

  • Sitomegalovirus, menyebabkan gejala flu dan dapat menyebabkan cacat lahir
  • Campak, dapat merusak sistem saraf bayi yang sedang berkembang
  • Infeksi virus Zika, menyebabkan ukuran kepala lebih kecil dari biasanya
  • Sipilis, infeksi bakteri menular seksual
  • Toxoplasmosis

Penyakit bayi

  • Peradangan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang
  • Penyakit kuning yang parah atau tidak diobati
  • Pendarahan ke otak

Kehamilan dan kelahiran

  • Kelahiran sungsang, ketika bokong atau kaki bayi keluar lebih dulu
  • Berat badan lahir rendah
  • Kelahiran bayi kembar atau triplet
  • Lahir prematur
  • Kesehatan fisik bayi saat lahir rendah
  • Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dengan bayinya

Jenis

Terdapat berbagai jenis lumpuh otak yang menyebabkan gangguan gerak tertentu.

Baca juga: 5 Buah yang Bagus untuk Kesehatan Otak

Menurut Healthline, berikut jenis-jenis lumpuh otak yang perlu Anda ketahui:

  • Spastik
    Kondisi paling umum yang menyebabkan otot kaku dan refleks berlebihan, sehingga banyak penderitanya memiliki kelainan berjalan, kelemahan otot, atau kelumpuhan
  • Diskinetik
    Kesulitan mengendalikan gerakan tubuh mereka sehingga menyebabkan gerakan abnormal yang tidak disengaja, kesulitan berjalan, duduk, menelan, atau berbicara
  • Hipotonik
    Menyebabkan sedikit kendali atas kepala dan kesulitan bernapas. Seiring bertambahnya usia, penderitanya kemungkinan akan kesulitan untuk duduk tegak karena otot mereka melemah
  • Ataksik
    Kondisi paling tidak umum yang ditandai dengan gerakan otot tidak teratur, kikuk, atau tersentak-sentak sehingga penderitanya akan kesulitan berjalan, menggenggam benda, atau menulis
  • Campuran
    Penderita mengalami campuran lumpuh otak spastik dan diskinetik

Tingkatan

Berikut lima tingkat lumpuh otak berdasarkan Healthline, yaitu:

  • Tingkat 1, penderita mampu berjalan tanpa batasan
  • Tingkat 2, berjalan jauh tanpa batasan, tetapi tidak dapat berlari atau melompat
  • Tingkat 3, duduk dengan sedikit bantuan dan berdiri tanpa bantuan sama sekali
  • Tingkat 4, mampu berjalan, bergerak, dan duduk dengan menggunakan alat bantu
  • Tingkat 5, membutuhkan bantuan untuk mempertahankan posisi kepala dan lehernya

Baca juga: 5 Makanan untuk Dongkrak Fungsi Otak agar Cerdas dan Tak Mudah Lupa

Diagnosis

Dokter akan mengevaluasi gejala, meninjau riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan memantau pertumbuhan atau perkembangan.

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut serangkaian tes untuk memastikan kondisi lumpuh otak:

  • Uji pencitraan, untuk melihat area otak yang rusak atau berkembang tidak normal. Sejumlah uji pencitraan yang dapat dilakukan adalah MRI, CT scan, dan USG
  • Elektroensefalografi (EEG), mengevaluasi kondisi lebih lanjut jika dicurigai mengalami kejang
  • Tes laboratorium darah, urine atau kulit untuk menyaring masalah genetik atau metabolisme

Komplikasi

Berdasarkan Healthline, berikut komplikasi yang dapat terjadi akibat kondisi lumpuh otak, meliputi:

  • Kesulitan berkomunikasi
  • Kekurangan nutrisi akibat sulit menelan makanan
  • Kelainan bentuk tulang belakang 
  • Penyakit osteoartritis
  • Otot terkunci pada posisi yang menyakitkan
  • Kepadatan tulang yang buruk yang dapat membuat tulang mudah patah
  • Masalah gigi
  • Stres dan depresi
  • Penyakit paru-paru
  • Gangguan bicara dan penglihatan

Baca juga: Ahli Ungkap Covid-19 Juga Berdampak Pada Otak dan Sistem Saraf

Perawatan

Tujuan perawatan adalah untuk memperbaiki keterbatasan dan mencegah komplikasi.

Merangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, berikut rangkaian perawatan terhadap kondisi lumpuh otak.

Obat-obatan

Digunakan untuk mengurangi ketegangan otot, meredakan nyeri atau melemaskan otot yang kaku, agar penderita lebih mudah untuk bergerak.

Dokter kemungkinan juga akan memberikan suntik botox setiap 3 bulan. Sedangkan untuk kaku otot yang terjadi di seluruh tubuh, dokter akan meresepkan diazepam dan baclofen.

Terapi

  • Terapi fisik, membantu kekuatan, kelenturan, keseimbangan, perkembangan motorik dan mobilitas
  • Terapis okupasi, membantu mendapatkan kemandirian dalam kegiatan dan rutinitas sehari-hari
  • Terapi bicara, meningkatkan kemampuan untuk berbicara dengan jelas atau berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat
  • Terapi rekreasi, meningkatkan keterampilan motorik, bicara, dan kesejahteraan emosional

Baca juga: Tak Bisa Jawab 6 Pertanyaan Ini? Tanda Otak Alami Penurunan Fungsi

Operasi

Operasi mungkin diperlukan untuk mengurangi ketegangan otot atau memperbaiki kelainan tulang. Contohnya:

  • Bedah ortopedi, menempatkan lengan, pinggul, atau kaki mereka pada posisi yang benar
  • Selective dorsal rhizotomy (SDR), untuk mengatasi nyeri dan kaku otot dengan memotong salah satu saraf tulang belakang

Pencegahan

Menurut Healthline, umumnya sebagian besar masalah yang menyebabkan lumpuh otak tidak dapat dicegah.

Namun, Anda dapat melakukan vaksinasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan otak janin, menerima perawatan prenatal yang memadai, dan melakukan kontrol teratur dengan dokter selama kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan infeksi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com