KOMPAS.com - Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menyerang seluruh organ tubuh.
Ketika terinfeksi bakteri tubuh akan memunculkan gejala, seperti demam, batuk, hingga tanda peradangan.
Salah satu penyakit akibat infeksi bakteri adalah aktinomikosis.
Baca juga: 3 Cara Menjaga Si Kecil yang Baru Lahir Dari Paparan Virus dan Bakteri
Aktinomikosis (actinomycosis) adalah penyakit kronis langka yang disebabkan penyebaran bakteri Actinomyces pada berbagai organ tubuh.
Aktinomikosis menyebabkan munculnya luka, abses, atau peradangan pada bagian tubuh yang terinfeksi akibat penyebaran infeksi dari bagian tubuh lain.
Aktinomikosis dapat memengaruhi kulit atau jaringan yang lebih dalam, termasuk darah.
Seseorang yang memiliki bakteri Actinomyces dalam tubuhnya tetapi memiliki jaringan yang sehat dan bakteri menetap di satu tempat tidak menimbulkan penyakit.
Namun, jika kondisi berlanjut dan jaringan mengalami peradangan dan terdapat nanah dapat menyebabkan timbulnya abses, kematian jaringan, dan gigi berlubang.
Dikarenakan bakteri Actinomyces tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia, infeksi yang terjadi setelah kerusakan jaringan tidak menular.
Aktinomikosis biasanya muncul di bagian tubuh seperti:
Aktinomikosis juga dapat muncul di bagian tubuh lain jika kerusakan jaringan dari area awal menyebar dan menginfeksi ke bagian lain dari tubuh.
Baca juga: Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri
Mengutip dari Healthline, aktinomikosis disebabkan oleh infeksi bakteri Actinomyces, meliputi:
Bakteri Actinomyces secara alami hidup di lapisan mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, saluran kemih, dan saluran genital wanita.
Bakteri ini hidup tidak berbahaya di dalam tubuh tetapi menjadi berbahaya jika menyebar keluar dari jaringan biasanya.
Hal ini terjadi dapat dikarenakan tubuh terserang penyakit tertentu atau karena adanya kerusakan jaringan akibat cedera atau pembedahan.
Dikarenakan normalnya bakteri ini berada di hidung dan tenggorokan, menyebabkan aktinomikosis paling sering menyerang wajah dan leher.
Terkadang infeksi juga dapat terjadi pada dada (aktinomikosis paru), perut, panggul, atau area tubuh lainnya.
Jika terdapat kerusakan gigi atau mengalami penyakit gusi juga dapat menyebabkan aktinomikosis.
Baca juga: Membedakan Sinusitis Akibat Infeksi Virus dan Bakteri
Bakteri Actinomyces menyebabkan abses, memunculkan benjolan keras berwarna merah hingga ungu kemerahan pada organ yang terinfeksi.
Nantinya, abses akan menembus permukaan kulit untuk menghasilkan saluran sinus yang mengering.
Pada kasus yang parah aktinomikosis menyebabkan kulit pecah akibat mengeluarkan banyak nanah.
Aktinomikosis dapat berwujud dalam berbagai bentuk, bahkan menyerupai infeksi lain termasuk tumor.
Melansir Medline Plus, gejala umum yang biasanya dirasakan penderita aktinomikosis diantaranya adalah:
Dikarenakan aktinomikosis dapat terjadi di berbagai bagian tubuh menyebabkan gejala yang muncul juga disesuaikan dengan tempat infeksi.
Baca juga: Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri
Aktinomikosis yang terjadi di daerah mulut memiliki gejala tambahan meliputi:
Aktinomikosis yang terjadi di dada memiliki gejala tambahan seperti:
Aktinomikosis yang terjadi di perut memiliki gejala tambahan seperti:
Aktinomikosis yang terjadi di daerah panggul memiliki gejala tambahan seperti:
Untuk mendiagnosis aktinomikosis dokter akan melakukan beberapa tes seperti:
Baca juga: Mengenal Infeksi Listeria akibat Kontaminasi Bakteri di Jamur Enoki
Pasien aktinomikosis dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Penisilin adalah jenis antibiotik yang paling sering digunakan untuk mengobati aktinomikosis karena bakteri Actinomyces sensitif terhadap obat ini.
Selain penisilin, antibiotik lain yang dapat mengobati aktinomikosis diantaranya:
Dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk mengeringkan abses atau mengangkat bagian yang terinfeksi.
Baca juga: Terlihat Sama, Apa Beda Virus dan Bakteri?
Salah satu cara untuk mencegah aktinomikosis adalah dengan menjaga dan merawat kebersihan mulut dengan baik dan benar.
Lakukan konsultasi rutin dengan dokter gigi dapat membantu mencegah aktinomikosis khususnya yang terjadi di daerah mulut.
Selain itu, mengutip dari Medical News Today, metode berikut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko pengembangan aktinomikosis:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.